"Thousand Arrows!" 30 Archer mengaktifkan skill spesial mereka secara bersamaan, membuat 30 ribu anak panah menutupi cahaya rembulan dan membuat langit terlihat sangat gelap.
Sesaat setelah hujan anak panah di gelombang pertama reda, Ashley mengaktifkan skill spesialnya dengan 3 anak panah sekaligus, membuat 3 ribu anak panah menghujani kerumunan Undead yang ada di barisan paling depan.
"Aw.. Komandan Ashley, hebat sekali!!" seru para gadis, terkagum.
Ribuan Undead yang berlari menyerbu mereka pun tumbang karena serangan tersebut. Walaupun begitu, banyak dari mereka yang masih bertahan hidup dan kembali bangkit menyerbu para Senshi.
Saat para Archer mengaktifkan skill spesial mereka dan melepaskan anak panah mereka ke udara, anak panah yang mereka tembakkan akan berlipat ganda menjadi seribu buah anak panah. Walaupun Thousand Arrows merupakan skill yang terbilang kuat dengan konsumsi MP yang rendah, akan tetapi skill spesial dari kelas Archer ini hanya efektif untuk melawan musuh yang lemah. Karena setiap anak panah yang dikeluarkan dari skill ini hanya dapat menimbulkan damage sebesar 1% dari total Attack poin mereka.
"Lancarkan serangan berikutnya!" seru Slayer.
Para Mage melancarkan berbagai serangan elemen kepada ombak Undead yang sedang menyerbu mendekati mereka.
Semburan api yang diiringi dengan hembusan angin menghanguskan gerombolan Undead yang sedang berlari menuju kearah mereka. Tidak berhenti sampai disitu, setelah serangan pertama berhenti, terlihat sebuah ombak yang menyapu pasukan Undead yang kemudian disertai dengan sambaran petir.
Sambil menunggu serangan massal dari para Mage reda, para penyerang jarak dekat seperti Samurai, Ninja, Weapon Master, Assassin dan seluruh kelas Fighter yang berada di depan barisan, bersiap menunggu aba-aba dari Slayer.
"Pria mesum... Kau ikutlah bersama kami bertarung melawan SumantoX." kata Slayer.
"Dengan senang hati." jawab Shiro.
"Gyargh!! Kalian akan membayar perbuatan kalian ini!" teriak SumantoX, berlari menuju para Senshi.
Slayer memfokuskan pandangannya kearah Sumanto, dan bersiap untuk memberikan aba-aba penyerangan. Setelah jarak dari mereka sudah cukup dekat, Slayer berteriak, "Kurung dia!"
Para pengendali tanah membuat dinding pembatas 3 sisi yang mengelilingi Sumanto, memisahkan dirinya dari kerumunan Undead yang lainnya.
"Ayo kita maju. Sofia!" seru Slayer.
"Kalian semua! Kami akan membunuh Undead gila itu, kalian urus sisanya." kata Sofia, menoleh ke belakang dan tersenyum sadis.
Shiro dan 9 orang gadis petarung jarak dekat berlari menghampiri Sumanto, melawan penguasa pemakaman itu dengan cara bergantian. Sedangkan para petarung jarak dekat lainnya berlari menyerbu kerumunan Undead yang datang mendekat.
Para kelas pendukung seperti Summoner dan Beast Tamer berlari menyerbu dan berada di belakang barisan para petarung jarak dekat, disusul oleh kelompok para penyerang jarak jauh dan Healer yang berada di barisan paling belakang, memberikan bantuan jarak jauh dan sesekali menghabisi beberapa Undead yang sudah memiliki HP rendah yang memang sengaja disisihkan untuk mereka.
Peperangan berlangsung dengan sangat sengit. Para pemanah terlihat sibuk menembaki Undead yang terbang menyerang para Senshi. Sedangkan para Healer terus memulihkan HP dan MP dari para petarung jarak dekat.
Jumlah besar dari Undead penghuni Rustic Grave tidak menjadi masalah bagi para Senshi, karena para pengendali tanah membuat tembok-tembok pembatas untuk mengurangi jumlah kerumunan Undead yang mereka lawan, sehingga membuat sebagian area pemakaman terlihat seperti sebuah labirin.
Rustic Grave sendiri bukanlah pemakaman yang memiliki luas wilayah yang besar. Namun karena tergolong sebagai pemakaman yang disediakan untuk kaum miskin, membuat Rustic Grave penuh dengan mayat yang kuburannya di tumpuk bersama.
