alysa dan marklo baru saja sampai di rumah baru mereka yang telah disiapkan oleh kakeknya marklo,alysa membawa semua barang yang dia butuhkan ke rumah itu,rumah yang bergaya minimalis modern itu terbilang mewah namun tidak terlalu glamor melainkan lebih elegan dan minamalis sesuai dengan kpribadian marklo dan juga alysa,marklo sedang mengurus pekerjaan nya saat alysa sampai di rumah tersebut,alysa membawa koper nya masuk,marklo ada di ruang tamu saat alysa masuk,pria jangkung berpostur tinggi besar itu menatap ke arah alysa yang membawa koper-koper miliknya masuk ke dalam rumah
"mulai hari ini,kita akan tinggal disini,kamar mu berada di lantai atas dan untuk pelayan rumah aku hanya memakai satu pelayan untuk mengurus rumah dan satu supir,aku tidak suka kebisingan,jangan masuk keruangan ku tanpa seijin ku" ujar marklo ke arah alysa yang berdiri malas di hadapan nya
"baik,aku juga butuh privasi jangan mencariku jika tidak ada kepetingan,jangan memasuki wilayah kamar ku tanpa seijinku,berintraksi seperlunya saja kau sibuk dengan urusan mu dan aku sibuk dengan urusanku dan jangan minta pelayan mengurusiku dan aku tidak butuh supir untuk ke kantor kau pakai saja supir itu" ujar alysa berjalan melewati marklo,marklo terdiam di tempatnya baru pertama kalinya dia menemui wanita setegas dan seberani itu kepada dirinya,tegas dalam menentukan apa yang menjadi privasinya sendiri
"menarik,kita lihat saja nanti saberapa lama kau akan tahan disini" ujar marklo tersenyum miring dan masuk ke dalam kamarnya yang terletak di lantai bawah,alysa mendorong masuk koper-koper miliknya dan mendengus masam
"lahir dari mana manusia menyebalkan seperti itu siapa juga yang mau mengusik hidupnya" dengus alysa kesal sembari membongkar isi koper miliknya,jika bukan karena harus berakting sebagai suami istri di depan keluarganya dan marklo,alysa tidak akan pindah ke rumah itu dia lebih memilih tinggal di apartemen miliknya dulu
marklo merapikan berkas di atas meja kerja miliknya,barang-barang miliknya sudah di rapikan di dalam lemari oleh pelayan yang mengurus rumah itu,hari itu dia memutuskan untuk ke kantor lebih siang karena baru saja mengurus pindah rumah ke rumah baru yang di berikan kakeknya kepadanya,dia ingat pesan kakeknya semalam tentang harus menjaga dan merawat alysa,namun sayang diantara kedua orang itu sudah membuat perjanjian yang sudah di setujui oleh keduanya
alysa baru saja selesai mengemas barang-barang miliknya,alysa merebahkan tubuhnya ke kasur,menatap langit-langit kamar,kamar yang bernuansa hitam putih itu terasa hangat dan minimalis,karena merasa haus alysa keluar dari kamar nya dan turun ke bawah untuk mengambil minuman,alysa melihat ke sekeliling ruangan rumah itu,yang benar-benar minimalis dan elegan,tidak terlalu glamor dan alysa menyukainya,dia menuruni anak tangga dan berjalan ke arah dapur untuk mengambil minuman
"nona selamat siang" sapa seorang wanita paruh baya ketika melihat alysa mengambil minuman di dalam kulkas
"siang,apa anda pelayan rumah ini?"
"iya nona saya Siren,anda bisa memanggil saya jika butuh sesuatu saya penangung jawab rumah ini"
"baiklah,aku akan memanggilmu jika butuh sesuatu tapi untuk selebihnya jika aku tidak memanggil mu itu bearti aku tidak membutuhkanmu"
"baik nona saya mengerti"
"dimana marklo? apa dia sudah pergi?"
