Chereads / Ai No Koe (Suara Cinta) / Chapter 37 - Chapter 36

Chapter 37 - Chapter 36

Kaito

Sesaat kemudian aku kembali menerima pesan dari Ai.

"Kalau impian mu apa?"

Impian ku ya? ... hmm, aku tak punya impian.

Bahkan aku tak punya tujuan hidup ...

-(-(-(-(-(-(-(-(-(-(-

(3 tahun lalu)

Hari ini seperti biasa aku berada di perpustakaan kota. Aku duduk di samping Ame seperti biasa, mencari inspirasi dan menuangkanya ke dalam naskah novel yang kami kerjakan.

Aku sedang sibuk membaca sebuah novel untuk mencari inspirasi, sesaat kemudian pertanyaan Ame mengambil semua perhatian ku.

"Senpai ... apa kau punya impian?"

"He?! kenapa tiba tiba nanya gitu?", tanya ku bingung.

"Jawab aja sih!", ucap nya dengan wajah kesal.

"Hmm ... gak ada tuh, kalo kamu?"

"Aku ingin memberikan tujuan hidup pada mu senpai ...", ucap nya sembari tersenyum manis ke arah ku.

-)-)-)-)-)-)-)-)-)-)-

Kau adalah tujuan hidup ku Ame ...

Pada akhir nya kau hilang ditelan takdir ...

Setelah berpikir sejenak, aku langsung berkata pada Ai.

"Aku gak punya impian, kamu mau cariin buat aku gak?",

Eh?! apa apa-an pertanyaan ku ini ... aduh aku jadi malu sendiri kan ...

Karena malu aku memalingkan wajah ku dari nya, tapi disaat yang sama ada pesan masuk di smartphone ku.

"Iya"

He?! kok dia jawab ... bukan nya kalo dipikir pikir tadi aku nembak dia ya??

Aku pun mengalihkan topik pembicaraan karena suasana nya semakin aneh.

"Ehh ... mau kemana lagi kita?", tanya ku sedikit gugup.

Ai kembali menujuk ke arah puncak Okiyama dengan jari telunjuk nya.

"Serius kamu?!", tanya ku dengan wajah malas.

Ai kembali mengetik di smartphone nya dan tak lama kemudian sebuah pesan masuk di smartphone ku.

"Gak capek kok, Okiyama kan sebenernya cuma bukit, udah ada tangga buat kita ke puncak", pesan dari Ai.

"Justru tangga itu lah yang bikin capek", keluh ku dengan nada malas.

"Ya udah ayo, tunjukin jalan nya", pinta ku berdiri dari bangku.

Ai pun berdiri dan menggandeng tangan ku. Dia menuntunku entah kemana, yang pasti kami akan naik ke puncak Okiyama. Setelah beberapa saat mengikuti langkah nya, kami pun berhenti di depan tangga menuju puncak Okiyama.

"Oi oi ... kau yakin kita akan lewat tangga ini? ... aku bahkan tak bisa melihat dimana anak tangga nya berakhir", ucap ku dengan nada malas.

Setelah melihat sekeliling aku melihat semacam papan pengumuman yang terpaku di tiang kayu terletak tepat di tengah tengah seakan menghalangi jalan untuk menaiki tangga. Karena penasaran aku pun membaca nya.

"Anak tangga menuju puncak Okiyama sebanyak 700 anak tangga?! serius kamu Ai?!", ucap ku terkejut melihat angka yang tertulis di papan itu.

Ai mengangguk dan menujuk ke kalimat selanjutnya di papan itu, tanpa pikir panjang aku pun membaca nya.

"Pasangan yang berhasil sampai puncak sebelum matahari terbenam, impian nya akan terwujud?, mitos macam apa lagi ini?", ucap ku heran tak percaya.

"Ya udah ayo naik", ucap ku melangkah menaiki tangga menuju puncak Okiyama.

Awal nya memang aku berjalan di depan Ai, tapi setelah beberapa anak tangga ku naiki kaki ku mulai terasa berat. Aku pun sedikit tertinggal. Di kanan dan kiri kami hanya pepohonan yang mengapit tangga menuju ke puncak. Daun daun sudah mulai menguning dan berguguran di anak tangga.

Tapi rasa lelah ku ini menghalangi ku untuk menikmati indah nya pemandangan ini. Satu demi satu anak tangga ku pijak, otot kaki ku serasa makin panas. Karena merasa tak sanggup melangkah aku berhenti sejenak untuk mengumpulkan tenaga.

Ai yang beberapa anak tangga di atas ku kembali turun menghampiri ku saat melihat ku berhenti. Ia menggengam pergelangan tangan kiri ku dan berusaha menarik ku untuk melanjutkan langkah ku.

"Iya iya ...", ucap ku lalu menarik nafas panjang.

Kami pun melanjutkan langkah. Satu per satu anak tangga kami pijak perlahan. Rasa lelah ku seperti pergi dibawa angin musim gugur saat melihat wajah nya. Aku selalu melihat wajah nya ketika melangkah. Entah kenapa, aku baru sadar bahwa aku selalu bersama gadis cantik selama ini.

Wajah nya jauh lebih cantik dibanding awan yang biasa aku lihat dari jendela kelas saat pelajaran. Semangat ku seakan meluap kembali saat merasakan genggaman tangan nya yang lembut ini.

Apa aku jatuh cinta lagi?