Chereads / Emross Empire : War And Order / Chapter 64 - 64. Kerajaan Para Elf

Chapter 64 - 64. Kerajaan Para Elf

Di sebuah kerajaan yang dihuni oleh bangsa Elf, terlihat sebuah perang yang sedang berkecamuk. Hutan berkabut yang merupakan tempat tinggal bagi salah satu suku dari bangsa Elf dikelilingi oleh api yang membakar habis tempat tersebut.

Bangsa Elf yang merupakan Kerajaan terkuat nomor 5 telah diserang oleh pasukan Orc yang sedang melintas di kerajaan mereka. Walaupun jumlah pasukan bangsa Elf yang tinggal di hutan tersebut tidak terlalu banyak, akan tetapi mereka mampu membuat 1 juta pasukan Orc yang menyerang mereka kerepotan.

Hingga akhirnya para Elf terpaksa untuk mundur dan mengamankan Ratu mereka. Bangsa Orc yang tidak memiliki rasa takut dalam peperangan terus menerobos pertahanan mereka di hutan berkabut dan membakar habis hutan tersebut.

"Tuan putri, pergilah selamatkan diri anda! Kami akan menghambat mereka sampai anda sempat keluar dari hutan!" kata salah seorang kesatria Elf.

"Apa yang sedang kalian bicarakan?! Aku tidak akan meninggalkan rakyatku!" teriak Tuan putri, tidak rela jika para warganya mengorbankan diri mereka hanya untuk keselamatannya seorang diri.

Tanpa memperdulikan perkataan dari sang Tuan putri, salah satu kesatria bangsa Elf memberikan perintah terakhirnya kepada seorang pengawal yang sedang bertugas melindungi sang ratu. "Elvy, aku serahkan Tuan putri kepadamu. Semoga alam selalu bersama kalian!"

"Ba-Baiklah... Semoga alam memberikan kalian kemenangan." kata pengawal tersebut lirih.

Para ksatria Elf tersebut kemudian berlari memasuki desa dan menghilang dibalik kabut asap yang tebal.

"Berhentilah! Aku memerintahkan kalian untuk berhenti!!" teriak sang Tuan putri.

"Tuan putri... Sebaiknya kita bergegas keluar dari hutan ini. Kalau kita sampai tertangkap, maka pengorbanan mereka akan sia-sia." kata Elvy, mencoba untuk menarik lengan sang Tuan putri.

Puteri Nimfa menggigit bibirnya hingga berdarah. Dengan sangat berat hati, ia pun mengusap air matanya dan bergegas berlari menjauh dari pusat medan perang.

.

.

Di hutan Rahtawu, tempat Shiro dan aliansi SweetSugar sedang mempersiapkan diri untuk penyerangan ke Rustic Grave ronde ke dua.

"Pertama-tama aku ingin bertanya. Gerbang teleportasi yang kalian gunakan tadi, bagaimana cara kerjanya?" tanya Shiro.

"Mhmm... Aku rasa aku perlu menjelaskan informasi dasarnya terlebih dahulu." kata Dara, yang merupakan satu-satunya Wizard yang sedang berada di sekitar Shiro.

"Gerbang teleportasi merupakan salah satu skill tambahan dari kelas Wizard. Biasanya para player menggunakannya sebagai jalan pintas untuk pergi ke suatu tempat, seperti dari aula Guild menuju ke hutan, Dungeon ataupun tempat yang pernah kami datangi sebelumnya. Tapi skill ini tidak bisa digunakan dari dan menuju ke wilayah Dungeon."

"Hmm... Jadi kalian tidak bisa membuka gerbang teleportasi di sekitar Punden ya?" kata Shiro lirih.

"Tidak bisa. Sebenarnya apa yang sedang kamu rencanakan, Shiro-kun?" kata Dara, mengerutkan dahinya.

"Kalau begitu aku punya ide lain yang mungkin bisa berguna. Apa sebelumnya kalian pernah bertemu dengan Sumanto?"

Para gadis yang sedang berkumpul disekitar Shiro menggelengkan kepala mereka karena tidak ada satupun dari mereka yang pernah bertemu dengan Undead langka tersebut.

========================

You Got Rajul Mustanie's Soul

========================

Sebuah item tiba-tiba muncul di tampilan Shiro, tanda jika Rajul Mustani baru saja mati. Dan itu merupakan Rajul Mustanie terakhir yang telah ia kirim untuk pergi berburu.

"Sofia-San.. Apa kau tadi melihat status dari SumantoX?" kata Shiro, menghiraukan item yang tadi tiba-tiba muncul.

