Chereads / Got You / Chapter 10 - Part 10

Chapter 10 - Part 10

"Apa?" Richard berjalan keluar dapur dengan ponsel tertempel di telinganya.

"..."

"Oke"

Sabian yang saat itu sedang duduk di atas sofa hanya menatap bingung Richard setelah laki - laki tinggi itu memutuskan panggilan di ponsel nya.

"Siapa?"

Richard duduk di sebelah Sabian dan memeluk tubuh mungil itu membawanya kedalam rengkuhan nya.

"Sam dan Alex"

"Kenapa?"

"Urusan lelaki"

"Aku juga laki - laki jika kau lupa!" Sabian langsung mempoutkan bibirnya dan melepas paksa pelukan Richard di tubuhnya.

"Haha maaf. Mereka hanya ingin berkunjung" Sabian memutar bola matanya malas lalu menjatuhkan kepalanya ke pangkuan Richard sedangkan kedua matanya menatap tv layar datar di depannya.

"Apa masih sakit?" Tanya Richard sambil mengelus lembut surai hitam kekasihnya itu.

"Tentu saja! Kau benar-benar gila"

"Well jangan salahkan aku. Salahkan saja tubuhmu yang begitu menggoda itu"

"Itu karena kau saja yang mesum!"

Richard memekik pelan saat Sabian menarik telinganya. Malam tadi mereka baru saja melakukan malam-malam panas entah untuk yang ke berapa kalinya. Setelah satu bulan berpacaran, Sabian merengek kepada kedua orang tuanya agar di izinkan tinggal bersama kekasih tingginya itu. Awalnya kedua orang tua Sabian tidak setuju, tapi setelah bertemu dan mengenal Richard akhirnya mereka menyetujuinya. Dan disinilah mereka, berdua di dalam apartemen mewah Richard yang setiap harinya selalu terdengar desahan dan erangan kedua laki - laki itu. Richard benar-benar buas, dia tidak pernah membiarkan satu malam pun terlewat untuk mengerjai tubuh kekasih mungil nya itu. Terbersit perasaan menyesal dalam diri Sabian kenapa dia merengek kepada orang tuanya karena ingin tinggal bersama Richard jika setiap malam dirinya habis di makan serigala buas itu.

"Oke aku minta maaf" Richard mengusap telinganya yang memerah hasil tarikan kuat kekasihnya itu.

"Cih! Katakan itu pada pantatku yang sakit!"

Richard tersenyum mesum dan mengecup lembut pipi Sabian.

"Maafkan aku pantat Sabian yang sexy"

"Richard Park!"

Sabian ingin melempar Richard dengan bantal sofa sebelum mendengar suara bel apartemen. Laki - laki tinggi itu merebahkan dengan pelan kepala Sabian di sofa sebelum beranjak membuka pintu. Pertanyaan, kenapa bukan Sabian yang membukanya? Ya karena bokong nya masih terasa luar biasa sakit dan perih. Richard terus menghajar nya, bahkan dia tidak ingat berapa ronde yang telah mereka lakukan semalam.

"Yo Sabian!" Dean muncul bersama dengan Alex yang membawa dua buah kantong plastik besar di tangannya.

"Apa yang kalian bawa?" Sabian mendudukan tubuhnya dengan sedikit meringis. Richard langsung membantu Sabian-nya untuk duduk.

"Kita akan berpesta"

"Berpesta?"

"Kita akan bersenang-senang Biii" Sabian menolehkan kepalanya kearah Richard menuntut penjelasan tapi laki - laki tinggi itu hanya mengedikkan bahunya santai.

Tidak lama setelah itu, bel kembali berbunyi. Richard beranjak membuka pintu dan Sabian benar-benar terkejut melihat.. well jika yang datang itu Sam bersama Louis Sabian mungkin tidak akan peduli bagaimana itu terjadi. Tapi yang ada di hadapannya ini Sam dan Louis datang bersama dengan laki - laki cantik itu berada di dalam gendongan laki - laki yang lebih tinggi.

"Wow aku terkejut"

Louis tersenyum remeh kearah Sabian dan meminta Sam untuk duduk di single sofa dimana dia akan duduk di pangkuan laki - laki berkulit putih itu.

