Tanpa disadari, hubungan Ursulla dan Raja Reijin bisa dikatakan dekat. Bukan kedekatan antara pria dan wanita. Hubungan mereka ibarat antar tetangga di perumahan. Tidak dekat secara khusus, tidak mau tahu urusan orang, menjaga jarak tapi bertegur sapa.
Raja Reijin masih acuh, namun sekarang dirinya terlihat tak keberatan akan keberadaan Ursulla di dekatnya. Bahkan secara tak sadar, ia sendiri seolah sengaja agar terlihat oleh Ursulla.
Raja Reijin tak jarang melewati area dapur istana untuk menuju ruang rapat dengan para penjabat. Padahal arah ruang rapat tersebut dengan kediamannya hanya tinggal berjalan lurus, sedangkan melewati area dapur perlu beberapa tikungan untuk sampai ke ruang rapat. Ya, semua itu karena Ursulla kerap menghabiskan waktu di sana.
Panglima Hito mengerutkan kening. Bingung sendiri dengan kebiasaan baru Raja Reijin. Tetapi rasa penasaraannya ia simpan. Raja pasti punya alasan sendiri atau mungkin tindakannya tersebut tak beralasan, hanya didasari refleks alam bawah sadarnya untuk mengerjakan sesuatu di luar kebiasaan.
Langkah Panglima Hito terhenti ketika Yang Mulia Reijin tiba-tiba menghentikan langkah. Pria itu memasang ekspresi dingin saat sosok cantik bergaun biru membingkai tubuhnya dengan indah berjalan ke arahnya.
Wanita itu tersenyum manis, "Yang Mulia anda di sini."
Raja Reijin hanya menjawab dengan gumaman.
Selir Gun tersenyum lagi. Dia mendekati Raja dan memeluk lengannya mesra, "Kebetulan sekali. Aku ingin mengantar gingseng putih ini ke dapur istana." Selir Gun tampak malu-malu saat bicara, "Aku hendak belajar memasak. Gingseng ini berkhasiat menghilangkan letih dan membantu agar bisa tidur nyenyak."
"Aku khusus menyiapkan ini untuk Yang Mulia."
Telinga Raja Reijin seperti tidak mendengar apa yang selirnya ucapkan. Atensi Raja pun terfokus pada pintu ruang dapur istana yang memperlihatkan Ursulla sedang tertawa-tawa bersama para Dayang sembari keluar dapur membawa dua wadah berisi buah-buahan.
"Ahh... Yang Mulia." Seru salah satu dayang melihat Raja Reijin dari kejauhan. Otomatis Ursulla dan beberapa dayang lain juga menatap ke arah yang sama. Mereka langsung menunduk hormat saat Raja berjalan menghampiri.
"Selamat siang Yang Mulia Reijin." Kembali para dayang membungkuk hormat, "Selamat siang Yang Mulia selir Gun."
"Ada yang bisa kami bantu?"
"Ya, aku butuh bantuan kalian untuk mengolah gingseng ini." Selir Gun menyerahkan dua bungkusan gingseng langka yang ia dapat dari negeri seberang.
"Tidakkah aku sudah memberitahu dayang Sora bahwa aku akan kemari?"
"Ahh... Maafkan kami Yang Mulia. Kami akan mengolahnya."
Gunia hanya menelengkungkan bibir. Kemudian matanya melirik wanita bergaun merah jambu yang berdiri di antara lima dayang. Terlihat asing. Dia tak mungkin dayang istana kan? Jangan-jangan dia?
"Apa dia orang asing itu, Yang Mulia?" Meskipun dirinya langsung bisa menebak. Tetapi selir Gun memilih bertanya kepada sang Raja. Lengannya semakin bergelayut mesra. Seolah sengaja menunjukkan kedudukannya. Menunjukkan bahwa Raja Reijin mempunyai selir seindah dirinya. Dan Raja hanya miliknya.
Ursulla menatap Raja Reijin dan selir Gun bergantian. Dan diam-diam merasa takjub sekaligus iri. Selir raja ini luar biasa cantik. Pasangan yang sempurna. Mereka juga terlihat mesra.
"Dia Ursulla." Jawab Raja Reijin. Ia melepas belitan selir Gun. Tatapannya terarah kepada Ursulla.
"Ya, nama saya Ursulla." Ursulla memperkenalkan diri kepada sang selir. Dan tiba-tiba merasa atmosfir di sini terasa pengap.
"Hmmm... Saya permisi dulu Yang Mulia. Ada hal yang harus saya kerjakan."
"Apa yang kau kerjakan ?"
Pertanyaan Raja Reijin sontak membuat dayang yang ada disana gelagapan takut. Mereka takut jika Raja Reijin berpikir bahwa tamunya tidak diperlakukan dengan baik dan malah menyuruhnya bekerja.
"Begini Yang Mulia~."
"Saya hendak mencuci buah-buahan ini." Ursulla rupanya tahu apa yang para dayang cemaskan. Karena itu dia langsung menyela, "Selama saya di sini. Saya tidak melakukan apapun. Saya merasa bosan. Karena itu saya putuskan membantu para dayang."
"Di zaman ku, saya sudah terbiasa bekerja. Jadi saya tidak keberatan melakukan ini." Imbuh Ursulla.
Raja Reijin mengangguk mengerti. Ursulla pun segera pamit menuju tempat cucian. Raja Reijin kemudian menoleh ke selirnya.
"Bukankah kau ingin belajar memasak?"
"Ah.. Iya Yang Mulia."
"Kalau begitu lakukanlah!" Ujarnya. Raja Reijin segera berbalik pergi meninggalkan selir Gun begitu saja.
Selir Gun menyimpitkan mata setengah kesal dan waspada.
Raja Reijin selalu dingin terhadap oranglain termasuk dirinya. Tapi hari ini ia mendapati Raja Reijin menanyakan sesuatu kepada orang lain seperti kepedulian.
(Apa yang kau kerjakan?)
Pertanyaan Raja Reijin tadi kepada Ursulla membuat dirinya merasakan antisipasi.