"Memang itulah
cinta... Tidak dapat dipisahkan dari tingkat keakraban dan intesitas
menghabisakan waktu bersama. Meskipun orang itu adalah kakak kandungku sendiri"
Namaku fikri,
sejak aku SMA aku tinggal berdua bersama kakak perempuanku Rosa yang biasa aku
panggil kak ocha di sebuah rumah kontrakan. Sedangkan orang tuaku tinggal
dikota yang berbeda karena urusan bisnis.saat ini aku masih kelas 2 SMA
sedangkan kak ocha sudah kuliah semester tiga. Menurutku kak ocha cewek yang
sempurna. Sudah cantiik, baik lagi.idaman semua cowok deh pokoknya, termasuk
aku adeknya, hehe.. Setahuku kak ocha sekarang jomblo, soalnya dia tak pernah
bilang kalau dia sudah punya pacar lagi sejak putus dengan mantan pacarnya
dulu. Soalnya kalu ada apa-apa dia biasanya sering curhat padaku. Bahkan sampai
ngomongin urusan kuliahnya yang tentu saja aku tidak paham.
Meskipun kak ocha
sudah berapa kali pacaran sejak dia SMA dulu, tapi setahuku dia masih perawan.
Aku gak pernah periksa sih, tapi aku yakin saja kalau dia masih perawan.
Kesehariannya kalau dia sedang ngampus atau keluar rumah pakaiannya biasanya
selalu tertutup dan memakai jilbab, walau itupun kadang baju dan celanannya
agak ngetat juga. Tapi kalau dirumah jagan ditanya, pakaiannya sembarangan
amat. Sampai-sampai aku yang adeknya sendiri jadi nafsu melihatnya. Tapi yang
jadi masalah itu dia sering menggodaku dengan omongan dan ulah-ulah nakalnya.
Makin hari entah
kenapa aku makin terobsesi pada kakakku sendiri sampai menjadikan kakakku
sendiri sebagai objek onani, lagian salah sendiri sih sering menggodaku.
Apalagi dia seringnya pakek baju minim kalau sedang dirumah, bagaimanapun aku
kan laki-laki juga. Ada cewek cantik, seksi, dengan pakaian terbuka berada di
dekatku mau gak mau bikin si konti jadi ikutan berontak. Sebenarnya aku cukup
beruntung karena aku salah satu orang yang bisa melihat tubuh kakakku dalam
balutan pakaian minim begini. Orang lainnya ? yaitu teman-temanku yang sering main
kesini.
Tidak heran
ketika teman-temanku main kerumah mereka selalu terkagum-kagum melihat kakakku
yang hanya menggunakan celana pendek
sepaha dengan kaos oblong. Sunguh beeruntung mereka dapat pemandangan segar
seperti itu dirumahku. Kakakku sendiri
tiak terlalu peduli dan cuek saja dengan pakaiannya itu, bahkan bersikap ramah
pada mereka, meladeni obrolan juga candaan mereka. Sama sepertiku teman-temanku
yang aku dapatkan ini pikirannya sama ngeresnya denganku. Walaupun aku lebih
ngeres lagi karena nafsu sama kakak sendiri.
Saat ini salah
satu temanku Asep datang kerumahku. Katanya sih mau bikin PR bareng, tapi
seperti biasa, waktu kami lebih banyak habis karena main PS doang. Selain itu
diannya juga sekalian cuci mata kalau datang kerumahku.
Broo... bagi foto
kakak lo dong pintanya di sela-sela asik main game.
Untuk apaan ?
Kayak gak tau aja
loo..ya buat bahan coli lah... hehe
katanya kurang ajar bicara begitu tentang kakakku
Kampret lo.. lo
minta aja sendiri kalau berani sana
Oke.. ntar deh
gue coba, lo gak marah kan ?
Kalau dia bolehin
gue sih gak masalah.. asal lo gak jepret dia diem-diem aja
Tok-tok-tok
terdengar suara ketukan di pintu kamarku.
