Aku dan waktu
Ini adalah cerita tentang waktu .
Waktu ? Kenapa dengan waktu ?
Kenapa dengan waktu ? karena dengan waktu kamu dapat menentukan siapa diri kamu dengan kualitas yang sebenarnya.
Waktulah yang dapat mengetahui siapa dirimu, untuk apa kamu hidup, apa yang harus kamu lakukan dihidupmu ? tidak ada yang bias menentukan siapa kamu, kecuali diri kamu sendiri bersama waktu.
Lalu bagaimana ?
Tetaplah berjalan dengan pergerakan dan perpindahan waktu di bumi, nanti disana kamu akan menemukan jati dirimu bersama waktu.
-ANT
*******
Waktu malam di bumi itu sangat singkat bagiku yang hanya segelintir pasir di muka bumi ini, tidaklah mudah untuk menemukan jati diriku sendiri. Bagaikan tinta pena hatiku belum pulih kembali sepenuhnya. Perasaan sakit, sesak pedih yang pernah kualami dirumah ini, dan sekarang aku kembali lagi.
"Hai rumah apa kabar ? apakah kau rindu denganku, dengan tangisku disini ?ah shitt bodohnya aku ini berbicara dengan hal konyol" Tanya Ire yang goblok.
"Hei rumah aku ingin bertanya kepadamu"
"Kali ini tolong jawab aku, aku akan marah jika kau diam saja, aku akan menendangmu jika tidak menjawab, apa kau mau baku hantam denganku atau kau akan menjadi seperti mereka yang tak mengerti aku?"
"Hei rumah dengarkan aku ! menurutmu Haruskah aku mengingat kembali atau sedikit flashback kebelakang?"
"Apa kau tidak mendengarku rumah ? apa kau tuli ? atau aku yang bodoh karena bertanya kepadamu?"
Ire diam dan berpikir kembali.
"Apa-apan ini ah sudahlah rumah ini tidak bias di ajak bersahabat" Dengan wajah terlihat kesal kepanasan api yang bergejolak Ire pergi ke dalam kamar.
Maka jawabannya adalah Tidak dan Iya !
Kenapa Iya ? dan kenapa tidak ?
Untuk tidak ! kamu tidak pantas melihat di belakangmu, karena yang kamu lihat seharusnya adalah masa yang akan datang, melihat kebelakang hanyalah membuatmu terluka kembali dan perasaanmu akan terdiam seribu bahasa untuk memikirkan hal itu.
Untuk Iya, Iya boleh karena untuk hidupmu yang akan datang kamu akan melalui, dan melewati hal yang lebih luarbiasa hebatnya sulit jalan dan cerita hidup dari tuhan, lihatlah kebelakang untuk dijadikan sumber pelajaran agar kamu tidak jatuh di dalam kesedihan dan kepahitan yang sama lagi.
Di dalam ruang kerja papa, Ire memutuskan untuk mengatakan hal yang ia ingin sampaikan setelah kemarin.
"Pa, Ma, aku sudah memutuskan untuk pergi, tolong jangan mengabaikan aku lagi" tegas Ire.
"Kenapa kamu nak, ada apa?" jawab mama.
"Aku tidak apa-apa" jawabnya dengan senyum.
"Keadaan kamu belum sepenuhnya pulih jangan menimbulkan kekhawatiran baru lagi Re" jawab mama.
"Ma, tolong ambilkan dokumen yang ada di lantai atas di dalam rak buku paling atas warna kuning" papa sengaja membuat mama pergi dari ruang kerja karena ia tahu bahwa Ire tidak akan jujur ketika dihadapan mamanya.
" baik pa" jawab mama sambil berjalan begegas meninggalkan ruangan.
"Ire kamu jujur sama papa, ada apa?".
"Aku hanya ingin mencoba hal baru" menjawab dengan cetus.
"apa papa tahu,semenjak aku datang dirumah ini, mama pernah berkata kedatanganku hanya menjadi duri disini, semenjak aku datang kedamaian di dalam rumah ini tidaklah ada lagi, aku merasa apa yang mama katakana benar, hidupku tidak tercipta dirumah ini"
" tidak bisa kah papa mengerti situasi ini? Aku datang disini tidaklah baik, perbedaan aku dan rumah ini bagaikan langit dan bumi" jawab Ire tanpa memikirkan hal lain yang bersangkutan dengan orang yang di depannya.
