"Aku dan NoobsDie adalah teman dekat. Kami sama-sama memiliki keinginan untuk menyelamatkan dunia dari kekejaman pemerintah dunia. Maka dari itu, kami berdua mencari cara untuk membuat sebuah pasukan yang kuat yang mampu menggulingkan pemerintah dunia. Dengan kecerdasanku mengotak-atik komputer dan kemampuan NoobsDie mengendalikan system, kami akhirnya menemukan sebuah ide, yaitu membawa makhluk 2 dimensi yang kita ciptakan ke dunia nyata. Namun untuk mewujudkan impian kami itu tidak semudah yang kami bayangkan." kata Cloud88, termenung memandangi peta yang ada di atas meja.
Beberapa tahun yang lalu...
"Gagal lagi... Kenapa monster yang kita ciptakan tidak mampu bertahan di dunia nyata? Apa kita melewatkan sesuatu..." kata Cloud88, termenung dan kecewa.
"Aku rasa kita membutuhkan fisik nyata untuk dapat menampung data yang kita kirim ke dunia nyata. Han, kita membutuhkan makhluk hidup untuk menampung data yang telah kita buat." kata NoobsDie.
"Itu mustahil. Jika kita memasukkan data-data tersebut ke dalam hewan, kita tidak tahu seberapa buas hewan itu nantinya. Hal itu hanya akan merugikan kita jika kita tidak dapat mengendalikan mereka." jawab Cloud88.
"Aku tidak berbicara tentang hewan, tapi... Manusia." kata NoobsDie.
Cloud88 terkaget mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh NoobsDie. Ia beranjak berdiri dan dengan tegas berkata, "Bukankah sudah kubilang, aku tidak akan pernah menggunakan manusia sebagai kelinci percobaan!"
"Kalau begitu bagaimana lagi?! Kita sudah membuang banyak waktu! Selagi kita bermalas-malasan seperti ini, banyak nyawa yang telah melayang setiap bulannya! Soul Harvest bulan ini akan segera dilakukan, dan jutaan orang akan mati! Apa kau memiliki ide lain untuk menghentikan mereka?!" sentak NoobsDie dengan penuh emosi.
"Aku tahu itu... Aku tahu itu, tapi... Tidak ada jaminan jika manusia mampu untuk menampung data yang telah kita buat. Jika fisik mereka terlalu lemah, mereka akan hancur karena kekuatan yang kita berikan. Dan walaupun kita berhasil, tidak ada jaminan jika mereka tidak akan mensalah gunakan kekuatan tersebut. Apa kau ingin membuat dunia ini menjadi lebih kacau lagi?!" kata Cloud88, merasa bimbang.
"Cih! Aku rasa aku hanya membuang-buang waktuku disini." kata NoobsDie yang kemudian berjalan keluar ruangan meninggalkan Cloud88.
"Daniel, ingin kemana kau?? Pembicaraan kita belum berakhir!" seru Cloud88, mencoba menghentikan NoobsDie.
NoobsDie menepis tangan Cloud88 yang memegang pundaknya dan kemudian berkata, "Bagiku, semua ini sudah berakhir. Aku akan menyelamatkan dunia dengan caraku sendiri!"
NoobsDie kemudian berjalan keluar ruangan dan menutup pintu dengan kasar. Cloud88 hanya dapat termenung, ia berjalan menuju ke meja komputer dengan lesu sambil memikirkan apa yang harus ia lakukan. "Cih! Sialan!!" Karena tidak dapat menahan rasa pusing yang ia rasakan, Cloud88 memukul layar komputer yang ada di hadapannya hingga hancur.
"Sejak hari itu, aku sama sekali tidak pernah bertemu dengan NoobsDie lagi. Aku dengar jika dia bergabung dengan Crowz untuk membantunya mewujudkan keinginannya." kata Cloud88, menceritakan masa lalunya dengan NoobsDie.
"Crowz? Jadi dia bergabung dengan para pemberontak?" tanya Shiro.
