Chereads / Emross Empire : War And Order / Chapter 80 - 80. Tanggung Jawab

Chapter 80 - 80. Tanggung Jawab

Setelah rapat dengan sang raja usai, aliansi Garuda mulai kembali melakukan penyelidikan tentang kasus-kasus yang sedang terjadi di ibukota. Sedangkan Semvvak masih berada di lingkungan istana untuk berbincang dengan Shiro. Mereka berdua terlihat sedang bersantai di taman istana, menikmati pemandangan dan hidangan yang telah disiapkan oleh para pelayan kerajaan.

"Bergabunglah dengan kami. Alex pasti akan senang jika kau mau bergabung dengan Garuda." kata Semvvak, memandangi Putri Cindy yang dari kejauhan sedang belajar menunggangi kuda.

"Alex, kah..? Mhmm... Aku penasaran kenapa dia bisa menjadi top player. Padahal dulu aku yang selalu memberinya sumber daya untuk tumbuh."

"Kau tau sendiri, tidak di dunia nyata tidak di dunia game, uang selalu bisa berkuasa." jawab Semvvak, yang kemudian memakan sebuah biskuit hangat.

"Ah.. Jadi maksudmu dia membayar orang untuk membantunya menjadi top player?"

"Benar. Dia sudah menghabiskan puluhan ribu dollar untuk berada di posisinya yang saat ini. Jika saja EEWAO masih berupa game, aku yakin kau pasti akan kaya raya."

"Hmm... Kaya, kah? Dia pasti sangat menyesal tidak menghabiskan semua uangnya untuk game ini." kata Shiro terkekeh.

"Jadi... apa kau mau bergabung dengan kami?"

"Apa kalian siap mendapatkan masalah karena kehadiranku di Garuda?" kata Shiro, menaikkan alisnya.

"Apa salahnya menuruti 1 sampai 2 aturan yang ada. Aku yakin kehadiranmu pasti akan memberikan dampak yang sangat besar bagi kami." Semvvak terus membujuk Shiro agar ia mau untuk bergabung dengan Garuda.

Shiro tersenyum kecut dan berkata, "Aku bukan tipe orang yang suka di kekang." Perlahan dia berjalan meninggalkan Semvvak dan berkata, "Kalau memang kalian ingin aku bergabung dengan Garuda, jadikan aku pimpinan kalian, maka aku pasti akan bergabung." kata Shiro sambil melambaikan tangannya.

Sejak dahulu di game manapun ia bermain, Shiro sama sekali tidak pernah bergabung dengan satupun aliansi. Dia selalu bermain solo dan membuat kekacauan seorang diri. Jika dia kewalahan untuk mengahadapi musuh, maka ia akan membuat puluhan bahkan ratusan akun lain untuk membantunya melawan musuh-musuhnya.

Baginya bergabung dengan sebuah aliansi atau bekerja sama dengan aliansi lain hanya akan mengurangi jumlah penghasilannya. Lagipula Shiro memang sangat tidak suka diatur oleh siapapun. Oleh sebab itu dia selalu menolak apabila diajak bergabung ke dalam sebuah aliansi.

Shiro pergi ke kamar yang telah disediakan untuknya dan langsung tidur. Sedangkan Semvvak yang telah menyadari jika Shiro sudah sangat kelelahan dan ingin bergegas untuk beristirahat menitipkan pesan untuk Shiro kepada para angota ROG.

"Ain... Sampaikan kepada Shiro untuk pergi ke markas kami besok. Dia adalah seorang Senshi yang sangat handal. Kehadirannya pasti akan berpengaruh besar bagi kita."

"Baik, tuan. Saya akan langsung menyampaikan pesan anda setelah tuan Shiro bangun."

Semvvak kemudian pergi meninggalkan istana dan menuju ke distrik Salam untuk kembali melakukan investigasi.

.

.

Di pegunungan Muria yang berada di perbatasan barat kerajaan Mataram, terlihat kerumunan Senshi yang sedang berjalan menyusuri hutan.

MrAkik yang merasa bersalah atas kecerobohannya yang membuat beberapa desa diserang oleh pasukan Goblin mencoba untuk mencari sarang utama dari bangsa Goblin yang dulunya berada di pegunungan Muria.

Dia membawa seluruh anggota aliansinya untuk melakukan serangan ke sarang Goblin. Akan tetapi jumlah tersebut tidaklah cukup, karena sarang Goblin sendiri merupakan wilayah Raid skala besar yang membutuhkan pemain-pemain level tinggi untuk dapat menaklukkan tempat tersebut.

"Apa kau yakin disini tempatnya?" kata MrAkik, memandangi pemandangan dari salah satu puncak gunung.

"Tidak salah lagi, ini adalah puncak 29. Aku masih ingat betul tempat ini, karena pemandangan disekitar sini sama persis dengan apa yang aku lihat saat melakukan Raid ke sarang Goblin satu tahun yang lalu." jawab Jtisallbusiness yang berdiri di samping MrAkik.

