Chereads / The twins from the other world / Chapter 8 - The task we had

Chapter 8 - The task we had

"Eh.. lihat, pohonnya lucu." Kata Chunhua.

"Ya, sepertinya di sana ada seseorang ya?" Tanya Akemi.

"Sepertinya itu peri?" Tanya Miyako.

"Peri? Memangnya ada?" Tanya Chunhua.

"Ya, itu peri, peri bunga Lotus." Kata Harumi.

"Peri bunga Lotus? Peri setia milik Harumi?" Tanya Sofiya antusias.

"He.. lebih tepatnya teman setia." Kata Harumi.

"Hm.. peri Lotus, tetapi kok berada di atas pohon?" Tanya Esme.

"Biasanya memang begitu." Kata Harumi.

"Eh.. aneh, Lotus seharusnya berada di air." Kata Chunhua.

Lalu Harumi memanggil peri itu,

"Lotus! Ada apa?"

"Oooh! Harumi!" Kata peri itu dengan antusias sambil terbang ke arah Harumi.

"Lama tak jumpa, ada kabar?" Tanya Harumi.

"Ya.." kata Lotus sambil sedikit cemberut.

"Dia cemberut." Kata Miyako, Akemi, Chunhua, Esme, Amerina, dan Sofiya secara kompak.

"Ada kabar buruk. Buruk. Buruk sekali." Kata Lotus.

Lalu Harumi menyuruh Lotus dan yang lain duduk di atas rerumputan hijau itu.

"Negara sebelah Utara menyiapkan senjata maut." Kata Lotus.

"Senjata maut?" Tanya mereka secara kompak.

"Ya, senjata maut. Senjata maut itu mereka juluki sebagai the disaster girl." Kata Lotus.

"Disaster girl?" Tanya Takashi.

"Nama yang aneh." Kata Hinoto.

"Ya, dia adalah peri. Tetapi sekali ia menyerang, satu negeri akan hancur tak bersisa. Hanya akan ada sebuah tanah kosong nan gersang. Itu sebabnya, mereka dapat memperluas daerah mereka secara cepat." Kata Lotus.

"Lalu?" Tanya mereka semua.

"Kita memerlukan perlindungan untuk negeri kita." Kata Lotus.

"Eh.. boleh tanya?" Tanya Chunhua sambil mengangkat tangannya.

"Tentu.." kata Lotus.

"Kamu tidak terkejut dengan kita?" Tanya Chunhua sambil menunjukkan adanya 7 Harumi.

"Tidak." Kata Lotus.

"Kok bisa?" Tanya Chunhua.

"Ya, ini adalah bagian dari rencana milik ratu peri. Dia mengetahui hal ini sejak beberapa hari yang lalu. Lalu ia memanggil kalian." Kata Lotus.

"Bagaimana caranya? Dan apa alasannya?" Tanya Akemi.

"Begini. Disaster girl sangatlah kuat, bahkan Rika, gadis kesatria yang lebih kuat dari Harumi kalah dan menghilang menjadi abu bersama kota dan rakyatnya." Kata Lotus.

"Rika? Tak mungkin! Dia adalah kesatria terkuat dari negeri Selatan! Harumi pernah kalah kan?" Kata Chunhua.

"Hm.." kata Harumi dengan sedikit malu.

"Ya, jika bedasarkan perhitungan sang ratu, sebuah kota memerlukan kekuatan milik Rika 3. Tetapi kalau kekuatan milik Harumi 7. Jadi, inilah sebabnya kalian menjadi Harumi. Bagi ratu, kalianlah yang pantas untuk mendapatkan wujud dan kekuatan Harumi untuk melindungi kota ini." Kata Lotus.

"Yah.. datang-datang sudah perang..." kata Chunhua.

"T-tenang saja... mereka lama kok?" Kata Lotus.

"Aku punya pertanyaan!" Kata Amerina.

"Ya?" Jawab Lotus.

"Mengapa mereka menyerang negeri selatan terlebih dahulu? Negeri kita lebih dekat daripada negeri selatan." Kata Amerina.

"Itulah masalahnya, aku tidak tahu." Kata Lotus.

"Menurutku, sepertinya mereka mau mengepung kita." Kata Amerina sambil membentangkan sebuah peta.

"Mereka sudah mengambil 3 wilayah, yaitu negeri utara, negeri selatan, dan negeri barat. Kita adalah negeri tenggara. Bedasarkan perhitunganku, mereka akan menyerang negeri timur dan timur laut, negeri barat laut dan barat daya. Ini adalah formasi kepungan, sehingga kita akan terpojok nantinya. Kita juga memerlukan bantuan negara lain, karena kita bertujuh untuk melindungi negeri sebesar ini sepertinya akan sulit." Kata Amerina.

"Ya, sepertinya itu benar." Kata Harumi.

"Dan menurut perkiraanku, jika benar, mereka akan tiba di negeri kita 6 bulan lagi." Kata Amerina sambil menunjukkan rumus matematikanya.

"Wuah! Kamu pintar sekali!" Kata Chunhua.

"Apa ini?" Tanya Takashi.

"Ini matematika. Mau kuajarkan?" Tanya Amerina.

"Kita masih memiliki 6 bulan untuk memberi peringatan pada negara lain." Kata Akemi.

"Lotus, bisa minta tolong pada peri-peri lain agar mereka memberitahukan hal ini?" Tanya Harumi.

"Tentu saja!" Kata Lotus sambil terbang pergi meninggalkan mereka.

"Semoga perhitungan Amerina benar." Kata Akemi.