Dengan langkah cepat dan nafas memburu, perempuan itu berjalan. Sorot matanya dipenuhi ambisi. Tanpa permisi, ia langsung membuka pintu mendapati sang ayah yang duduk santai sembari menyesap secangkir teh.
"Kenapa wajah mu ditekuk begitu?"
Mata Selir Gun berkilat penuh amarah. Ia benar – benar terlihat kesal, "Aku ingin segera menjadi permaisuri ayah!"
Perdana menteri Yung terdiam, pandangannya menelisik ke arah anak semata wayangnya itu. Mencermati apa yang tengah terjadi pada puterinya,
"Tenanglah, kau pasti menjadi permaisuri. Hmm... sepertinya ada sesuatu yang mengganggu mu?"
"Aku ingin secepatnya menjadi permaisuri, aku sudah cukup menunggu. Kesabaran ku sudah habis ayah." selir Gun geram.
"Tak usah terburu-buru, mereka bilang jika Raja Reijin sudah sembuh dari penyakitnya."