"Benar. Walaupun Crowz sangatlah kuat dan merupakan musuh utama pemerintah dunia, namun aku sangat yakin jika mereka tidak mempunyai ahli komputer yang lebih cerdas dariku. Oleh sebab itu aku menghiraukan kabar bergabungnya NoobsDie dengan mereka. Tapi siapa sangka setelah bergabung dengan mereka, NoobsDie mampu membangkitkan kekuatan dari Ring of System dan mampu untuk mengambil alih seluruh system yang ada di dunia nyata. Dengan bantuan dari salah satu komandan besar Crowz yang memiliki kemampuan mengendalikan dimensi, NoobsDie akhirnya mampu mewujudkan keinginannya untuk membawa manusia ke dalam dunia game yang telah kami ciptakan. Dan seperti yang kalian ketahui, saat ini kita terjebak di dunia EEWAO dan tidak bisa kembali ke dunia nyata." kata Cloud88, menutup ceritanya
"Orang yang telah membuka dimensi menuju ke dunia ini adalah komandan Crowz. Dengan kata lain, hanya dia seorang yang mampu mengembalikan kita ke dunia nyata. Lalu untuk apa kita harus mati-matian melawan NoobsDie?" tanya Shiro, merasa bingung.
"Aku juga pernah merasa bingung dengan hal tersebut. Tapi... Saat ini kita berada di dalam dunia game dimana semuanya adalah data. Selama NoobsDie masih mengenakan Ring of System, dia masih bisa kembali ke dunia nyata."
"Mhmm... Sudahlah. Percuma aku memikirkannya. Lagipula aku sama sekali tidak mengerti." kata Shiro, terkekeh dan kemudian berjalan keluar.
"Lalu untuk apa tadi kau bertanya?!" sentak Cloud95, kesal.
"Oh, Shiro. Tunggu." kata Cloud88, teringat akan sesuatu.
"Apa?" kata Shiro, penasaran memandangi Cloud88 yang terlihat sedang mengotak-atik tampilan status miliknya.
====================================
Cloud88 telah mengirimkan 7.438 Dark Crystal Essence kepadamu.
====================================
"Dark Crystal Essence?? This much??" kata Shiro, terkejut melihat tampilan dari ruang penyimpanan miliknya yang dipenuhi oleh Dark Crystal Essence dengan level yang berbeda-beda.
"Oh, iya. Aku juga akan mengirimkan punyaku." sahut Cloud95, yang kemudian mengirim Dark Crystal Essence yang telah ia dapatkan kepada Shiro.
====================================
Cloud95 telah mengirimkan 2.134 Dark Crystal Essence kepadamu.
====================================
"Dragon dan yang lainnya masih memiliki batu itu lebih banyak lagi. Aku akan meminta mereka untuk segera mengirimkannya kepadamu." kata Cloud88.
Shiro terdiam memandangi mereka, ia menggenggam kedua telapak tangannya erat dan kemudian berkata, "Jangan bilang jika kalian berkeliaran di luar sana hanya untuk memberikanku benda ini?!"
"Kami hanya bersenang-senang sebagai seorang petualang. Berburu dan menaikkan level kita. Lagi pula kami tidak dapat menggunakan batu-batu tersebut. Jadi kami memberikannya kepadamu." kata Cloud95.
"Jangan membohongiku! Apa aku terlihat bodoh bagimu?!" sentak Shiro, merasa kesal.
"Tenanglah... Aku sama sekali tidak bermaksud untuk membodohimu. Tapi kami memang bersenang-senang." kata Cloud95, menenangkan Shiro.
"Shiro-san! Cepatlah!!" teriak Putri Cindy, memanggil Shiro.
"Tuan putri sudah menunggu. Kau sebaiknya bergegas." kata Cloud88.
"Cih!" Walaupun Shiro merasa kesal, namun ia tidak mempunyai pilihan lain selain mereda amarahnya dan berjalan keluar. Sesaat sebelum keluar pintu masuk ia berhenti dan berkata, "Aku tidak pernah meminta kepada kalian untuk melakukan hal gila seperti itu. Tapi... Terimakasih." Ia kemudian kembali berjalan dan menghampiri Cindy dan yang lainnya yang sudah menunggu kedatangannya sejak tadi.
Shiro baru saja menyadari alasan dari para anggota NoobKiller lain jarang berada di markas setelah Cloud88 dan Cloud95 memberinya Dark Cystal Essence. Awalnya ia mengira jika mereka hanya sedang mengamati kerajaan lain. Namun pada kenyataannya, para anggota aliansi NoobKiller sedang berburu monster jenis baru di luar kerajaan untuk mendapatkan Dark Crystal Essence yang kemudian akan di berikan kepadanya untuk membuat pasukan yang lebih kuat.
