Dengan penuh percaya diri, Ayah melaporkan apa yang telah terjadi di desa mati yang telah mereka periksa tadi.
"Shiro-sama.. Selain pakaian yang para pasukan kenakan, kami hanya dapat menemukan benda-benda itu." kata Ayah, menunjuk ke tumpukan berbagai macam barang yang ada di depan barisan para Rajul Mustanie.
"Kerja bagus. Lalu? Berapa banyak Monster yang menyerang kalian tadi?" tanya Shiro, menghampiri tumpukan tersebut.
Saat Shiro baru datang di desa ini beberapa waktu yang lalu, tiba-tiba dia mendapatkan XP dan puluhan drop item. Oleh sebab itu dia tahu jika Rajul Mustanie yang dipimpin oleh Ayah telah diserang oleh kawanan monster.
"Saat kami sedang memeriksa rumah warga, ada puluhan Scavenger yang datang untuk memakan bangkai. Kami berhasil menghabisi mereka semua, namun aku kehilangan cukup banyak Rajul Mustanie yang telah kau percayakan kepadaku." jawab Ayah dengan tenang.
Walaupun para Rajul Mustanie dapat melihat tampilan status monster, namun mereka tidak dapat melihat tampilan status para Senshi dan NPC.
"Shiro-sama... Apakah anda akan memberikan hukuman atas kelalaian Ayah." sahut Bunda dengan penuh kelembutan, bagaikan seorang ibu yang berbicara kepada anak bayinya.
"Tidak, itu tidak perlu. Aku sudah cukup puas dengan usahanya mematuhi perintahku. Lagipula mereka memang masih terlalu lemah."
Seperti yang diharapkan oleh Shiro, Ayah melaksanakan tugas pertamanya dengan sangat baik. Berbeda dari Rajul Mustanie yang lain yang memiliki ekspresi datar dan pemikiran sempit, Ayah dan Bunda memiliki pemikiran yang luas dan mampu mengekspresikan perasaan mereka dengan cukup baik. Selain itu mereka juga tidak takut berbicara terhadap Shiro dengan nada yang cukup santai. Walaupun begitu mereka masih tetap menggunakan kata-kata yang sopan sama seperti Rajul Mustanie yang lainnya.
Saat Shiro membuat Ayah dan Bunda, ia menciptakan sifat mereka sesempurna mungkin. Ia memberikan mereka berdua kelebihan yang dimiliki oleh kedua orangtuanya dan membuang beberapa kekurangan mereka. Selain itu dia juga menambahkan beberapa sifat yang dianggapnya penting untuk dimiliki oleh seorang orang tua dan seorang pemimpin.
"Sebenarnya siapa mereka ini? Kenapa mereka terlihat sangat patuh sekali kepadamu?" tanya SouthKing.
"Benar sekali. Aku rasa mereka bukan sekedar NPC biasa." sahut Senshi lainnya.
"Sudah kubilang mereka adalah Rajul Mustanie."
"Lalu apa itu Rajul Mustanie??" sahut Kuroi.
"Pasukanku." jawab Shiro singkat.
"Hoi!" sentak Kuroi, merasa kesal dengan jawaban Shiro.
"Kenapa kau seperti seorang wanita?! Cerewet sekali!" keluh Shiro.
"Sudahlah... Dia pasti punya rahasia yang tidak bisa di ungkapkan. Tapi Shiro... Alangkah baiknya jika kau memberi mereka semua pakaian. Para gadis ketakutan melihat pasukanmu!!" seru SouthKing .
"Jangankan para gadis, aku saja jijik melihat mereka. Jika saja mereka semua adalah wanita telanjang, maka aku pasti akan membiarkannya." kata HawkEye, mengangguk dengan senyuman nakal.
"Ada apa dengan kalian ini? Kalian ini tidak dapat memahami para gadis. Mereka suka sekali dengan belalai pria." kata Shiro.
"Hoi! Gadis-gadis di aliansiku masih pada di bawah umur!!" seru SouthKing kesal.
"Baiklah.. Baiklah! Aku hanya bercanda. Berisik sekali." jawab Shiro.
Dengan begitu Shiro meminta para warga untuk mencarikan pakaian untuk pasukannya. Dia berniat untuk membeli pakaian-pakaian tersebut, akan tetapi para warga menolak uang yang diberikan oleh Shiro. Walaupun begitu masih banyak Rajul Mustanie yang masih telanjang dan ada juga yang hanya mengenakan celana dan bertelanjang dada.
"Lalu apa yang harus kita lakukan dengan Goblin-Goblin ini? Mereka sama sekali tidak mengerti bahasa kita." kata SouthKing.
"Bunuh saja mereka!" sahut Kuroi.
"Benar! Tidak ada gunanya membiarkan monster seperti mereka hidup." seru para Senshi lain.
"Tapi mereka ini hanyalah sekumpulan budak." sahut HawkEye.
"Aku akan melepaskan kalian semua, tapi dengan satu syarat." kata Shiro, menghiraukan para Senshi yang sedang berdebat.
