Lisa adalah seorang selebgram, kehidupan di kota yg sangat sibuk dan berisik membuatnya memutuskan untuk beristirahat sejenak selama beberapa hari dan memilih kembali ke kampung halamannya sebagai tempat dia melepaskan kepenatan di ibu kota.
"Ya tuhan semoga mobil ini gak mogok, lagian kenapa gua malah bawa mobil tua ini bukannya bawa lamborgini gua"
Selang beberapa lama setelah lisa mengucapkan itu benar saja mobil itu mogok.
"ya ampun bener aja kan mogok, oh shit! mana gk ada bengkel di sekitar sini, gua juga gak bisa benerinnya"
Tiba-tiba lisa melihat seorang pemuda yang sedang menikmati pemandangan detik-detik matahari terbenam, lalu ia segera menghampiri pemuda itu berniat untuk meminta bantuan.
Seketika jantung lisa berdegup kencang dan tatapannya terkunci oleh ketampanan paras pemuda yang berada dihadapannya. Lisa pun menghampirinya.
"sunsetnya bagus ya, apa kamu juga suka sunset?"
"ya tentu saja"
"ngomong-ngomong kamu bisa bantu aku benerin mobil aku yang mogok di seberang jalan sana ga?"
"oh boleh dimana mobilnya"
"wah bagus deh ayo aku antar"
lisa mengantar pemuda itu ke mobilnya lalu pemuda itu langsung memeriksanya.
"gimana apa rusaknya parah?"
"iya lumayan karena ini mobil tua jadi mesinnya tidak kuat perjalanan jauh"
"yah terus gimana dong?"
"bisa saja aku perbaiki tapi butuh waktu lama"
"wah lama?, tapi ini kan sudah mau malam"
"bagaimana kalo kamu menginap dulu di penginapanku letaknya gak jauh kok dari sini?, karena kalau udah jam segini jarang ada mobil yang lewat buat kamu tumpangi".
lisa memikirkan tawaran pemuda itu dan ia setuju.
"yaudah untuk beberapa hari saja gak masalah"
"ayo ku antar ke penginapanku"
pemuda itu pun mengantar lisa menuju penginapan, penginapan itu terletak di sebuah desa yg berada di bawah kaki gunung. Di desa tersebut terdapat beberapa kuil-kuil suci yg sudah berumur berabad2 namun bangunannya masih sangat terjaga. Rumah penduduk juga masih berbentuk tradisional.
selang beberapa waktu perjalanan yg panjang akhirnya meraka sampai di sebuah bangunan tua.
"sudah sampai ini penginapannya namanya penginapan morei sama seperti nama desa ini"
"oh jadi ini penginapannya apa tidak bahaya ya? keliatannya rapuh"
"tidak apa2 ini aman kok aku yg mengurus penginapan ini, ayo aku antar ke dalam"
"iya"
meraka pun masuk ke dalam penginapan itu. Penginapan yg terlihat rapuh dengan pondasi yg terbuat dari kayu.
"kamu tunggu di sini aku mau ambil kunci buat kamar mu"
"iya jangan lama2 ya"
lisa menunggu dengan melihat sekeliling bangunan itu.
"ini kuncinya kamar nomor 33 di lantai 2"
"oh iya makasih ya"
"iya sama2 kalo perlu panggil saja aku"
"iya tapi ngomong2 nama kamu siapa?"
"nama aku kevin"
"oh kevin yaudah aku mau lihat kamarnya dulu"
lisa pun menaiki tangga dengan suara decit di setiap langkah kakinya ketika menginjak tangga. Setelah lisa sampai di depan kamarnya ia menoleh ke sekeliling lorong yg gelap itu dan berpikir.
"kenapa di sini sepi sekali masa sih udah pada tidur jam segini"
akhirnya lisa masuk ke kamarnya yg terlihat sudah di rapikan seperti sudah ada orang yg tau akan kedatangannya. Saat lisa sedang membereskan barang2nya ia mendengar suara yg aneh di sebelah kamarnya.
"hah suara apa itu? coba aku lihat deh"
lisa penasaran dengan suara yg aneh itu dan ia pun ingin keluar tapi saat ia membuka pintu ia terkejut karena tiba2 kevin berada di depan pintu.
"aduh vin bikin kaget ajah"
"oh maaf2 tadi aku baru mau ketuk pintunya"
"iya2 gpp memang ada apa?"
"aku mau kasih tau kalo toilet ada di ujung lorong sama kalo kamu lapar dapur ada di lantai bawah"
"oh iya2 makasih ya vin infonya"
lisa pun tiba-tiba menggugurkan niatnya untuk mengecek asal suara tersebut dan menutup kamar kembali. Lisa juga bisa melihat kalau kevin masih berjaga di depan pintu kamarnya melalui celah di bawah pintu kamarnya. Dalam hatinya pun muncul banyak pertanyaan "apa yang sebenarnya terjadi di luar dan kenapa kevin tetap berdiri di pintu kamarnya?"