"iya tuan baru saja pergi,tuan berpesan jika anda ingin makan saya akan memasak untuk anda"
"tidak perlu,aku akan ke kantor sekarang"
"baik nona saya permisi jika begitu"
siren meninggalkan alysa yang duduk di meja makan untuk menghabiskan minuman nya,alysa mengecek ponsel miliknya banyak email yang masuk mengenai pekerjaan nya,terutama masalah proyek desain interior yang sedang dia kembangkan sekarang ini,di grup management desain nya mereka sudah heboh dari kemarin karena alysa yang tiba-tiba melangsungkan pernikahan membuat para staf kantor sangat terkejut dan tidak menyangka jika alysa ternyata adalah puteri dari tuan Toni rayson,alysa hanya menarik nafas ketika melihat banyaknya ucapan selamat yang dia dapatkan dari para staf kantornya,alysa pun berlalu masuk ke kamarnya dan berganti pakaian bersiap untuk berangkat ke kantor,meski kantor masih memberinya cuti menikah namun alysa memilih untuk masuk lebih cepat
alysa sudah berada di mobilnya dan bersiap untuk pergi ke kantor,dia pun menghidupkan mesin mobil dan mulai meluncur menuju kantornya,alysa adalah kepala bagian desain di kantor nya,selama ini tidak ada yang tahu jika alysa adalah anak dari seorang pengusaha yang cukup terkenal di new york,karena alysa yang cenderung tertutup akan kehidupan pribadinya membuat para staf kantor tidak terlalu ingin mengorek kehidupan kepala desain mereka yang terkenal cantik dan anggun itu,tapi siapa sangka ternyata dia adalah anak dari Toni rayson dan kini menjadi menantu dari keluarga franklin yang tersohor
berita itu menyebar dengan cepat karena media yang memberitakan nya,alysa tidak lagi bisa mengelak dari status baru yang kini telah dia sandang sebagai menantu keluarga franklin dan statusnya yang terungkap sebagai anak dari ayahnya,kehidupan nya kini benar-benar berubah,ketenangan yang selama ini dia ciptakan berubah dalam sehari karena pernikahan nya degan marklo franklin,pria itu sendiri membuat banyak orang terkejut karena tidak pernah muncul di publik,dan rumor yang beredar tentang dirinya seketika hilang bagai di telan bumi,berganti dengan berita ketampananya yang melegenda bagai dewa yunani itu
alysa mendengus masam di jok mobilnya ketika mendengar berita itu di siarkan di tv yang kini dia dengar dan lihat dari mobilnya,ingin rasanya dia menengelamkan dirinya ke laut mati sekarang,media memang luar biasa hanya memberitakan hal yang baik dan luar biasa saja tidak tahu kenyataan seperti apa,bahkan mereka memberi julukan kepadan pernikahan nya wedding of fairy tale
"gila..fairy tale dari mana? pangeran? yang benar saja,lebih tepatnya dia itu monster atau penyihir,dasar berita tidak berguna..!!!" gerutu alysa mematikan siaran tv di mobilnya dan mendegus masam sembari menyetir mobilnya malaju menuju kantor
mobil alysa pun sampai di kantor interior di mana tempatnya bekerja,tidak hanya berhenti di media kehebohan pun juga terjadi di kantor alysa ketika dia mamasuki loby kantornya para staf kantor langsung datang mengerubunginya
"nona alysa..selamat atas pernikahan mu anda sungguh sangat cantik dan bla bla" ujar para staf kantornya kepada alysa secara berbondong-bondong mereka juga memberikan kado pernikahan yang sekarang sudah penuh di tangan alysa
"terima kasih terima kasih,aku terima semua kado ini aku permisi dulu ya" ujar alysa yang melarikan dirinya langsung ke lift dan membawa semua kado di tangan nya,alysa mendesah lega,dia sudah seperti artis yang di datangi para fans nya,bukan hanya itu mereka ternyata sangat mengilai marklo yang hampir saja membuat alysa tidak bisa pergi dari sana kepalanya sudah serasa ingin pecah menerima pertanyaan mereka tentang marklo
"ya tuhan,bencana apa ini..!!" ujar alysa memijit kening yang terasa pusing,alysa sampai di lantai di mana kantornya berada,lift terbuka dan sosok carol berada di depan nya,carol adalah sahabat dan rekan kerja alysa di kantor
"alysa,ya tuhan banyak sekali kadomu"
"kau mau membantu atau hanya menontonku,bantu aku ini sangat banyak"
"hahaha baik kemarikan aku bantu sebagian,apa kau baru saja menang undian" ujar carol takjub melihat banyak nya kado di tangan alysa
"lebih tepatnya baru saja mendapatkan kesialan,bawa ke kantor ku saja"
alysa dan carol pun membawa kado milik alysa ke kantornya dan meletak kan di sofa kantornya,alysa duduk di kursi kerjanya dan mendesah kasar,carol berjalan ke arah alysa dan duduk di depan nya
"kau seperti baru saja di kejar setan,ada apa??"