"Jadi, apa yang terjadi?" Tanya Dean dengan kernyitan di dahinya. Well selama ini mereka terus saja melihat penolakan berulang kali Sam jika Louis menyatakan perasaannya secara langsung kepada laki - laki berkulit putih itu. Tapi kali ini? Bagaimana mereka bisa bersama dengan Louis yang berada di gendongan Sam.

"Well, apa yang kau lakukan tadi malam padaku sayang?" Louis menyandarkan kepalanya di dada Sam dan tangannya bergerak untuk meraih lengan Sam agar melingkar di perutnya.

"Apa?" Tanya Sam dengan wajah datar nya.

"Ugh aku tau kau malu mengatakannya. Jadi begini, astaga malam tadi sangat panas" Louis mengipas dirinya sendiri dengan heboh "Sam benar-benar ganas dan kau tau Pantat ku masih sangat sakit sekarang. Dia tidak akan berhenti jika aku tidak pingsan. Dan apa kalian tau, 'itu' Sam sangat besar dan nikmat dan juga dia sangat kuat. Aku bahkan sudah klimaks tiga kali dan dia belum keluar sedikitmmhpptt" Richard dan Alex sudah menutup kedua telinga kekasih masing-masing. Sedangkan Sam tengah menutup mulut Louis dengan telapak tangannya.

"Sam sepertinya kekasihmu itu perlu kau hukum lagi"

Sam memutar bola matanya malas sambil menatap kearah Alex sedangkan tangannya masih menutup mulut Louis.

"Dia bukan kekasihku"

Louis langsung menghempas telapak tangan Sam dan menatap laki - laki yang sedang memangkunya itu.

"Tidak bisa! Kau harus jadi kekasihku! Kau sudah menikmati tubuh sexy ku ini. Kau harus bertanggung jawab! Bagaimana jika aku hamil?"

"Itu karena kau memasukkan obat perangsang di minuman ku dan kau tidak akan hamil Louis!"

"Aku tidak peduli! Sekarang kau kekasihku! Ah tidak tidak.. kau harus menikahiku! Kau harus bertanggung jawab. Anakmu ada di dalam perutku sekarang" Louis mempoutkan bibirnya sambil mengelus perut rata nya.

"Astaga kau itu laki - laki! Kau tidak akan hamil!"

Sabian menatap malas kedua laki - laki itu. Richard menarik tubuh mungil itu masuk kedalam pelukan nya.

"Mereka bodoh"

"Aku juga tidak ingin mengakui jika si bodoh Louis itu temanku"

"Sialan kau Byun! Aku mendengarnya!" Louis menatap tajam Sabian yang ada di dalam rengkuhan kekasih tingginya itu.

"Mmhhppt" Sepasang kekasih itu langsung menatap horror sepasang kekasih lainnya yang ada di dalam ruangan itu. Sabian meneguk salivanya kasar saat melihat Alex mencium Dean dengan ganas.

"Astaga. Sepertinya si mesum Alex bangun setelah mendengar kalimat mesum Louis tadi"

**

"Lou apa kau bisa membantuku memotong sayuran itu?" Dean menatap kedua temannya sambil mengaduk makanan yang sedang di masaknya. Saat ini ketiga submissive itu sedang memasak di dapur Richard sedangkan ketiga dominant mereka sedang asyik bersantai di depan tv.

"Oh tentu" Louis mengerjakan apa yang di minta oleh Dean sedangkan Sabian sedang membersihkan ayam yang akan di masak.

"Hey bagaimana rasanya?" Tanya Dean sambil melirik Louis. Lihatlah, leher laki - laki cantik itu di penuhi kissmark yang sangat banyak.

"Ugh sangat nikmat. Aku bahkan ingin memintanya lagi nanti"

"Ya tuhan!"

Kedua laki - laki mungil itu langsung melirik sinis kearah Sabian.

"Cih! Jangan bertingkah polos Byun. Kau tidak melihat tubuhmu sangat mengenaskan dengan semua kissmark itu? Aku bahkan tidak melihat ada kulit yang tidak di tandai kekasih tiangmu itu"

"Si bodoh itu saja yang terlalu mesum. Apa kalian tau, dia bahkan tidak membiarkanku istirahat sedikitpun. Ugh aku benar-benar akan mati jika tetap tinggal disini"

"Tapi kau menikmatinya bukan?"

