Chereads / Rahasia Hidup Gadis Cantik / Chapter 6 - Tinta Pena Menyisakan Luka

Chapter 6 - Tinta Pena Menyisakan Luka

Tinta Pena itu "Sakit" !!!!

Dan Menulis itu adalah "luka "

Motivation || Author🌻

Tinta Pena

Tinta pena itu "Sakit" !!!

Dan Menulis itu adalah "luka" !!!

Tinta itu menggoreskan luka, membuat garis, membuat bayangan, membuat bekas yang dalam dan menyakitkan.

Ketika tinta pena bergerak menuliskan kata demi kata, goresan sakit itu selalu mengingatkan.

Tinta Pena dan Penulis - Mereka berdua menyampaikan hal yang tak tersampaikan.

★

★

★

★

★

Belajarlah untuk menjadi sosok yang kamu butuhkan. Bila hidupmu butuh menjadi sosok dewasa, maka belajarlah untuk itu. Bila hidupmu butuh sosok yang kuat dan tegar, maka belajarlah untuk itu. Sejatinya hidup mrmanglah tempat belajar, dan belajar adalah bagian dari hidup.

Author

Di pagi hari

Setelah pulang dari rumah sakit, kedaan dirumah tak begitu membaik. Terutama Kakak pertama dan Zaka yang menginginkan Adik perempuannya ini pindah.

"Ire ikut kakak ya pinda sekolah" Santun kakak pertama.

"Jangan terburu-buru, kalian harus memikirkan kondisi Ire" jawab mama.

"Sejak kapan kata peduli itu ada?" saut Zaka.

"Zaka cukup !!! dimana sopan santun kamu" saut papa.

"Lantas dimana rasa peduli kalian itu ada, ketika kalian hampir menghilangkan hidup seseorang !? apa kalian ada peduli? ha ha TIDAK SAMA SEKALI ada !!!" bentak Zaka.

Keributan kembali terjadi, sehingga mereka tidak memikirkan dampak efek yang akan di terima Ire. Keributan ini membuat tingkat Emosional Ire menjadi tidak stabil.

"Apa aku melakukan kesalahan ?" sambil meneteteskan air mata, Ire tidak tahan melihat keadaan kakak dan orangtuanya yang selalu berdebat tentang dirinya.

"Kenapa aku begitu buruk untuk kalian, tidak bisa kah kalian mengerti aku?"

"Apakah aku sebegitu sial untuk kalian? tolong jawab aku"

"Aku ga mau situasi ini, tolong jangan lakukan ini, aku mohonnn, tolong jangan ribut lagi"

"Aku mohon"



"Aku mohon" Ire memohon sambil menekuk lututnya dan mengangkat kedua tangannya untuk memohon agar mereka berhenti berdebat.

Suasana menjadi diam, kakak pertama dan Zaka tak dapat menahan hati melihat keadaan Ire yang tiba-tiba menekuk dagu.

Dipeluknya Ire sambil meneteskan air mata.



"Maaf, Maafin kakak "

"Maafin kakak"

"Maafin kakak, yang gabisa menjaga dan mencegah air mata it jatuh"

"Tolong maafin kakak"

"Air mata itu menyakitkan, tolongg jangan menangis"

Hal yang paling tak kuasa di tahan Zaka adalah melihat Ire menangis, baginya Ire adalah segalanya untuknya.

"Kumohon berdiri lah kakak ga akan makdain kamu apa pun lagi" zaka menangis memohon kepada Ire dengan suara lembut, tak berdaya.

Tolong jangan menangis Air mata itu menyiksa.

Tolong berhenti menangis Air mata itu menyisahkan perih. . . . .

"Aku ga akan tinggal disini"

Di dalam hatinya.

• Aku tidak bisa bertahan dengan Egoko sendiri, mungkin pergi adalah salah satu cara terbaik, Menjauh agar dari kalian , tuhan maafkan aku.

"Aku juga gak akan tinggal di tempat kakak dan Zaka"

"Aku akan pinda tpi aku akan hidup dan tinggal sendri"

• Dengan begini aku harap ga akan ada lagi goresan tinta pena yang sakit.

Tinta pena itu kembali menggores sejarah luka di dalam buku.

Tulisan itu selalu mengingat bahwa setiap luka itu adalah cerminan dan gambaran dari diri kita sendiri untuk masa depan.

Belajarlah dari Masalah Karena Masalah dapat mengajarkan kita untuk tetap berusaha menjadi orang selalu kuat dan sabar ! karena hidup ini keras ! hidup ini tidak selalu bercerita BAHAGIA :-)