"aku sungguh gila karena pernikahan ini hidup ku tidak setenang dulu lagi"
"ada apa,apa suami mu menganggumu?"
"jangan tanyakan tentang dia,dia pria paling mengesalkan yang pernah aku temui,ini semua gara-gara dia,kau lihat staf kantor menjadi gila karena pernikahan ini dan karena pria itu"
"hahaha itu lah resikonya punya suami tampan kau harusnya bersyukur karena itu"
"bersyukur? hah yang benar saja ini kesialan untuk ku..!!" dengus alysa masam dan meneguk air di gelasnya
"bagaimana ya,memang tidak bisa dipungkiri suami mu memang sangat tampan siapa pun yang melihatnya pasti akan suka,di tambah dia tidak pernah muncul di publik itu menjadi point plus yang mendebarkan"
"sekali lagi kau memujinya aku pecat kau jadi sahabat..!!"
"hey kenapa begitu,sahabat mu memuji suamimu harusnya kau berterima kasih,memang kau ada masalah apa dengan nya sampai kau sangat membencinya begitu? bukan kah harusnya sekarang kalian bulan madu kenapa kau malah datang ke kantor"
"aku bosan di rumah jadi aku kemari dia juga sudah masuk kantor"
"kalian tidak bulan madu?" alysa menatap ke arah carol,dia tidak mungkin menceritakan kepada carol jika dirinya dan marklo hanya menjalani pernikahan sementara kan,tapi jika di sembunyikan pun carol lambat laun akan tahu
"kami tidak menikah seperti itu"
"hah maksudnya?"
"pernikahan ini hanya sebuah perjanjian antar keluarga kalian juga tahu itu,jadi aku dan dia hanya menjalani nya sebagai kontrak"
"what...!!! kau serius? oh my god alysa kau serius??"
"iya,jadi ini bukan pernikahan sungguhan"
"oh tuhan kenapa kau dan dia bisa membuat keputusan begitu?"
"kau tahukan aku di paksa menikah dengan dia dan dia juga begitu,jadi tidak ada alasan kami saling mencintai"
"tapi kan tetap saja keluarga kalian sudah saling tahu"
"di depan keluarga semua akan sama seperti pernikahan umumnya hanya saja kami menjalaninya tidak seperti itu aku harap kau tidak akan memberitahu siapa pun kecuali bebi,ini rahasia"
"aku paham..dasar kalian orang kaya memang sungguh aneh,jadi sekarang apa kau tinggal terpisah darinya?"
"kami tinggal serumah hanya berpisah kamar"
"benarkah? kau tinggal dirumahnya?"
"bukan,tepatnya di rumah baru kami yang kakeknya berikan"
"kyaa kau pindah ke rumah baru tidak mengundang kami begitu"
"aku baru pindah hari ini kalian bisa ke rumah ketika dia tidak di rumah dia tidak suka kebisingan"
"ckckck suami mu itu memang unik ya"
"gila tepatnya bagaimana bisa aku menikahi pria itu? di pikirkan bagaimana pun aku masih tidak bisa menerimanya" ujar alysa mendesah kasar tidak terima kenyataan
"hahaha mungkin saja kalian memang jodoh"
"sembarangan..!! sudah lah kau pergi sana aku mau kerja"
"ahyee yee pengantin baru miris sekali nasibmu nak haha"
"sialan kau carol..!!"