Kawanan Nice Goblin terdiam dan menoleh kearah satu-satunya Goblin Fighter yang ada diantara mereka.
"Kalian harus menjadi bawahanku dan menuruti perkataanku. Selama kalian setia kepadaku, aku akan memperlakukan kalian dengan baik. Akan tetapi apabila kalian mengkhianatiku, maka aku akan memburu kalian kemanapun kalian pergi dan akan membuat kalian menyesal karena telah bertindak bodoh."
Satu-satunya Goblin Fighter yang merupakan seekor Goblin betina itu terlihat seperti ingin mengatakan sesuatu. Shiro dan yang lainnya memperhatikan Goblin betina itu dengan seksama.
"Ja..Jang..ngan.. Bu..nuh Mer..reka." kata Goblin betina itu dengan kalimat yang terbata-bata.
"Hmm..?"
"Sial! Kalau kau mengerti apa yang kami ucapkan, kenapa kau tidak menjawab pertanyaan-pertanyaanku tadi!!" Pimpinan aliansi KuroNeko terlihat kesal dan mencabut pedangnya. "Kubunuh kau, Goblin sialan!"
Pimpinan KuroNeko menebaskan pedangnya kearah Goblin betina itu, akan tetapi seekor Nice Goblin tua menghadangkan tubuhnya untuk melindungi Goblin betina itu. Alhasil Goblin tua itu pun mati seketika dengan tubuh yang terbelah menjadi 2.
Kawanan Goblin itu terlihat sangat ketakutan karena merasa jika nasib mereka sedang dalam bahaya. Beberapa dari mereka ada yang mencoba untuk melarikan diri, namun para Senshi dengan mudah menangkap mereka.
"Cih!" Shiro menoleh kearah Kuroi dan memandangi pria tersebut dengan wajah kesal. "Apa yang kau lakukan dasar bodoh?! Bukankah sudah kubilang aku akan melepaskan mereka!"
"Hah? Memangnya kau pikir kau siapa, memutuskan hal itu seenak jidatmu. Kamilah yang menangkap mereka!"
"Kalau begitu, aku akan merebut mereka darimu." kata Shiro dengan raut wajah serius, mencabut pedang penebas Goblin miliknya.
"Hey apa kalian bercanda?! Mereka hanyalah kawanan monster!"
"Kalian... Berhentilah bertengkar!" Para Senshi lain berusaha untuk melerai Shiro dan Kuroi.
"Cih..." Karena sadar jika level Shiro berada cukup jauh diatasnya, Kuroi pun mencoba untuk meredam emosinya. "Lakukan sesukamu! Aku sama sekali tidak peduli dengan makhluk-makhluk hijau itu!" sentak Kuroi yang kemudian berjalan menjauhi kerumunan.
"Lalu..? Apa yang akan kau lakukan dengan mereka? Apa untungnya memperbudak mereka? Bukankah kau sudah memiliki banyak bawahan?" tanya SouthKing.
"Hanya untuk bersenang-senang. Lagipula aku lebih suka menaklukkan daripada membantai." jawab Shiro dengan senyuman bangga.
Beberapa waktu kemudian...
"Pimpinlah para Goblin ini dan suruh mereka untuk bertarung. Jangan biarkan mereka berbuat bodoh, apalagi melarikan diri."
"Baik." jawab Ayah.
"Bagaimana dengan anda, Shiro-sama? Apa yang akan anda lakukan setelah ini?" tanya Bunda.
"Aku akan kembali ke ibukota untuk sementara waktu. Jaga mereka dan usahakan untuk tidak membiarkan mereka mati." kata Shiro, memandangi 34 ekor Goblin yang sedang menunggu giliran untuk diikat.
Para Rajul Mustanie mengikat setiap 2 ekor Goblin dengan rantai pada sebelah tangan mereka yang tersambung dengan rantai lain yang mengikat tangan Goblin lainnya.
Setelah selesai dengan apa yang sejak tadi ia lakukan, Shiro berteriak dengan penuh semangat, "Yosh!! Mari kita jadikan hari ini sebagai hari lahirnya aliansi JAVA!"
Shiro melompat ke atas rumah warga dan menghadap ke para Rajul Mustanie. Ia kemudian mengangkat tangan kanannya dan menggenggamnya dengan sangat erat. "Kalian semua! Pergilah ke Utara, bunuh semua monster yang kalian temui dan sebarkan nama JAVA ke seluruh pelosok kerajaan ini!" Shiro tersenyum memandangi pasukannya dan berkata dalam hati, "Aku pasti akan menguasai dunia ini!"
Beberapa waktu lalu Shiro telah membuat sebuah aliansi bernama JAVA dengan dia sebagai satu-satunya Senshi yang menjadi anggota. Sesaat kemudian ia mendeklerasikan terbentuknya aliansi JAVA tepat dihadapan para warga dan para Senshi lainnya.
Para Rajul Mustanie mengangkat tangan kanan mereka dan berseru dengan meriah, menanggapi perkataan tuan mereka.
"Hidup Shiro-sama!!"
"Hidup JAVA!!"