Chereads / LOL perceptions / Chapter 17 - Nasehat

Chapter 17 - Nasehat

Pada suatu hari, our 4 lovely human sedang melakukan sebuah kegiatan bersih-bersih dilingkungannya. Namun, setiap kali mereka melakukan sesuatu, ada orang tua yang selalu mengomentari perbuatan mereka, baik itu cara memegang sapu, cara menyapu, bahkan cara memisahkan sampah organik dan anorganik.

Pak tua :

"Nah, nanti yang botol dan kemasan jajan dimasukan ke kantong sampah merah yang artinya anorganik, paham?" *sambil melotot.

Abdullah :

"Iya pak, saya sudah tahu, terima kasih untuk penjelasannya (padahal penjelasannya sudah ada dikantong sampah, tapi biarin saja deh)" *sambil tersenyum manis ke pak tua itu.

[POSITIVE]

-------------------

Pak tuek :

"Nah, nanti yang botol dan kemasan jajan dimasukan ke kantong sampah merah yang artinya anorganik, paham?" *sambil melotot.

Si Lucien hanya terdiam saja mendengar omelan orang tua itu, melihat sikap acuhnya yang terasa tidak sopan, segera orang tua yang entah siapa namanya itu memanggil si Lucien dengan nada tinggi.

Pak tuek :

"Hei bocah, apa kau dengerin apa yang aku katakan?, woi bocah!!".

Lucien :

"Aaah bacotlah!!, bisa diam gak sih?, umur sudah mau habis masih bisa aja ngebacot!!, mending bapak praktekin langsung aja daripada ngomong gak guna seperti itu terus!!, kalau gak mau ya udah pulang baca Yasin sana!!, bersih-bersih itu pakai tangan!!, bukan ceramah woi!!" *sambil melotot kuadrat ke orang tua itu.

Dan orang tua itupun langsung pingsan setelah mengalami sesak nafas yang diakibatkan oleh ucapan sadis si Lucien.

[NEGATIVE]

--------------------

Pak tua :

"Nah, nanti yang botol dan kemasan jajan dimasukan ke kantong sampah merah yang artinya anorganik, paham?" *sambil melotot.

Walaupun sudah diajak bicara sambil mengotot seperti orang bar-bar, Budi yang tidak mempedulikan ucapan orang tua itu hanya terus memasukan sampah plastic ke kantong berwarna hitam, tentu saja hal itu membuat si orang tua merasa kesal.

Orang tua :

"Hei, kamu punya telinga gak sih?!, sudah dibilangin kalau buang sampah plastic itu di kantong merah!" *sambil ngotot.

Budi :

"2+2 berapa pak?" *tanpa menoleh.

Orang tua :

"Haa?!, 4, me..memangnya kenapa?".

Budi :

"Sama seperti 4x1, walaupun caranya berbeda, tapi hasilnya samakan?, toh lagipula gak ada aturan disini yang mengatakan untuk bawa kantong merah untuk menampung sampah organik, yang penting itu jenis SAM-PAH nya diletakan ditempat yang berbeda, bapak saja yang terlalu kaku mengira sampah Anorganik itu dominan dengan merah" *sambil berjalan meninggalkan orang tua itu.

Orang tua :

"(Be..benar juga sih katanya, tapikan....)".

Dan orang tua itupun kehabisan kata-kata untuk membalas ucapab Budi yang masih saja bersikap "bodo amat".

[REALISTIS]

--------------------

Pak tua :

"Nah, nanti yang botol dan kemasan jajan dimasukan ke kantong sampah merah yang artinya anorganik, paham?" *sambil melotot.

Izami :

"Ah maaf pak, saya baru pertama kali bersih-bersih, apa bapak bisa beritahu cara memasukan sampahnya kedalam kantong yang benar?" *sambil memberikan kantong sampahnya ke pak tua.

Pak tua :

"Dasar bocah zaman sekarang, buang sampah saja gak tahu, nih lihat, pertama ambil sampah-sampah yang ada didekatmu, lalu...".

Tanpa orang tua itu sadari, diam-diam Izami pergi meninggalkannya sendiri dan pergi menuju tempat istirahat untuk mengambil Pocari Sweet dingin.

Pengawas :

"Lho, kamu sudah selesai bersih-bersih Izami?".

Izami :

"Sebenarnya belum sih, tapi ada orang tua yang mau menggantikan kerjaanku, sepertinya dia maniak bersih-bersih, ahahahaha" *sambil meminum Pocarinya.

Pengawas :

"Kalau begitu kau bantu bersih-bersih ditempat lain saja".

Izami :

"(Memang itu tujuanku tahu, lebih baik pindah ke tempat yang sudah dibersihkan cukup lama sehingga aku gak perlu capek-capek lagi, ketimbang bersih-bersih sendirian dengan orang tua banyak omong) Ok, dan aku ambil 1 Pocari lagi ya, aku akan memberikannya ke orang tua itu" *sambil mengambil 1 Pocari.

Pengawas :

"Oh baik sekali kamu, tetap semangat ya" *sambil memberikan jempol.

Izami :

"Siap komandan!".

Setelah si pengawas sudah cukup jauh darinya, segera saja Izami meminum habis Pocari milik orang tua itu. Setelah habis, Izami langsung melemparkan botol Pocarinya ke wilayah orang tua yang heran dengan hilangnya Izami itu, sambil memasang senyum psikopat kesukaannya.

[NGAWUR/GAK JELAS]