Ekspresi Altair tampak benar-benar kesal dan akhirnya ayahnya mengangguk. Ia berjalan menghampiri anaknya dan mereka pun keluar lewat pintu. Vega hanya bisa memandang mereka dengan mata berkaca-kaca.
Ia tak tahu mengapa Altair sangat membencinya. Ia juga tidak sempat menyapa ayah Altair. Ah.. sekarang ia bisa mengerti kenapa ibunya dulu sangat mencintai lelaki itu.
Ibunya dan ayah Altair tumbuh bersama. Mereka memang memiliki hubungan yang sangat dekat. Dari penampilannya, Vega dapat melihat tentu pria itu dulu sangat tampan. Wajahnya sangat mirip dengan Altair sekarang. Ia juga terlihat sabar dan baik hati.
Vega berpikir begini bukan karena ia tidak menyayangi ayahnya. Tentu saja kalau ibunya jadi menikah dengan cinta pertamanya, Vega tidak akan terlahir ke dunia ini. Vega menyayangi ayahnya dan bersyukur ia dilahirkan dalam keluarga mereka.
Ia tidak dapat mengetahui pasti apakah ibu dan ayahnya saling mencintai setelah menikah bertahun-tahun akibat dijodohkan. Ia hanya bersama mereka hingga usianya delapan tahun. Mereka direnggut darinya dengan terlalu cepat.
Akhirnya ia berusaha menghilangkan pikiran itu dari benaknya. Vega kembali menekuni laptopnya dan mencari informasi lagi tentang supplier perabotan rotan di Indonesia. Dengan rajin ia mengumpulkan semua informasi tersebut dan mengaturnya dalam tabel excel yang rapi.
Setelah mendapatkan lebih dari seratus data, ia lalu mengirimkan file excel tersebut ke email Rune.
Beres!
[Terima kasih. Kamu kerjanya cepat sekali, ya. Saya pikir kamu bakal perlu waktu semingguan untuk mengumpulkan datanya.] komentar Rune lewat SMS.
[Saya tidak mau mengecewakan Bapak.] balas Vega.
Ia memang bekerja keras tiga hari untuk menyelesaikan tugas itu. Ia benar-benar ingin memberikan kesan yang bagus kepada Rune yang telah memberinya kepercayaan itu.
[Kalau begitu sesudah ini, kamu teleponin satu-satu semua kontak supplier ini dan minta mereka mengirimkan katalog produk mereka. Bulan depan klien saya akan datang ke Indonesia untuk mencari supplier produk rotan untuk diekspor ke Eropa. Mereka perlu katalog produk terbaik dengan harga bersaing. Tanyakan juga apakah mereka memberikan diskon borongan, dan apakah ada pengaturan khusus kalau klien memberikan desain produk untuk mereka kerjakan dan diekspor.]
Vega menatap ponselnya dengan kebingungan. Sebenarnya Rune ini dosen Sastra Inggris atau bukan sih? Kenapa ia mengurusi ekspor perabotan rotan dan punya klien dari Eropa?
Belum sempat ia membalas, SMS berikutnya dari Rune telah masuk ke ponselnya.
[Jangan lupa hitung berapa jam kerja kamu. Nanti kelebihan jam kerja akan saya hitung sebagai overtime/lembur dan kamu bisa mendapatkan uang lebih. Oh, ya, kamu juga tolong kirimkan nomor rekening kamu. Saya mau transfer uang untuk biaya telepon, wifi dan lain-lain.]
Eh?
Vega benar-benar keheranan. Ia baru hendak mengomel karena Rune menyuruhnya menelepon para pengusaha rotan tersebut, sebab biaya pulsa untuk menelepon bisa menjadi sangat mahal. ternyata Rune seolah membaca pikirannya dan hendak mengirim uang.
[Baik, Pak.]
Vega menarik napas lega. Ia buru-buru mengirimkan nomor rekeningnya. Tidak lama kemudian ada SMS pemberitahuan transfer i-banking masuk ke ponselnya.
Rune barusan telah mentransfernya uang senilai satu juta rupiah. Uhmm... bukankah ini terlalu banyak? pikir Vega keheranan.
Ia hendak mengirim SMS lagi kepada Rune, menanyakan apakah sang dosen salah transfer ketika masuk lagi SMS dari Rune ke ponsel Vega.
[Nanti kamu simpan semua kwitansi pengeluaran dan kasi laporannya ke saya di akhir bulan.]
Uhmm.. baiklah kalau begitu.
[Baik, Pak. Terima kasih.] Vega hanya bisa membalas seperti itu.
Ia lalu membuat file excel baru dan membuat tabel untuk membuat catatan hasil teleponnya nanti. Ia akan memberi tanda mana-mana perusahaan yang sudah ia telepon, mana yang memberikan katalog, memiliki fleksibilitas harga, dan lain-lain, tidak lupa sekalian nama contact personnya.
Ah.. sekarang sudah malam, sebaiknya ia mengerjakan hal lain. Tidak mungkin ia menelepon orang-orang itu di kantor. Pasti mereka sudah pulang ke rumah.
***
Hari-hari Vega disibukkan dengan kuliah dan bekerja membantu Rune. Ia masih mempunyai simpanan uang sedikit sehingga pikirannya tidak terlalu dipusingkan oleh biaya hidup seperti bulan lalu.
Rune juga sudah mengatakan bahwa ia akan membayar gaji pertama Vega di awal bulan, senilai prorata berdasarkan berapa jam ia telah bekerja. Vega menghitung-hitung bahwa dalam waktu 2,5 minggu ini ia telah bekerja hampir selama 40 jam. Itu berarti ia berhak mendapatkan gaji 1,5 juta rupiah.
Ia juga masih mendapatkan gaji dari toko senilai yang sama. Dengan begitu, di awal bulan, rekeningnya akan bertambah senilai total 3 juta rupiah. Setelah membayar uang kos dan biaya lainnya, ia masih memperoleh 2 juta rupiah. Ia akan membutuhkan 1 juta rupiah untuk makan, ongkos bus kota ke kampus, dan membeli keperluan pribadi.
Ahhhh... ia masih akan mempunyai sisa tabungan satu juta rupiah! Vega selama ini telah hidup dengan sangat hemat, tetapi uang yang diperolehnya memang tidak pernah cukup. Baru sekarang ia memiliki cukup uang dari dua pekerjaan sambilannya. Ia merasa sangat lega.