carol tertawa dan berlalu dari ruangan kantor alysa,alysa mendesah dan melihat tumpukan kado di sofa miliknya tidak menyangka staf kantor akan memberikan kado sebanyak itu atas pernikahan nya,alysa memainkan ponselnya dan menatap foto pria di dalam ponselnya dan tersenyum melihat foto itu
"apa kabar farel? aku merindukan mu" ujar alysa mendesah lirih menatap foto pria di ponselnya dan memejamkan matanya,alysa kemudian mematikan ponselnya dan kemudian kembali fokus kepada pekerjaannya mencoba melupakan bayangan farel yang masih mengisi ingatan nya
saat alysa sedang mengerjakan desain nya tak lama ponselnya berdering,sebuah pangilan masuk dari marklo tertera disana,alysa mendengus masam mengangkat telpon itu
"ada apa"
"pulang sore ini,kakek dan ibu akan berkunjung ke rumah"
"apa..!!! kenapa aku tidak tahu hal itu"
"mereka baru menelpon,kau dimana"
"aku di kantor"
"segera pulang dan kunci kamar mu jangan sampai mereka tahu kau tidur di kamar itu"
"lalu bagaimana"
"bersikap biasa saja aku akan segera pulang kita bertemu di rumah" mark menutup telpon nya,alysa juga menjad panik karena ibu dan kakeknya akan berkunjung ke rumah
rumah mereka tidak ada apa pun disana,bahkan foto pernikahan mereka di simpan marklo di gudang,rumah itu terasa bukan rumah pangantin baru lebih terlihat seperti rumah dua orang lajang yang hanya tinggal satu rumah,alysa bergegas pulang ke rumah dan membawa semua kado pernikahan,beruntung dia medapatkan banyak kado hari itu setidaknya itu bisa menyelematkan nya
alysa megendarai mobilnya pulang menuju rumah,dia menyetir dengan tergesa-gesa,karena jam sudah hampir mendekati sore hari,mobil nya pun meluncur menembus jalanan menuju ke rumah baru mereka,sekitar satu jam mobil alysa sudah memasuki komplek perumahan mewah tersebut,rumah mereka berada di ujung jauh dari rumah-rumah mewah lain nya,alysa mengendarai mobilnya dan masuk ke pekerangan rumah,marklo belum sampai di rumah alysa masuk ke rumah dengan membawa semua kado yang memenuhi tangan nya
"siren..bisa bantu aku" ujar alysa memanggil siren yan sedang menyiram bunga di taman,siren dengan cepat menghampiri alysa
"nona kenapa banyak sekali kado"
"itu kado pernikahan dari teman kentor,tolong kau letak kan di meja keluarga dan juga bantu aku merapikan rumah kakek dan ibu mertua akan kemari,tolong kau keluarkan foto pernikahan yang marklo simpan di gudang"
"baik nona"
alysa berjalan masuk ke rumah dengan segera dan naik ke kamarnya,merapikan barang-barang miliknya,dia mengambil beberapa peralatan makeupnya dan dia bawa turun ke bawah dan juga beberapa helai pakaian dan sepatu miliknya
"sial..!! ini semua karena ulah pria gila itu" gerutu alysa kesal dan membawa beberapa barang miliknya,alysa baru sadar jika ada kamar kosong di seberang kamar marklo dia membawa semua barang miliknya ke kamar tersebut,saat alysa membawa kopernya turun marklo baru saja sampai di depan pintu rumah