"Lalu kenapa aku tidak melihat satupun makhluk hijau itu?" tanya BluePanda yang bermalas-malasan di atas pohon.

"Itulah sebabnya kita mencarinya. Berhentilah bermalas-malasan dan bantulah yang lainnya mencari sarang Goblin sialan itu!" sentak MrAkik yang terlihat kesal.

"Tidak mau. Merepotkan sekali." jawab BluePanda, menghiraukan perkataan MrAkik dan masih bersantai di atas pohon.

Jtisallbusiness terdiam memandangi raut wajah MrAkik yang terlihat resah. Sebagai ahli strategi, ia sadar jika hanya dengan pasukan mereka yang saat ini mereka tidak akan mampu untuk menghabisi bangsa Goblin. Oleh sebab itu dia memikirkan sebuah rencana untuk menghindari kemungkinan terburuk yang mungkin akan terjadi. Dia kemudian meminta ijin untuk kembali ke ibukota dan meminta salah seorang Wizard membuatkan portal untuknya.

.

.

2 hari kemudian...

"Kepalaku pusing sekali..." Shiro bangkit dari tempat tidur dan membuka tirai jendela yang ada di ruangan tersebut.

"Sudah hampir pagi, kah?" kata Shiro, melihat ke luar.

"Bukan pagi, tapi petang." Suara Yin mengejutkan Shiro.

"Sejak kapan kau ada disana??" kata Shiro, melihat ke pojok ruangan.

"Aku sudah disini sejak tadi. Shiro-san... Sebaiknya kamu pelankan suaramu." jawab Yin pelan, menoleh kearah tempat tidur.

Shiro menoleh ke arah tempat tidur dan terkejut melihat Putri Cindy yang sedang tertidur di tempat tidur yang sama yang ia gunakan tadi.

Shiro menghela nafas dan kemudian berkata, "Walaupun dia masih kecil, tapi dia adalah seorang gadis dan aku adalah seorang pria. Kenapa dia tidur satu ranjang denganku? Yin, lain kali kau harus melarangnya berbuat ceroboh seperti itu."

"Itu mustahil. Putri Cindy sangat menyukaimu. Dia selalu menunggumu di sampingmu dan tidak sabar untuk bermain denganmu. Sampai-sampai dia tidak keluar selama 2 hari ini hanya untuk menunggumu bangun."

"Aku tidur selama 2 hari??" Shiro merasa tidak enak, dan kemudian melihat wajah imut Putri Cindy yang sedang tertidur. "Aku juga menyukai dia dan menganggapnya sebagai adik kecilku sendiri. Tapi jika Slayer tau Cindy tidur satu ranjang denganku, dia pasti akan membunuhku."

Yin tersenyum dan kemudian berkata, "Kamu mau kemana, Shiro-san?"

"Aku harus pergi ke toko Jarwo untuk mengambil uang hasil penjualan kemarin." kata Shiro, memakai bajunya.

Yin berdiri dan menghampiri Shiro. "Apa tidak sebaiknya kamu sarapan dulu sambil menunggu tuan Putri bangun?"

"Penjual botak itu pasti sudah menunggu kehadiranku. Lagipula aku juga harus pergi ke desa Bae. Jangan khawatir, aku akan menemui Cindy saat kembali dari desa Bae nanti."

Yin ingin menghentikan Shiro, namun ia tidak mau dianggap sebagai gadis yang menyebalkan yang membatasi kehendaknya.

"Ngomong-ngomong... Kau terlihat sangat cantik dengan pakaian normal seperti itu." kata Shiro, memandangi Yin yang mengenakan celana pendek dan baju panjang berwarna hitam.

Yin tersipu malu, dan wajahnya pun memerah. "A-Apa biasanya aku terlihat aneh?"

Shiro sedikit terkekeh dan berkata, "Satu-satunya yang aneh darimu adalah pakaianmu yang tidak biasa. Jika kau melepas topengmu itu, kau pasti terlihat lebih cantik."

Shiro membuka jendela dan kembali berkata, "Sebenarnya aku sudah pernah melihat wajahmu. Dan aku rasa kau tidak perlu malu untuk menjadi dirimu sendiri. Apalagi harus menyembunyikan kecantikannmu itu."

Yin hanya tertegun dan semakin tersipu malu. Ia bahkan membiarkan Shiro keluar ruangan lewat jendela, sesuatu yang dianggap tidak sopan di lingkungan istana.

"Maaf aku langsung pergi tanpa berpamitan. Sampaikan rasa terimakasihku kepada sang raja!" seru Shiro, berlari menjauh.

Yin melihat keluar jendela dan tersenyum tipis, melihat Shiro buru-buru berlari menjauh.