"Yeah well permainan Richard memang memabukkan. Laki - laki bodoh itu tidak akan puas hanya bermain satu ronde. Dan aku yang selalu harus rela membuka kedua paha lebar-lebar untuknya. Tubuhku rasanya remuk"

"Haha jika kau menjadi dominant kau tidak akan seperti ini" Sahut Dean sambil terkekeh geli.

"Ah iya aku masih ingat bagaimana Sabian dengan polos nya meminta Richard menjadi submissive nya"

"Jangan bahas itu lagi!!"

"Tapi Sam juga hebat, kau tau aku bahkan harus susah payah memasukkan miliknya kedalam mulutku. Miliknya benar-benar panjang dan juga besar. Kalian harus melihatnya"

"Kau yakin?" Sabian mengernyitkan dahinya sambil menatap kearah Louis.

"Ah iya benar. Hanya aku yang boleh melihatnya hahaha"

"Alex juga. Hanya saja aku sudah terbiasa dengan itu"

"Alex mu itu kan mesum. Dia bisa melakukan kapan saja denganmu. Untung saja tadi Richard menghentikan kemesuman kalian, jika tidak aku yakin kau sudah di hajar habis-habisan olehnya"

"Tapi aku mencintainya"

"Astaga!"

Dean tertawa sambil memasukkan bahan-bahan yang sudah di siapkan Sabian dan Louis. Ketiga laki - laki cantik itu masih asyik bercerita tentang kehebatan dominant masing-masing tanpa menyadari jika ketiga dominant itu sudah berada disana.

"Kalian membicarakan kami?"

"Sam" Louis langsung berlari menghampiri Sam dan melompat ke tubuh laki - laki tinggi itu. Alex mendekati Dean yang masih sibuk dengan masakannya sedangkan Richard mendekati Sabian dan mengecup bibir kekasihnya itu.

"Apa masih lama? Aku sudah sangat kelaparan"

"Sebentar lagi"

Setelah menunggu beberapa menit mereka sudah duduk di meja makan menyantap masakan Dean. Well Dean memang pandai memasak berbeda dengan kedua submissive lainnya yang hanya hebat di ranjang-ups.

"Biii apa kau tau Christ kemarin mencarimu"

"Huh?" Yeah kemarin Sabian tidak masuk sekolah karena terlalu lelah melayani nafsu Richard. Tapi kenapa Christ mencarinya?

"Benarkah?" Suara Richard terdengar sangat dingin dan menusuk. Ketiga submissive disana langsung menatap takut kearah Richard.

"Kenapa dia mencari kekasihku?"

"Ah itu dia hanya mengatakan jika Sabian kemarin meninggalkan bukunya di kelas. Tapi dia sudah memberikan buku itu padaku. Aku akan mengembalikannya nanti"

"Oh baguslah" Sabian menghela nafas lega. Richard kembali menyantap makanan nya dan laki - laki mungil itu menatap tajam Louis, ugh untung saja Richard tidak marah dan mengamuk.

"Hey bagaimana jika kita melakukan triple date?" Semua mata yang ada di meja itu langsung mengarah pada Alex.

"Triple date?"

"Iya, bagaimana jika kita semua kencan bersama"

"Tidak. Aku hanya ingin mengabisi hari ini dengan menghajar Pantat Sabian"

"Dasar mesum!!" Teriak Sabian sambil memukul kuat kepala Richard yang hanya di penuhi hal-hal mesum itu.

___

Selesai makan ketiga kekasih itu duduk di sofa sambil menonton film yang di bawa oleh Alex. Louis dan Sam duduk di single sofa dengan Louis yang ngotot ingin duduk di pangkuan Sam. Dean dan Alex duduk di sofa satunya saling berpelukan sedangkan Richard dan Sabian duduk di sofa panjang dengan Richard yang merebahkan kepalanya di pangkuan laki - laki mungil nya.

Richard menguap kecil merasa bosan menonton film itu. Film yang di tonton oleh mereka adalah film horor tapi Richard tidak merasa takut sedikitpun, dia malah merasa mengantuk. Richard bangkit dan duduk di sebelah Sabian. Dia menatap laki - laki mungil itu dan mengecup berulang kali bibir yang lebih mungil.

"Richard jangan mengganggu ku" Protes Sabian karena Richard terus mengganggu nya menonton. Dia menjauhkan wajah laki - laki tinggi itu dengan telapak tangannya dan kembali fokus ke tv layar datar itu.