"aku tahu papa terbebani, aku juga tahu bukan aku saja urusan papa, maka tolong biarkan aku pergi, aku tidak ingin menjadi beban lagi bagimu, sudah cukup selama ini, kumohon biarkan aku pergi, aku tidak sanggup lagi melihatmu terus berteguk dagu" Ire menyatakan apa yang ada dihatinya hal yang selama ini selalu berkecimpung di dalam kepalanya.
Didalam hatinya papa mengatakan.
"nak tidak bisakah kamu memeluk papa saat ini ? "
"Beri satu alasan yang tepat, dan pikirkan kembali" jawab pap pergi meninggalkan Ire.
"Aku hanya ingin menemukan hal baru" jawabnya sekali lagi.
"Tidak bisakah kau mengerti aku sedikit lebih jauh lagi jika tidak ingin aku pergi pa" balas Ire dengan suara pelan, matanya berkaca-kaca, beban pikiran yang ia pikul seakan sudah tak terbendung lagi.
"Ketika aku menjadi bebanmu, hati ini tak kuat melihatmu di hadapanku, ketika aku melihat matamu perasaan ini hancur, sudah cukup aku menjadi bebanmu tolong izinkan aku pergi, aku mohon, aku mohon, aku mohon dengarkan aku hari ini, aku mohon aku mohon" Ire tak tak sanggup membendung matanya yang berkaca. Ia tertunduk berlutut meneteskan air mata menatap sang ayah meninggalkannya.
"Jika berhenti bernafas jalan keluar semua ini, kenapa tuhan
memberikan matahari kedua kali dihadapanku, kumohon dengarkan aku..kumohon"
"Hidupku sudah tak terarah saat ini, aku dan kalian tidaklah sama, aku berbeda, kalian menarikku dan aku tidak mendapatkan bahagia ini. Lepaskan aku kumoho".
"Ketika aku menangisi setiap hal bayangan bahagia semakin jauh dariku" Ire menangis terseduh-seduh ia mengeluh atas apa yang terjadi kepadanya. Namu sang ayah tidak benar-benar pergi ia mendengar apa yang Ire katakan, apa yang Ire tangisi,keluh dan kesah yang Ire sampaikan membuatnya sangat terpukul seakan dirinya tak lagi menginjak dunia ini.
Di dalam hati sang ayah berkata.
"Maafin papa nak, maafin papa" kata maaf sang ayah tuturkan sangatlah tulus dari dalamnya, hatinya hancur berkeping-keping melihat sang putri menangis, menahan semua beban yang seharusnya belum ia dapat dengan usia yang cukup terbilang muda.
"Untuk kamu gadis kecil ayah, akan ayah lakukan nak"
"Ini adalah janji seorang ayah kepada anaknya" ucap papa dengan meneteskan air mata lalu pergi.
************
"kehidupan ini adalah ruang kelas yang paling besar untuk kita belajar. Maka belajarlah dengan baik. Mendapatkan pelajaran dalam sekolah ini kita tak harus duduk rapi dan menulis, namun hal ini sering kali hadir saat kita jatuh terduduk dan menangis.
Belajarlah dan belajar, karena kedepan ujiannya pasti lebih sulit. Namun jika kamu sungguh-sungguh dalam menjalankannya sang kuasa akan menaikkan kamu satu derajat di sisi-nya. Jangan bersedih dengan berlebih, karena ia sungguhbmaha mengasihi, jangan takut akan kapasitas dirimu, karena dia tahu kamu mampu".
-Kang Ihsan
*********
"Harus disadari, ketika kamu bernapas sekarang, dibelahan dunia lain ada orang lain sedang mengambil nafas mereka yang terakhir. Berhentilah untuk mengeluh, dan belajarlah menjalani hidup dengan apa yang kamu lalui dan yang kamu inginkan sekarang. Maknai kehidupanmu dengan bersyukur. Sebab bersyukur selalu menambah nikmat Hidup yang diberikan oleh sang pencipta kepadamu".
-ANT
*****
"Dan ketika kamu dalam kesulitan , dan orang lain meninggalkanmu. Itu bias jadi sang pencipta (Allah) sendiri yang akan mengurusmu".
-Imam Syafi'i
*************
This Chapter is the real life of author.