Chereads / I AM FOR U / Chapter 9 - Chapter 4

Chapter 9 - Chapter 4

"Halo" ujar seseorang lewat telepon di seberang dunia sana.

"Halo, sayang. Ada apa pagi-pagi sekali sudah menelpon, hmm? Rindu ya,"

"Tidak! Aku hanya ingin memberitahumu jika aku akan pulang besok," ujar orang itu tanpa basa-basi.

"HAH?! KAU SERIUS?!" Berseru keras, seakan tak menduga bahwa seseorang itu akan kembali.

"Iya, kenapa? Kau tidak selingkuh, ya? Awas saja, akan aku potong asetmu,"

"T-tidak kok, hehe. Bagaimana aku bisa selingkuh jika pekerjaanku saja sangat padat?"

"Bisa saja, dengan sekertarismu mungkin?"

"Tidak sayang, percaya padaku"

"Baiklah, besok jemput aku di bandara jam 7 malam, jangan sampai terlambat!"

"Siap, bos!" Lalu penggilan itu terputus.

.

.

.

.

.

.

"AAAARGGGHHH!!!"

Teriakan itu bergema di antara geraman guntur dan kilat yang bersautan. Seoul sedang dilanda hujan badai malam ini.

Donghae jatuh bersimpuh, menjambak rambutnya sendiri seperti orang gila.

Di depannya terdapat cermin besar yang pecah berkeping-keping.

Kedua tangannya mengepal. Dan tangan kanannya mengeluarkan darah karena tertancap pecahan kaca –Donghae meninju cermin itu hingga hancur. Itu memang sakit, tapi rasa sakit itu belum ada apa-apanya dibanding dengan sakit di hatinya.

Air matanya menderai sagat deras. Seluruh benda di ruangan ini berserakan –kebanyakan telah hancur dan rusak.

Begitu pula dengan dirinya, jiwa dan raganya hancur. Hatinya terporak-porandakan hanya karena Jung Eunhyuk seorang.

"Eunhyuk-ah! Maafkan aku, hiks" Donghae tersedu. Tidak memperdulikan tangan kanannya yang mengeluarkan darah.

"Selamat tinggal,"

Ia mengambil pecahan kaca, menyayatkannya ke lengan atasnya, turun hingga hampir mencapai pergelangan tangan –nadinya.

Namun tiba-tiba ponselnya berdering. Donghae berhenti dari kegiatannya. Ia tidak akan memperdulikannya jika bukan suara dering khusus yang terdengar.

Donghae menoleh ke bawah, kearah ponselnya yang retak tergeletak di lantai.

Dan benar saja, nama Eunhyuk tertera di sana. Walaupun rusak, ponselnya masih dapat berfungsi.

Donghae segera mengangkatnya, "H-halo"

Suaranya terdengar parau dan sangat lirih, syarat akan frustasinya dia kali ini.

Namun sepertinya Eunhyuk tidak menyadarinya –atau tidak peduli.

"Donghae, bisa bantu aku? Mobilku kehabisan bahan bakar dan aku terjebak disini, hujannya sangat lebat."

"Kau dimana?"

Dan secepat itu Donghae berubah. Jung Eunhyuk sungguh membawa pengaruh besar dalam kehidupan Donghae.

Katakan Donghae lemah, karena memang benar adanya.

Secepat kilat Donghae mengganti pakaiannya, memakai jaket hitam dan sarung tangan hitam. Tanpa membersihkan darah yang senantiasa mengalir dari luka yang di buatnya.

Setidaknya pakaian hitam akan menyamarkan darahnya bukan? Lagi pula ini sudah malam, Eunhyuk pasti tidak menyadari keadaan Donghae saat ini.

Ia mengambil kunci mobilnya dan melesat pergi, ke tempat yang disebutkan oleh kekasihnya barusan.

.

.

.

.

.

.

Seperti orang kesetanan, Donghae memacu mobilnya di jalanan Seoul yang lenggang di malam hari. Tak peduli akan licinnya jalanan yang diguyur hujan badai.

Banyak sekali yang ia pikirkan, menjadikannya beban berat untuknya. Jadi, ia tidak memikirkan bagi bahayanya mengemudi sambil melamun kali ini.

Ia tak peduli lagi hal itu akan membahayakan dirinya sendiri atau orang lain. Jika perlu biarlah ia mati karenanya.

Tepat di tikungan jalan, Donghae memutar stir kemudi tanpa mengurangi kecepatan laju mobilnya. Gila memang, tapi apa peduli?