"Biii.."

"Hm?"

"Aku haus"

Sabian menolehkan kepalanya dan menghela nafas pelan.

"Huhh baiklah aku akan ambilkan minum untukmu" Sabian beranjak dari sofa tapi Richard langsung menahan pergelangan tangan laki - laki mungil itu.

"Aku ingin susu"

"Baiklah"

"Tapi dari sumbernya langsung"

Sabian mengernyitkan dahinya bingung. Dari sumbernya langsung? Apa Richard memintanya mengambil susu dari sapinya langsung?

"Apa maksudmu?"

Dengan senyum mesum nya Richard langsung menyingkap baju Sabian dan memasukkan kepalanya kedalam baju Sabian. Laki - laki mungil itu terkejut. Bagaimanapun juga masih ada teman-teman mereka disana.

"Richard keluar!!"

"Tidak mauu! Aku ingin meminum susu" Tanpa aba-aba laki - laki tinggi itu langsung meraup nipple coklat muda milik Sabian dan menyusu disana seperti bayi. Yeah bayi besar.

"Richardhh ughh" Richard menarik Sabian kembali duduk di sofa dan menyandarkan tubuh mungil itu di lengan sofa. Richard menindih yang lebih mungil sambil menghisap nipple Sabian dengan semangat.

"Richard masih ada mereka disini ughhh. Dan aku masih ingin menonton!"

"Kau hanya harus diam Biii, mereka tidak akan menyadarinya. Dan aku yang bekerja disini, kau masih bisa menonton"

Sial! Sabian benar-benar merutuki hormon Richard. Dia benar benar kewalahan menghadapi tingkah mesum kekasihnya itu.

"Ngghhhh" Richard menggigit kecil nipple itu, dia menjilat dan menghisap nipple itu berulang kali membuat Sabian harus menahan mati-matian desahan nya. Matanya tidak fokus menatap tv layar datar itu karena lidah dan mulut Richard yang terus memanjakan nipple nya.

"Akhhhh" Sabian memukul kepala Richard saat laki - laki tinggi itu menghisap kuat nipple itu.

"Apa yang kalian lakukan?"

Sabian menatap horor Louis yang tiba-tiba melihat kearah nya. Laki - laki mungil itu berusaha menghentikan Richard tapi laki - laki tinggi itu terus menghisap nipple itu seakan-akan mengeLuarkan susu untuknya.

"Ah itu nghhh Richardhh!!"

Louis mengernyitkan dahi nya melihat kepala Richard didalam baju Sabian.

"Apa yang di lakukan nya?"

Alex menolehkan kepalanya mendengar suara Louis dan mengalihkan pandangannya kearah Sabian. Laki - laki tan itu memutar bola matanya malas melihat kelakuan Richard.

"Biarkan saja. Richard sedang menikmati susu dari sumbernya"

"Apa?" Louis langsung membalikkan tubuhnya menghadap Sam "Sam kau tidak mau juga?" Laki - laki cantik itu langsung mengangkat kaos nya dan langsung mendapatkan tatapan tidak percaya dari laki - laki berkulit putih itu.

"Tidak Lou" Sam menghela nafas nya karena terkejut melihat tingkah laki - laki cantik nya itu. Dia langsung menurunkan baju Louis dan membawa wajah laki - laki cantik itu kembali menonton tv.

"Ugh padahal sepertinya Sabian menikmati itu. Aku mau juga"

"Kau bisa memintanya dengan Richard"

Terdengar suara decakan pelan dari dalam baju Sabian. Laki - laki mungil itu menghembuskan nafas lega karena sepertinya Richard berhenti memainkan nipplenya.

"Aku tidak ingin menikmati selain milik Sabian" Setelah mengucapkan hal itu Richard kembali meraup nipple menggoda itu dan menggigit nya gemas.

"Aahhhh jangan di gigit!!" Richard hanya terkekeh kecil mendengar rintihan kekasihnya itu sambil melanjutkan permainannya.

Dean dan Alex hanya diam sepertinya kali ini pasangan mesum itu terfokus dengan film, walaupun tangan Alex tidak diam saja karena tangan nakal nya itu sudah mulai mengelus seduktif paha dalam Dean.

**

END