Kaito
Entah mengapa aku sekarang berada di tempat yang sangat gelap. Hanya warna hitam yang terlihat sejauh mata memandang.
Sesaat kemudian aku melihat cahaya kecil tepat beberapa meter didepan ku. Awalnya cahaya itu hanya sebesar batu kerikil. Tapi cahaya itu terus membesar sampai seukuran manusia dan membentuk siluet.
Cahaya itu perlahan berubah menjadi seorang gadis yang nemakai Yukata berwarna kuning lengkap dengan aksesoris nya. Rambut berwarna pirang keemasan itu nampak tak asing bagi ku.
Sesaat kemudian aku sadar gadis yang berdiri di depan ku adalah Ame.
"Senpai?", panggil nya dengan senyuman manis.
"Kenapa?! Kenapa?! kau selalu muncul?!", teriak ku.
"Kenapa senpai malah menjadikan aku sebuah kutukan?", tanya Ame dengan wajah datar.
"Eh?!"
"Kenapa senpai mengingkari janji kita?, kenapa senpai tidak menulis lagi?, kenapa senpai tidak ...",
"Jawabanya hanya satu!!! AKU KEHILANGAN MU!", teriak ku menyela pertanyaan nya.
"Aku ... aku hanya tak mau hidup tanpa mu", lanjut ku.
"Senpai ... anak TK bahkan tau ... kalau hujan suatu saat akan berhenti", ucap nya dengan senyuman tipis.
"Tapi ... hujan akan selalu muncul lagi, tidak seperti mu kan?", tanyaku.
"Senpai memang tolol ... walaupun hujan muncul lagi, itu bukan hujan yang sama", ucap nya sedikit tertawa.
"Nah, senpai ... aku mohon kembalilah menulis seperti dulu, aku akan selalu berada di samping mu, bukan sebagai kutukan lagi tapi sebagai malaikat pelindung mu", lanjut Ame.
"Kenapa kau tiba tiba muncul dan meminta ku untuk kembali menulis?", tanya ku.
"Apa senpai lupa? dulu saat aku bertanya padamu, apa tujuan senpai menulis?, apa jawaban mu?",
"Karena aku tak pandai berbicara di depan banyak orang, karena aku hanya ingin bekerja di rumah", jawab ku.
"Haha ... senpai ini sempet sempet nya bercanda", ucap nya tertawa lepas.
"Apanya yang salah?", tanyaku sembari sedikit memiringkan kepala tanda penasaran.
"Karena ... kau ingin membuat dunia mu sendiri, walau tak punya kekuatan seperti Tuhan, itu jawaban mu kan?", ucap Ame dengan senyuman manis nya.
"Ah, itu cuma jawaban aneh dari pikiran anak anak ku", ucapku sedikit malu karena perkataan aneh ku.
"Ano ... senpai, terima kasih telah menemani ku walau hanya satu bulan", ucap Ame dengan senyuman tipis.
"Terima kasih juga Ame ... kalau kau tak menabrak ku saat itu, aku mungkin sudah berhenti untuk menulis selamanya", ucapku.
Aku tau ... ini cuma mimpi, tapi tolong beri aku sedikit waktu lagi untuk melihat wajah nya dan mendengar suara nya.
"Ano sebernar nya ... ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu", ucap Ame dengan rona merah yang mulai keluar dari pipi nya.
"Sampai kan saja ... aku akan mendengar nya ...",
"Aku suka sama Kaito senpai", ucap nya sembari memejamkan mata nya.
"Eh?!",
Bruak ...
Suaraku terjatuh dari ranjang.
Aku pun terbangun karena terkejut. Jantung ku berdebar sangat kencang.
"Jangan bercanda lah", gumamku kesal sembari berusaha berdiri.
Karena sedikit terbiasa terbangun di tengah malam karena mimpi aneh, aku segera mengecek jam lewat smartphone ku.
Eh?! masih jam satu pagi?, aduh ... kenapa kali ini jauh lebih pagi dari biasanya.
"Aku suka sama Kaito senpai", ucapan Ame yang masih terngiang di kepalaku
Kenapa mimpi kali ini sangat nyata?
Bruk ...
Suara buku yang terjatuh dari rak buku ku.
Aku sedikit terkejut, dan malah sedikit takut.
"Apa ini?! Hantu?!"
Aku pun mengambil buku yang terjatuh dan melihat nya. Ternyata itu adalah buku kosong yang sering ku gunakan untuk menulis naskah novel waktu kecil dulu.
"Jadi kau masih memaksaku menulis setelah kau membuat ku berhenti menulis ya Ame?", gumam ku dengan senyuman tipis.
============
Sesaat setelah itu Kaito duduk di depan meja belajar nya. Dan meletakan buku yang tadi ia ambil dan pulpen di atas meja belajar nya.
Karena mimpi aneh itu Kaito kembali berusaha untuk menulis novel malam ini. Entah ia berhasil mematahkan kutukan nya atau tidak, yang pasti Kaito berusaha sangat keras malam ini.
Disaat yang sama Mina terbangun dari tidur nya dan melihat Kaito yang duduk di depan meja belajar nya dari jendela kamar nya
=°=°=°=°=°=°=°
Mina
Eh?! Kaito kembali menulis?!
Karena tak percaya akan apa yang ku lihat aku beberapa kali mengusap mataku. Dan membuka jendela kamar ku.
Ternyata memang benar, tapi kenapa dia menulis pagi pagi buta begini.