Beberapa meter didepannya, terdapat mobil yang terparkir di pinggir jalan. Donghae amat mengenali mobil itu, milik kekasihnya.

Perlahan, Donghae memelankan laju mobilnya. Hingga tepat berada di belakang mobil Eunhyuk, Donghae berhenti.

Ia hanya diam saja. Tidak menghampiri Eunhyuk atau membukakan pintu untuknya. Ia hanya memanggil Eunhyuk lewat miss call sebentar lalu melempar ponselnya asal.

Tak lama setelah itu, Eunhyuk turun dari mobilnya sambil memegang payung berwarna hitam.

Setelah Eunhyuk masuk ke dalam mobil Donghae, ia menepuk-nepuk pelan lengannya yang sedikit basah terkena air hujan.

Tanpa mengatakan apapun, Donghae melajukan mobilnya. Sama seperti tadi, mobil hitam itu berpacu dengan kencang seperti mobil balap.

Eunhyuk yang belum siap sangat terkejut. Ia baru saja memasang sabuk pengamannya dan Donghae langsung menancap gas segila ini.

"DONGHAEE!!"

Berulang kali Eunhyuk berteriak dan menyuruhnya untuk berhenti. Namun ia tak peduli, telinganya seolah tuli.

Donghae tau, seberapa takutnya Eunhyuk saat ini. Tubuhnya bergetar dan wajahnya pucat pasi. Eunhyuk bahkan punya trauma soal ini.

"DONGHAE, BERHENTI KATAKU!!!"

/Ckitt/

Bunyi dari gesekan ban mobil dengan aspal terdengar jelas. Bahkan asap yang mengepul akibat gesekan itu pun turut menjadi saksi bagaimana gilanya Donghae berkendara malam ini.

Eunhyuk terhuyung dengan keras ke depan. Keningnya sakit bercumbu dengan dashboard mobil.

"Kau kenapa, hah! Jika ingin mati tidak usah mengajakku!

Eunhyuk berteriak memarahi Donghae, namun setelah ia menoleh dan melihat keadaan kekasihnya, ia terdiam.

Apa apa dengan Donghae?

Donghae hanya diam saja. Terlihat matanya sayu dan terlihat kosong, tangannya pun mengepal di balik kemudi.

"Donghae?" Eunhyuk berujar, berusaha menyadarkan Donghae dari tatapan kosongnya.

Donghae menoleh. Dan seketika itu, Eunhyuk panik.

"Kau kenapa?" Tanyanya gusar. Eunhyuk bahkan menyentuh kedua sisi wajah tampan Donghae yang kini terlihat sangat menyediakan.

Sementara Donghae hanya diam saja. Matanya menyiratkan seribu makna yang sama sekali tidak bisa Eunhyuk mengerti.

Tanpa aba-aba, Donghae menyerang Eunhyuk. Melumat kasar bibir plum kekasihnya.

Sementara Eunhyuk sangat terkejut. Donghae jarang sekali menciumnya. Dan sekarang, liat betapa kasarnya Donghae melumat bibirnya.

Ada apa dengan Donghae?

Eunhyuk mencoba memberontak. Namun ternyata sangat sulit. Entah setan apa yang merasuki Donghae kali ini.

Tapi, aksi memberontaknya pun akhirnya membuahkan hasil. Donghae melepasnya, nafasnya terengah.

Cairan kristal bening mengalir dari manik coklat indahnya, melewati pipinya. Lee Donghae menangis.

Eunhyuk tertegun, batinnya berteriak kesakitan melihat keadaan Donghae kali ini.

Kenapa?

Perlahan Eunhyuk membawa Donghae ke dalam pelukannya. Membiarkan lelakinya menumpahkan segala emosinya padanya.

Eunhyuk mengelus punggung Donghae. Tak terasa, ia juga menitikkan air mata.

Eunhyuk melepaskan pelukannya, membawa wajahnya mendekat ke Donghae.

Membawanya kedalam ciuman yang sayangnya dibalas dengan kasar oleh Donghae.

Bahkan Donghae beberapa kali meremas dadanya dan menggigit bibirnya.

Mungkin bibirnya sudah berdarah saat ini, karena Eunhyuk merasa perih pada bagian itu.

Eunhyuk dapat merasakannya, emosi Donghae yang meluap lewat ciuman kasar ini. Eunhyuk menerimanya.

Entah kenapa, Eunhyuk bisa merasakan sakit yang Donghae derita. Walau ia tidak tau apa penyebabnya, ia hanya ingin Donghae tenang.

Ini bukan Donghae seperti biasanya.

Donghae, jangan seperti ini...