"apa yang kau lakukan? kau mau kemana?"
"aku akan pindah ke kamar di depan kamar mu,jika nanti mereka ingin melihat kamar kita bilang saja ini kamar kita"
"kenapa kau tidak mengunci kamar itu saja"
"apa kau pikir mereka akan percaya jika melihat kamar mu isinya kosong tidak ada barang-barang milik ku"
"benar juga baiklah terserah kau saja"
"nona foto ini mau di gantung dimana?"
"gantung saja si ruang keluarga"
"baik nona"
"apa yang kau lakukan? kenapa mengeluarkan gantungan foto itu"
"tidak bisakah otak mu berpikir jika keluargamu akan curiga jika tidak melihat foto pernikahan,dari pada kau terus bertanya lebih baik kau membantu membuat rumah ini seperti rumah orang yang baru saja menikah..!!!" ujar alysa kesal ke arah marklo dan menarik kopernya ke dalam kamar
"galak sekali,dasar wanita..!!!" ujar marklo berjalan dingin masuk ke dalam kamar untuk menganti pakaian nya
alysa dan siren berkerjasama membereskan dan membersihkan rumah siang itu,merapikan barang-barang yang dapat mengundang kecurigaan kakek dan ibunya marklo,alysa juga meminta siren untuk memasak menyiapkan makanan untuk menyambut mereka,kini rumah mereka sudah berubah dalam sekejap yang awalnya minamilis dan biasa saja sudah tertata rapi dan di penuhi dengan berbagai pernak pernik di dinding rumah dan beberapa pot bunga di depan pintu dan juga beberapa vas bunga di meja rumah
rumah menjadi terkesan lebih hangat dan hidup,bahkan alysa juga memasang karpet di ruang tamu dan menyimpan beberapa bantal di sofa keluarga,menganti seprai rumah dengan aksen bercorak bungan lavender,dia juga meminta siren menyemprotkan parfum ruangan dan membuka beberapa jendela ruangan,sementara itu marklo sedang berada di ruang kerja nya,sadar akan alysa yang berlalu lalang dari rumah,marklo melihat nya dari dindinh kaca yang tidak tembus pandang keluar,melihat alysa yang sibuk menata rumah marklo keluar dari ruang kerjanya dan terperangah mendapati rumah sudah menjadi berbeda
"apa-apaan ini? kenapa rumah jadi begini?" ujar marklo melihat kesekeliling ruangan yang sudah di penuhi vas bunga dan tirai yang sudah berganti
"apa kau pikir ini rumah seorang pria dan wanita single?" ujar alysa yang kini sedang membantu siren di dapur menyiapkan makanan
"apa maksudmu?" marklo duduk di sofa dan melihat sofa yang sudah di penuhi bantal-bantal sofa dan juga ada berbagai kado pernikahan disana
"rumah ini punya seorang wanita dan statusnya seorang istrinya,jika isi rumahnya saja tidak mencerminkan ada wanita di dalamnya apa mereka percaya jika kita benar-benar menikah?" ujar alysa ke arah marklo dan masih menata meja makan
"tapi apa harus sampai seperti ini? di tambah dari mana semua kado itu?"
