Thoriq yang melihat hal itupun sangat terkejut. Ia tidak menyangka anggota XCN bisa kalang kabut seperti itu. Awalnya mereka terlihat begitu mendominasi, namun entah mengapa satu persatu telah terbantai.
"Apa mereka emang bener nyewa preman Tanah Abang? Tapi ga mungkin bisa ngalahin XCN sampe segitunya."
Thoriq pun kembali mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang. Kali ini orang yang ia hubungi bukanlah orang sembarangan. Alih-alih menghubungi petinggi geng XCN lainnya, Thoriq langsung menghubungi ketuanya, Derek.
"Halo, gimana Riq? Udah kelar masalahnya?"
"Eee … Eng-engga, bang."
"Engga gimana?" tanya Derek dari seberang saluran telepon.
"Gini … Awalnya udah terkendali, tapi …"
"Tapi apa? Ngomong yang jelas, nyet!" bentak Derek yang membuat Thoriq gemetar.
Thoriq pun mengumpulkan kembali keberaniannya. "Tapi, mereka kalah."
"APA?!"