Kelompok Shiro yang sedang melawan Sumanto terlihat berada diatas angin. Walaupun begitu, para Senshi masih kesulitan untuk melukai tubuh keras Sumanto.
Dari kesepuluh Senshi yang sedang melawan Sumanto, tidak ada satupun dari mereka yang memiliki Attack Poin lebih dari 70 ribu Attack Poin, sedangkan Defense Poin Sumanto adalah sebesar 150 ribu CP yang mana lebih kuat 2 kali lipat dari Attack Poin anggota terkuat mereka.
Sejak pertarungan dimulai, hanya Sofia yang mampu memberikan damage kepada Sumanto sebesar lebih dari 10% dari total HP Sumanto. Karena saat dia mengaktifkan skill spesialnya, Attack Poin Sofia menjadi sama besar dari Defense Poin milik Sumanto.
"Switch!" seru Sofia, yang sedang menangkis serangan Sumanto.
Shiro melompat menyerang Sumanto, menebas leher Undead tersebut dengan pedang aura miliknya. Walaupun serangan Shiro membuat Sumanto sedikit merasa goyah dengan auranya, namun serangan Shiro hampir sama sekali tidak menimbulkan damage kepada Undead tersebut.
Tanpa membuang waktu, Slayer melesat untuk menebas tangan kanan Sumanto yang sedang memegang cangkul menyerang Sofia.
"Manusia-manusia yang menyebalkan!" teriak Sumanto kesal.
Sumanto mengibaskan cangkulnya, untuk mengusir para Senshi yang sedang mengepungnya.
Sumanto mengangkat cangkulnya ke langit dan kemudian mengucapkan mantra, "Sang kala ireng sang kala lumagang, sang sarasa karasa sira apasang sira anut marang ingsun, ana saking ingsun pangeranira sang nur zat maya putih, sira metuwa!!"
"...?" Para Senshi terheran dengan apa yang barusan diucapkan oleh Sumanto.
Dari balik tembok tiba-tiba terdengar suara-suara wanita yang datang mendekat.
"Baby!!!" teriak Kuyang dengan senyuman yang terlihat mengerikan.
Puluhan Kuyang terbang melewati tembok pembatas dan langsung menyerbu para Senshi.
Sumanto menarik usus Kuyang yang sedang terbang rendah melewatinya. Ia kemudian memakan Kuyang dengan sangat lahap, membuat bar HP Sumanto yang tadinya hanya tersisa tinggal 70% kini perlahan naik hingga penuh.
"Hey, lihatlah!" seru salah seorang Healer yang berada di barisan paling belakang.
Selain kesepuluh petarung jarak dekat yang bertarung melawan Sumanto, ada juga 10 orang Healer yang berada 10 meter di belakang para petarung jarak dekat yang terus memulihkan HP mereka.
"Oh, tidak..." keluh Nichole.
"Sial! HPnya kembali penuh. Usaha kita tadi jadi sia-sia!" kata Shiro, merasa kesal.
"Jangan menyerah!! Kita hanya perlu menghajarnya lagi." seru Sofia, membelah tubuh Kuyang yang terbang mendekatinya.
"Sial! Hubungi Ashley dan Suruh dia untuk memerintah kelompoknya untuk membunuh seluruh Undead terbang lebih cepat." kata Slayer kepada kelompok Healer.
"Ba-Baik..." jawab Nichole.
"Ayo kita serang makhluk menjijikkan itu lagi!" seru Slayer, berlari menyerang Sumanto.
.
.
"Baiklah." kata Ashley lirih.
"Ada apa?" tanya Michelle.
"Puluhan Kuyang terbang menghampiri Sumanto, membuat bar HPnya kembali penuh dengan memangsa organ terbang itu."
"Jadi kita harus menghabisi Undead terbang terlebih dahulu." kata Michelle lirih.
"Benar. Tapi masalahnya adalah... Lihatlah... Mereka terlalu banyak."
Kemamang, Kuntilanak, Kuyang, 3 jenis Undead terbang yang menghuni Rustic Grave memenuhi langit di medan pertempuran. Mereka menyerang para Senshi dari udara dan membuat dinding-dinding pembatas yang para pengendali tanah buat menjadi sia-sia.
"Kuntilanak dan Kuyang dapat kita atasi. Tapi... Bagaimana dengan Kemamang? Hanya para pengendali air dan Wizard yang bisa mengalahkannya. Sedangkan mereka tidak dapat menyerang target yang terbang pada ketinggian lebih dari 10 meter." kata Michelle. "Tidak. Tunggu! Apa Sumanto juga bisa memakan Kemamang?!" tanya Michelle penasaran.