Tuk...
Denis mengusap kepalanya. Baru saja ada yang melemparinya kertas yang digulung-gulung. Denis pun menoleh, Ia melihat Nesya yang sedang tersenyum lebar.
"Apa?" ketus Denis.
"Ish... kayak cewek yang lagi PMS aja Lo!"
"Heh... Lo tinggal manggil gue atau enggak colek gue aja. Gak usah pake lempar-lempar gitu segala!"
"Orang kaya gak boleh marah-marah terus! Mau miskin?"
"Gak bakalan Nesya... harta keluarga gue tujuh turunan gak bakalan abis, bahkan jajanin kalian Cilor segrobak-gerobaknya tuh harta masih ada."
"Harta ku juga tak akan habis kalau hanya jajanin cilor segrobak-grobaknya," timpal Fajar yang kini posisi duduknya menghadap Denis.
"Print-in dong Den," ucap Adrian tiba-tiba, sepertinya tak mendengar apa yang didebatkan itu.
"Eh... gue mau nanya Lo dulu Den," ucap Nesya.
"Nanya apa?"
"Erisca beneran bakal pindah ke sekolah kita?"
"Iya, makannya hari ini Erisca pulang dulu. Gara-gara penerbangannya di tunda karena ada kendala, Seno nemenin Erisca dulu, makannya dia gak kesini," ucap Denis menjelaskan sekalian. Saat dihubungi Denis, Seno bilang begitu sesuai apa yang diucapkannya pada Nesya.
"Makin susah gue dapetin Seno,"gumam Nesya mengeluh.
"Peringkat aja berhasil diraih ngalahin satu angkatan, si Seno doang mah masa gak bisa Nes?" ujar Adrian yang ikut menimpali.
Nesya mengacungkan dua jempolnya pada Adrian. Ketua kelas itu benar, Nesya tersenyum semangat, seakan-akan mendapatkan energi lagi untuk mendapatkan Seno. Mencoba membuat Seno jatuh cinta padanya sah-sah saja bukan? Lagi pula Erisca tidak memberikan kepastian pada Seno. Cewek itu terlalu berkubang pada masa lalu.
Nesya tahu Seno menyukai Erisca. Tapi mereka sama sekali tidak menjalin hubungan, bahkan Seno mengetahui bahwa Erisca tidak mau menjalin hubungan. Jadi Nesya tidak dikategorikan perebut pacar orang atau perusah hubungan orang. Dia hanya berusaha membuat seseorang untuk jatuh cinta padanya.
***
"Makasih udah nganterin," ucap Nesya.
"Sip, santai aja. Biasanya di sekolahan Lo selalu minta anter juga kan?"
Nesya tertawa kecil mendengar penuturan Adrian. Nesya memang sering kali meminta antar pada Adrian ketika Ia harus lomba dan memerlukan sesuatu hal, karena Adrian ketua kelas. Jadi sebagian tanggung jawab yang dipegang Adrian membuat teman-teman sekelas lainnya apabila ada apa-apa yang menyangkut lomba atau kepentingan kelas bisa meminta bantuan dirinya.
"Gak usah masuk dulu yah, udah malem," ujar Nesya kemudian.
"Sialan," umpat Adrian.
Cewek aneh ini memang mudah membuat orang lain kesal, senang. Kadang sikap egoisnya muncul begitu saja kadang juga sikap lucu dan recehnya keluar begitu saja membuat suasana hangat. Sifat manja pemaksanya akan keluar ketika bersama Seno. Entahlah itu natural saja begitu, dia juga menyadari hal itu bahkan dia ingin merubah sikapnya itu yang seperti bunglon. Tapi bagaimana caranya?
Adrian pun berpamitan langsung. Saat mobilnya sudah tak terlihat lagi, Nesya pun masuk ke dalam rumahnya. Ia menghela napas setelah menutup pintu itu. Pernah tidak merasa sepi dengan tiba-tiba begitu saja. Rasanya hampa, dan seperti ada yang hilang tapi tak tahu apa. Mungkin itu yang bisa digambarkan apa yang dirasakan Nesya sekarang.
***