"itu hadiah dari teman ku di kantor,aku sarankan kau diam dan ikuti saja apa kata ku sekarang" ujar alysa menyudahi pidatonya dia sedang tidak ingin berdebat dengan mark,mark akhirnya diam dan tidak bertanya lagi,dia melihat ke sekeliling rumah yang terasa lebih hangat dan nyaman,baru kali ini dia merasa kan rumah yang benar-benar terasa ada penghuninya beberapa jam yang lalu rumah itu terasa masih seperti tempat asing
alysa selesai membantu siren menata meja makan jam sudah menujuk kan pukuk empat sore,alysa pun berniat untuk mandi membersihkan dirinya dan bersiap menyambut mertuanya,bagaimana pun dia tidak boleh terlihat seperti menantu kurang ajar di depan mertuanya
"aku akan mandi,jika kakek dan ibu mu datang ajak mereka untuk makan bersama"
"kau masak?"
"siren yang masak aku hanya membantunya,aku akan kemar sekarang bersiap-siap"
"nanti bersikap lah biasa saja,anggap saja kita seperti pengantin baru pada umumnya"
"aku tahu,tak perlu kau ajari"
"kau..!!" alysa sudah berlalu pergi saat marklo akan bicara lagi,marklo menarik nafas menahan dirinya untuk tidak memaki wanita itu,alysa selalu saja sukses menyahut setiap perkataan nya
tak lama bel rumah berbunyi dan siren membuka pintu rumah,nampak lah sosok kakek franklin dan ibunya marklo,deria franklin di depan pintu
"tuan dan nyonya silahkan masuk tuan muda ada di dalam" ujar siren menyambut kedatangan kedua tamu besar rumah itu,tuan franklin dan deria masuk ke rumah dan menatap ke sekeliling rumah yang terasa hangat dan asri,deria mengembang senyum nya begitu juga tuan franklin
"kakek,ibu,kalian sudah datang" sambut marklo kepada keduanya dan mencium pipi ibunya
"dimana alysa" tanya kakeknya kepada marklo
"alysa sedang mandi,dia baru saja habis memasak,duduk lah" ajak marklo membawa kedua orang tuanya duduk di sofa
"banyak sekali kado,kado apa ini" tanya ibunya menatap kado yang ada di meja ruang tamu
"itu kado pernikahan dari teman kerja alysa" ujar marklo ke arah ibunya
"sepertinya pernikahan kalian berjalan lancar,apa yang kami khawatirkan tidak terjadi,rumah ini bahkan lebih nyaman dan terasa hidup dari yang bisa aku bayangkan,sentuhan seorang istri memang bisa menghidupkan sebuah rumah" ujat deria mengamati sekeliling rumah,marklo hanya diam dan tersenyum simpul,ternyata apa yang di persiapkan alysa memang tidak sia-sia
"benar,aku tidak salah menerima dia menjadi cucu menantuku" ujar kakeknya bahagia ke arah marklo,tak lama alysa keluar dari kamar dan melihat kakek dan ibunya marklo sudah ada di ruang tamu
"kakek,ibu,maaf aku baru selesai mandi,apa kalian sudah lama datang" sapa alysa berjalan ke arah ibu dan kakek marklo memberi salam
"cucu menantuku yang cantik,kami baru datang duduk lah"
alysa pun duduk di samping marklo dengan canggung namun masih mencoba tersenyum ramah,meski sebenarnya kegugupan melanda hatinya saat ini
"aku lihat kau menata rumah ini dengan baik alysa,ibu sangat suka melihatnya" ujar deria ke arah alysa dengan tersenyum senang
"terima kasih ibu,ini siren yang membereskan nya aku hanya membantu mengaturnya saja"
"syukurlah jika kau tahu tugasmu,aku sempat khawatir kau tidak bisa mengurus rumah karena kau adalah wanita karir dan puteri keluarga kaya"
"aku sudah terbiasa mandiri ibu jadi mengatur rumah seperti ini bukan hal sulit" ujar alysa lagi ke arah ibunya marklo dengan anggun dan kalem sementara marklo hanya bisa tersenyum sinis dalam hatinya melihat akting alysa yang sangat piawai di depan kakek dan ibunya
"kakek senang kalian menikmati pernikahan ini,alasan kakek kemari ingin memberikan kalian tiket untuk bulan madu"
"bulan madu? apa maksudnya?" tanya mark yang kini bereaksi di depan kakeknya dengan dingin
"kalian pengantin baru bukan kah sudah sewajarnya bulan madu,kakek mu hanya memfasilitasinya saja mark"
"tak usah repot aku bisa mengurusnya sendiri" ujar mark dingin ke arah ibunya
"mark..kau ini tidak bisa kah menghargai orang tua sedikit..!!"
"sudah deria jangan memaksanya jika dia tidak mau"
"tapi ayah..!!! dia tidak sopan seperti itu dengan orang tua" alysa menarik nafas melihat prilaku kurang ajar mark kepada kakek dan ibunya sendiri,lelaki itu benar-benar keterlaluan bahkan orang tua pun di perlakukan tidak sopan olehnya
"kakek terima kasih tiketnya,aku dan mark akan pergi"
"kau..!!" mark melotot melihat ke arah alysa,alysa menatap mark tajam dan tersenyum paksa,dan meremas tangan mark kuat
"sayang,kita kan masih cuti menikah jadi tidak ada salahnya kita menerima tiket ini anggap saja ini liburan untuk kita,ya?" ujar alysa semanis mungkin ke arah mark membuat dirinya ingin muntah saat itu juga,mark menyadari jika alysa sedang berakting sok mesra di depan kakek dan ibunya dia pun tersenyum miring mengikuti kelakuan istrinya
"terserah kau istriku aku akan mengikutimu jika kau memang suka" ujar mark tersenyum melotot dan merangkul alysa membuat alysa melotot terkejut dengan pelukan mark
"hehe kakek ibu maaf ya mark memang suka bercanda"
"tidak apa alysa,kakek senang jika kalian mau menerimanya"
"ibu harap kau bisa mengubah kelakuan buruk anak ini alysa"
"aku akan berusaha ibu,oh ya aku sudah masak bagaimana jika kita makan sekarang"
"benarkah? kau masak untuk menyambut kami?"