Dek.. ajak
temennya makan dulu, nih udah kakak siapin makan panggil kakakku dari balik
pintu.
Iya kak bentar
sahutku, kebetulan aku juga sudah lapar dan bosan kalah mulu main game dari si
Asep.
Kamipun
menghentikan permainan kami dulu untuk
makan. Ketika keluar, aku melihat kakakku hanya menggunakan tanktop putih dan
celana pendek merah muda. Duh, gak malu apa dia pake gituan. Aku yang adiknya
saja sampai berdesir darahku melihatnya apalagi temanku ini yang orang luar.
Benar saja, ku lihat ke sebelahku si Asep dengan tampang bloonnya melongo
melihat penampilan kakakku, untung saja si Asep masih bisa menguasai kondisi.
Udah makan kak?
Bareng yuk kata Asep basa-basi.
Belum sih..
kalian aje deh yang makan duluan jawab kakakku sambil masih sibuk membereskan
dapur.
Bareng aja yuk
kak sini.. ntar demo loh cacingnya, hehe..
Hmm.. iya deh
setuju kak ocha akhirnya ikut makan bersama kami. Aku perhatikan si Asep ini
curi-curi pandang ke arah kakakku yang tepat duduk di depannya. Sialan ni
kampret matanya.
Kakak yang bikin
yah? Tanya Asep.
Iya, kenapa dek?
Gak enak ya?
Enak kok, enak
banget malah.. bikin nafsu
Bilang nafsu kok
liatin kakak sih, ayo.. gak mikir yang macem-macem kan? Pancingnya. Mulai deh
kakakku nakal -.-
Gak kok kak, kan
maksudnya nafsu makan, bukan nafsu yang lain.. duh beruntung banget yah si
fikri punya kakak cewek yang seperti kakak, jadi iri Asep.. udah cantik, baik,
bisa masak lagi hehe.. kak ocha tertawa renyah mendengar godaan temanku yang
cabul ini.
Hihi.. bisa aja
kamu, ya udah.. kalau gitu habisin yah, jangan dibuang-buang loh makanannya
Sip kak, gak
perlu disuruh itu mah
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Setelah makan, kamipun melanjutkan lagi membat PR yang belum
selesai tadi. Kali ini kami mengerjakannya diruang tengah, sambil nonton acara
tv yang menayangkan film alay yang gak mutu ini. Ya.. ku tonton juga kerana
pemerannya artis idolaku. Ku perhatikan dari tadi kakakku sering amat
mondar-mandir kesana kemari. Maksudnya apa coba ? tebar pesona ? bikin aku dan
Asep teralihkan fokus saja, bahkan sampai gak ngeliat adegan pelukan barusan
karena pandangan mata kami berubah fokus, malah melihat ayunan bongkahan pantat
kakakku dari belakang. Akhirnya menjelang magrib barulah semua PR ini selesai,
jadi lama amat slesainya gara-gara kami masih saja kebanyakan nyantainya dari
pada bikin PR.
Kak, si Asep
pulang dulu nih.. teriakku sambil mengantar si Asep ke depan rumah saat itu kak
ocha sedang berada di kamar mandi.
Pamit pulang dulu
kak.. kata Asep berteriak pamitan.
Iya.. hati-hati
yah.. jangan bosan main ke mari kawab kakakku juga berteriak dari dlaam kamar
mandi.
Eh,
ngomong-ngomong lo gak jadi minta foto ke kakak gue? Tanyaku pada si Asep saat
kami didepan rumah.
Udah kok tadi,
hehe
Kapan emang?
Tanyaku heran karena tidak mengetahuinya, diam-diam aja nih anak kampret.
Itu.. waktu gue
ambil minum tadi itu lho.. hehe
Diam-diam aja lo ya.. sialan lo.. udah sana lo pergi
kataku sambil mengayunkan kakiku seperti menendang ke arahnya. Dengan
tertawa-tawa dianya menghindar dan pergi dari hadapanku.