"Mmmm.. Hmm... Mhmmmmmm...." Sofia mengerutkan dahinya, berusaha dengan sangat keras untuk mengingat status dari SumantoX. "Argghh!! Tidak. Aku sama sekali tidak ingat." kata Sofia dengan nada datar. "Alice! Bagaimana denganmu?!" teriak Sofia, yang menyadari akan keberadaan Slayer yang sejak tadi mendengarkan pembicaraan mereka dari balik pohon.

Slayer merasa terkejut. Ia menenangkan diri, mencoba bersikap wajar dan kemudian berkata, "Yang aku ingat hanyalah... Undead itu memiliki Defense dan HP berlipat ganda dan sebuah skill Canibalism."

"Benar sekali. Skill itu... Saat pertama kali bertemu dengan monster yang belum pernah aku lihat sebelumnya, aku langsung membaca catatan latar belakang mereka tanpa memperdulikan tampilan lainnya. Dan aku rasa jika skill tersebut sangatlah merepotkan. Kita tidak akan pernah bisa mengalahkan SumantoX selama masih terdapat banyak Undead yang berada disekitarnya. Karena setiap SumantoX menggigit daging Undead lain, HPnya akan pulih sebanyak 1%.

"Oho... Hebat juga kau bisa mengetahui semua informasi itu dalam keadaan seperti tadi." kata Sofia terkagum.

Sebenarnya saat bertemu dengan SumantoX beberapa waktu tadi, Shiro hanya sempat membaca beberapa kata saja, yaitu Rustic Grave, EEWAO, Canibalism, daging Undead, 1% dan HP % kali lipat. Akan tetapi hanya dengan beberapa kata tersebut, Shiro sudah bisa menyimpulkan seperti apa kemampuan dari skill yang dimiliki oleh sang penguasa Rustic Grave tersebut.

"Jadi maksudmu kita harus menghabisi seluruh Undead lain sebelum membangunkan SumantoX?" tanya Sofia.

"Benar sekali. Kita harus membagi anggota menjadi beberapa kelompok yang menyerang dari berbagai sisi. Disaat semua Undead yang berada di wilayah Utara habis terbunuh, kita kembali ke tengah area pemakaman untuk menghabisi SumantoX dan beberapa Undead yang tersisa. Dengan begitu kita bisa mengurangi kesempatan SumantoX untuk beregenerasi. Dan satu hal lagi, untuk mengurangi jumlah mereka yang terlalu banyak, bagaimana jika aku menggunakan Skill spesialku untuk membunuh sebagian dari mereka?"

"Hey! Bukankah tadi kau sudah membunuh cukup banyak dari mereka?!" keluh Sofia.

"Biarkan saja dia menggunakan skillnya. Jumlah mereka memang terlalu banyak untuk kita semua. Walaupun kita meminta bantuan anggota SweetSugar yang masih berada di ibukota, kita tetap akan kesulitan untuk menaklukkan pemakaman itu." kata Slayer yang perlahan mulai berdiri dan membersihkan bokongnya dari dedaunan. "Lagi pula saat dia mengaktifkan skillnya itu, para undead kuat juga akan ikut melemah dan tidak bergerak, dengan begitu kita juga bisa membunuh mereka dengan mudah." imbuhnya yang kemudian berjalan menjauh.

"Yosh!! Kalau begitu kita akan kembali ke Rustic Grave saat cooldown dari skillmu itu selesai." seru Sofia dengan penuh semangat.

"Eehhh...! Kita benar-benar akan kembali lagi ke tempat angker tadi??" keluh Niken dan Nichole, merasa lesu.

"Apa yang kalian takutkan?! Ada aku yang akan pergi bersama kalian! Hah ha!" Sofia membanggakan dirinya dan terkekeh, membuat mereka hanya bisa menghela nafas dengan lesu.

Setelah itu Sofia menyuruh Dara dan Nichole kembali ke ibukota untuk meminta bantuan dari anggota lain dari aliansi SweetSugar dan sekalian mengantarkan anak-anak yang mereka temukan setelah mengalahkan Wewe Gombel beberapa waktu yang lalu.

Mereka menyusun rencana untuk menyerang Rustic Grave tanpa mengetahui jika penguasa pemakaman tersebut adalah seorang manusia yang mempunyai kemampuan seperti Undead. Walaupun SumantoX adalah manusia yang kurang waras, akan tetapi dia tetap seorang manusia yang dapat berfikir lebih cerdas daripada kebanyakan Undead lainnya.