Keesokan pagi Ruo Ly bangun pagi, dan pergi ke Paviliun Ribuan Herbal. Di Paviliun Ribuan Herbal terdapat macam-macam herbal yang dapat digunakan untuk pembuatan obat-obatan. Paviliun itu menyediakan berbagai macam herbal dari jenis yang mudah didapatkan hingga yang sangat langka.
Ketika kaki Ruo Ly mendarat didepan pintu Paviliun Ribuan Herbal, dia disambut oleh laki-laki yang tampan dengan senyum ramah yang juga bisa merobohkan negara dan dengan sopan dia bertanya " Silahkan nona, jika tidak keberatan boleh jelaskan untuk mencari bahan herbal seperti apa?", tanya Mu Chen. Ruo Ly pun menyodorkan kertas dengan daftar bahan herbal yang ia perlukan. Sesaat membaca ramuan tersebut, Mu Chen menyunggingkan sebuah senyum dan berucap " silahkan tunggu sebentar nona, akan saya siapkan."
Setelah Mu Chen masuk ke dalam Ruo Ly melihat-lihat sekeliling. Disana terdapat rumput herbal yang tertanam disudut halaman, ada juga beberapa bahan herbal yang bergelantung di pot-pot besar. Bnyak herbal yang tersedia di sana, dan itu membuat takjub Ruo Ly. Karena dia sebenarnya adalah dokter yang jenius, dia lebih memahami arti herbal-herbal yang terdapat di Paviliun Ribuan Herbal tersebut. Setelah beberapa saat Mu Chen keluar dengan herbal-herbal yang sudah disediakannya, dan memberikan herbal-herbal tersebut kepada Ruo Ly. "ini yang nona pesan, total nya 50 keping perak". Ruo Ly menerima herbal tersebut dan memberikan uang kepada Mu Chen. Setelah itu dia pergi tanpa berbalik. Sesaat setelah Ruo Ly hilang dari pandangannya mata Mu Chen menyiratkan sesuatu yang tidak biasa dan senyum bahaya tersungging di bibirnya.
Setelah Ruo Ly sampai dirumahnya dia mengolah sendiri herbal-herbal tersebut. Semua herbal dibersihkan dan direbus dengan api yang stabil. 3 jam telah berlalu, kini ramuan tersebut sudah selesai dibuat. Bibir Ruo Ly tersenyum dan dia memanggil Naori untuk menyiapkan air untuk mandi. Setelah semua siap Ruo Ly mencampurkan air dengan herbal yang telah ia olah. Setelah semua sudah siap, dia menanggalkan pakaiannya dan mulai masuk ke bak mandi tersebut. Saat kaki nya menyentuh air rasanya sakit seperti teriris-iris oleh pisau, namun dia tidak gentar, dia tau bahwa untuk melepaskan racun ya g sudah bertahun-tahun melekat ditubuhnya bukan sesuatu yang mudah, meski begitu dia tidak berfikir bahwa prosesnya sedemikian sakit. Sedikit demi sedikit akhirnya seluruh tubuhnya masuk dalam rendaman air tersebut, Ruo Ly mengatupkan giginya dan bunyi gemeretak antara gesekan giginya terdengar. Dia merasakan sangat sakit bagaikan tubuhnya dicabik-cabik oleh pisau dan perasaan itu sangat amat menyakitkan. Dia sudah tidak sanggup lagi, ingin pingsan tapi karena rasa sakitnya ujung syarafnya mencegah untuk pingsan karena terlalu tegang.
5 jam dia berendam menahan siksaan yang teramat sangat dan sakit itu lama-lama memudar. Dentian yang tertutup sekarang mulai terbuka, Ruo Ly merasakan aliran energi masuk ke dantiannya dan Ruo Ly langsung duduk dengan posisi teratai untuk memeriksa tubuhnya. Sesaat setelahnya matanya yang hitam bagaikan langit malam dan secerah air sungai yang menghanyutkan terbuka. Sesungging senyum yang mampu memabukkan seisi dunia terlihat diwajahnya. Dia merasa puas saat mengetahui bahwa tubuhnya sekarang sudah bisa berkultivasi.
Setelah itu Ruo Ly bangkit dan melihat air yang tadinya bersih sekarang menjadi hitam. Namun senyum kepuasan tersungging dalam wajahnya.
Malam hari Ruo Ly duduk bersila dengan posisi teratai, dia sedang berkultivasi pikirannya terfokus pada kultivasinya. Energi dari alam yang berlimpah masuk ke dantiannya. Dia merasakan jalur-jalur yang tadinya tersumbat sekarang sudah lancar. bagaikan sungai yang sedang banjir. Dia memusatkan ke dantiannya dan melihat bahwa sebenarnya dantiannya sangat luas tak terhingga. Jika diibaratkan untuk orang-orang pada umumnya dantiannya mereka seperti danau, tapi milik Ruo Ly sangat luas bagaikan laut yang tidak terhitung luasnya. Mendapati hal ini pun dia terkejut dan disisi lain amat sangat puas dengan keadaan dirinya yang sekarang.
5 jam dia berkultivasi dan sepertinya dia mau mencapai terobosan, setelah itu ada gelombang energi yang meledak dan membuat dirinya memancarkan sinar yang sangat silau hingga sulit membuka mata bagi yang melihatnya. Ruo Ly menerobos, bukan hanya tingkat 1 , tapi masih berlanjut ketingkat 2 , tingkat 3, tingkat 4, tingkat 5, Ruo Ly merasakan dia hampir mau menerobos tingkat 6 tapi ada sesuatu yang menghalangi. Dia masih mencoba untuk menerobos, tapi dia malah mengeluarkan seteguk darah, mungkin karena dia terlalu memaksakan dirinya hingga tahap ini.
Ruo Ly mengusap darah yang ada disudut bibirnya. Hampir saja dia terluka jika lebih lanjut lagi. Tapi senyum kepuasan tersungging di wajahnya dan matanya yang sebening air terlihat bisa menenggelamkan siapa saja yang memandangnya. Mungkin karena tingkat kultivasinya saat ini aura Ruo Ly menjadi semakin berbeda. Dari tubuhnya memancarkan aura dingin dan keangkuhan yang makin membuatnya mempesona. Membuat orang yang tidak bisa berpaling ketika menatapnya, tapi di saat bersamaan membuat orang sungkan untuk mendekatinya.