Riana mengerutkan dahi mendengar ucapan Nabila yang terkesan sedih. Apa dia dipaksa menikah? Pikiran itu seketika ditepis tatkala Antoni datang menghampiri mereka.
"Apa dia sudah siap?"
"Ya tinggal sedikit lagi."
"Cepatlah, aku dan dia tak punya banyak waktu." omel Antoni. Pasalnya dia merasa sudah cukup lama dia menunggu tapi Nabila tak kunjung keluar dari kamar.
Riana segera menyelesaikan ikatan rambut dan tersenyum kepada Nabila. "Mbak makin cantik saja. Tak apa-apa, kan saya panggil mbak?" tanya Riana takut kalau Nabila keberatan.
Kali ini Nabila tersenyum. "Iya tak apa-apa." Tepat setelah itu lengan Nabila ditarik pelan oleh Antoni menuju mobil yang sudah siap.
Karena gaun pengantin Nabila hanyalah sederhana jadi Antoni tak kesusahan untuk memasukkan Nabila ke dalam mobil. Leo cuma bisa menatap dari jauh dan tepat ketika itu, dia lalu menelepon ke kantor polisi.
"Halo, paman?"
"Iya Leo. Ada apa?"
"Apa paman sudah sampai ke kantor polisi?"
"Iya sudah."