"ya aku dan siren masak sedikit untuk mengajak kakek dan ibu makan bersama"
"baiklah kami dengan senang hati akan makan,ayo"
mereka pun berlalu ke ruang makan untuk makan bersama sore itu,baik mark maupun alysa tidak berbicara selain menangapi pertanyaan dan omongan ibu dan kekeknya
"alysa apa kau masih bekerja di kantormu?" tanya kakek mark kepada alysa
"masih kek,mark mengijinkan aku tetap bekerja aku yang minta kepadanya"
"harusnya kau di rumah saja mengurus suami dan anak kalian nanti" ujar ibu mark ke arah alysa sembari masih makan alysa hampir saja terbatuk dengan cepat dia mengambil air minum
"kau baik-baik saja alysa" tanya kakek nya ke arah alysa yang tampak terkejut
"tidak apa kek aku hanya sedikit terbatuk,maaf ibu tapi aku suka bekerja dan aku tidak akan melupakan tugasku mengurus mark" ujar alysa ke arah ibunya mark dan di balas oleh mark
"dia bebas melakukan apa pun yang dia inginkan aku menginjinkan nya aku tidak ingin mengekang istriku" ujar mark datar membuat ibu dan kakeknya terdiam
"kakek harap kau bisa menjadi suami yang benar-benar menjaga istrimu mark ingatlah sekarang kau sudah mempunyai keluarga jadi jangan bersikap seenak nya sendiri,meski kalian menikah tidak saling mengenal tapi kakek harap kalian bisa saling mengenal seiring waktu" pesan kakeknya kepada mark di tengah acara makan sore itu
"aku tahu" ujar mark dingin dan masih makan,alysa hanya diam tidak menangapi perkataan kakeknya,bagaimana pun perjanjian diantara keduanya tidak boleh sampai di ketahui mereka
acara makan sore itu pun selesai kakek dan ibuanya marklo berpamitan pulang kepada alysa dan mark yang mengantar mereka ke depan pintu rumah
"terima kasih jamuan nya,lain kali datang lah berkunjung ke rumah ibu akan mengajarimu membuat pangsit" ujat deria ke arah alysa
"baik ibu aku akan berkunjung kapan-kapan"
"kabari kakek jika kalian sudah pergi ke polandia"
"baik kek"
"kami pulang dulu mark jaga alysa"
ujar kakeknya yang hanya di balas anggukan oleh mark,kakek dan ibunya pun masuk ke dalam mobil dan berlalu pergi dari kediaman mark dan alysa,alysa seketika menarik nafas lega dan bersandar di depan pintu dan menatap masam ke arah mark
"kenapa kau menatapku"
"tidak bisakah kau bersikap sopan santun kepada orang tua"
"apa urusanmu" ujar mark cuek dan berlalu masuk ke dalam rumah di susul alysa yang menutup pintu rumah
"tentu saja itu urusanku kau adalah suamiku,jika kau bersikap kurang ajar begitu di depan keluarga aku bisa malu"
"ingat ini hanya pernikahan palsu"
"aku tahu..!! tapi apa kau lupa jika di depan keluarga kita harus bersikap layaknya sepasang suami istri"
"aku tahu,aku tidak akan pulang malam ini"
"terserah kau,bukan urusanku..!!"
"bukan kah kau baru mengatakan aku ini adalah suamimu,suamimu tidak pulang kau tidak akan bertanya"
"untuk apa,kita kan hanya bersandiwara di depan keluarga selebihnya terserah kau mau melakukan apa bukan urusanku"
"kua..!!" mark menahan amarahnya,dan seketika itu juga ponsel alysa berdering
"hallo" jawab alysa menyambut pangilan telpon dan memandang masam ke arah mark
"alysa ayah ada di komplek perumaha kalian kami ingin berkunjung" ujar ayahnya dari seberang telpon membuat alysa panik
"apa..!!! kenapa ayah baru menelpon"
"tadi kebetulan ayah baru pulang jadi sekalian ajak ibu dan adikmu berkujung ke rumah baru mu"
"baiklah aku tunggu di rumah" alysa mematikan ponselnya malas dan meringkuk di sofa karena prustasi
"ada apa? siapa yang telpon"
"kau tetap di rumah,orang tua ku akan kemari...siren..!!!" panggil alysa ke arah siren yang sedang mencuci di dapur
"ya nona"
"buatkan teh dan cemilan orang tuaku akan kemari"
"baik nona"
"ya tuhan..ada apa dengan mereka semua hari ini..!! kenapa datang berkujung semuaa..!!!" gerutu alysa berjalan ke kamar mandi,marklo hanya tersenyum geli melihat alysa yang emosi sendiri,wanita itu sungguh lucu jika sedang marah-marah
mark membatal kan niatnya ke kantor dan masuk ke kamar untuk mandi dan bersiap menyambut orang tua alysa,jika tadi alysa telah menyambut kakek dan ibunya maka giliran mark yang akan menjamu keluarga alysa,alysa sedang di dalam mandi membersihkan dirinya dan mengurutu kesal
"kenapa juga dua wanita rubah itu harus ikut kemari,menyebalkan...!!!" ujar alysa kesal dan mengurutu di kamar mandi
alysa dan marklo pun bersiap menyambut kedatangan orang tua alysa siang itu di kediaman mereka namun hubungan buruk alysa dengan ibu tiri dan adiknya membuat alysa malas menyambut mereka dan perkataan marklo malah menambah rasa malas alysa
"kau sudah menyambut keluargaku sekarang giliran ku memain kan peran dengan baik istrikuk" ujar marklo tersenyum miring ke arah alysa membuat bulu kudu alysa merinding
to be continue...