( Warning : Part belum direvisi. Typo bertebaran )
Seulas senyum terpancar di bibir ranumnya, hatinya sedang berbunga-bunga. Ada seorang yang mengkhawatirkan dirinya membuat ia merasa bahagia. Walau mungkin perasaannya tak terbalas, karena dia sadar akan posisinya. Apalagi Raja Reijin dan dia, notabene berada di dunia berbeda, tempat berbeda dan tak akan bisa bersatu.
Mengetahui fakta tersebut, sesaat kepedihan menjalar di hatinya. Maka dari itu Ursulla selalu berusaha membatasi perasaannya kepada Raja Reijin yang semakin lama kian tumbuh. Segala sikap dan perhatian tak langsung Raja Reijin apalagi sejak insiden ciuman itu hanya ia anggap sebagai picisan belaka.
Mungkin Raja Reijin saat itu berada dalam mood yang tidak baik. Bukankah semua orang juga akan melakukan tindakan di luar nalar jika dalam pikiran kalut?
Ursulla menghela nafas, kemudian membasuh wajahnya dengan kucuran air yang mengalir dari bilah bambu. Sungguh segar.