"Ibu, dia itu bukan siapa-siapa. Kalau dia datang lagi tolong jangan sapa dia, jika perlu usir dia."
"Eh, kenapa harus diusir? Dia sangat baik pada Ibu lagi pula akan buruk sekali jika kita tak menerima perbuatan baik orang."
"Ibu,"
"Sudahlah Wenda jangan buat Ibumu memiliki beban pikiran, masa hanya Axton kau bertengkar dengan Ibumu." Wenda membuat mimik cemberut.
"Baiklah, aku tidak akan bertengkar terima kasih Nabila."
"Kalau begitu aku pergi dulu ya."
"Hah? Kau mau pergi?"
"Tentu, urusanku sudah selesai menemanimu menemui Ibumu saja, tak ada yang lain."
"Aku lupa sesuatu, ayo keluar dulu dari sini." Keduanya lalu keluar dari kamar.
"Apa kau bisa membantuku mencari pekerjaan? Aku sudah dipecat dari pekerjaan lamaku, aku juga tak mau membuat Ibuku tahu tentang hal ini." Nabila bergumam tanda sedang berpikir.
"Aku akan mencarinya, tenang saja serahkan padaku."
"Terima kasih Nabila, kau memang sahabatku yang baik."