Melihat raut wajah Shiro yang terlihat serius, Ayah merasa sedikit gugup untuk menjawab perintah Shiro, "B-Baik. Sesuai perintah anda."
"Pergilah." kata Shiro lirih.
"Baik." jawab Ayah dan Bunda.
Bersama dengan Bunda, Ayah berjalan menghampiri pasukan Rajul Mustanie seraya berkata, "Makhluk hijau, kalian juga harus ikut. Kali ini jangan sampai merepotkanku!"
"Baik, Ayah-sama!" jawab sang Goblin betina, pimpinan dari para Goblin.
"Buka portalnya!" seru Ayah.
Para Rajul Mustanie dengan kelas Wizard membuka portal dimensi secara serentak. Ayah kemudian memimpin mereka memasuki portal dan menjuju ke tempat salah satu Rajul Mustanie yang telah terlebih dahulu ikut bersama dengan Cloud88 dan Cloud95 pergi ke kerajaan Sriwijaya.
"Ayo kita bergabung dengan yang lainnya." kata Shiro, mengajak keempat NPC yang bersamanya untuk meninggalkan tempat tersebut.
"Ba-Baik." jawab Lin, masih memandangi para Rajul Mustanie berbaris memasuki portal.
"Yosh! Ayo kita berburu Goblin!" seru Putri Cindy dengan penuh semangat.
Shiro dan keempat gadis itu bergabung dengan kerumunan para Senshi di lembah Muria. Mereka duduk dibawah sebuah pohon, menunggu para Senshi untuk memberikan isyarat penyerangan.
Suasana di sekitar terlihat sangat ramai. Para Senshi terlihat sedang berbincang satu sama lain, menunggu hasil dari para kelas Tracker and Scout yang sedang melakukan pemetaan wilayah di dalam goa, pintu masuk menuju ke sarang Goblin.
Untuk pengintaian ataupun pemetaan, kelas Tracker and Scout merupakan kelas yang paling cocok untuk melakukan pekerjaan tersebut. Karena kelas ini memiliki beberapa kelebihan seperti kecepetan gerak yang tinggi, kemampuan untuk menghilang, penglihatan jarak jauh, pendengaran jarak jauh dan lain sebagainya.
Walaupun kelas Tracker and Scout merupakan kelas yang populer dan banyak dicari oleh aliansi-aliansi kecil, namun dari sekian banyak pemain EEWAO, tidak banyak pemain yang mau untuk memilih kelas yang tergolong sebagai kelas pendukung tersebut. Salah satu alasannya adalah karena kelas ini merupakan jenis kelas yang sangat lemah dalam pertarungan jarak dekat maupun jarak jauh.
"Bukankah mereka terlalu santai?" kata Lin, memandangi para Senshi yang masih terlihat sangat santai mengobrol satu sama lain.
"Begitulah para Senshi! Hebat, bukan?!" seru Putri Cindy, merasa takjub.
"Dengan jumlah pasukan sebanyak ini, aku rasa misi ini akan menjadi sangat mudah. Itulah sebabnya mereka masih terlihat sangat santai." sahut Shiro.
"Tapi kekuatan mereka tidak jauh berbeda dengan Goblin kelas atas, kenapa mereka masih bisa sesantai itu?" kata Lin, masih tidak paham dengan tingkah laku para Senshi yang menurutnya terlalu tenang. Maklum saja, Lin baru pertama kali ini menjalankan misi bersama dengan para Senshi.
"Benar sekali. Dan saat kita sudah memasuki goa nanti, jumlah kita yang banyak tidak berarti." jawab Shiro dengan santai.
"Bukankah itu malah terdengar lebih mengkhawatirkan??" tanya Lin, penasaran dengan jawaban Shiro yang terdengar cuek.
"Jawabannya sangat simpel. Berburu monster seperti ini adalah sebuah kepuasan bagi mereka." kata Shiro, memandangi para Senshi yang sedang asyik mengobrol. "Walaupun ada juga sebagian dari mereka yang sebenarnya takut dan terpaksa untuk ikut. Tapi bagi mereka, bisa bersenang-senang bersama seperti ini adalah hal yang sangat menakjubkan." imbuhnya.
Walaupun Lin dan yang lainnya tidak terlalu paham dengan apa yang telah dikatakan oleh Shiro, namun melihat kegembiraan para Senshi yang ada di sekitar mereka, membuat Lin merasa takjub dengan para Senshi.