Chereads / KUNANG-KUNANG / Chapter 10 - Dalam dekap malam yang hangat

Chapter 10 - Dalam dekap malam yang hangat

Dalam dekap malam yang hangat

Dibawah sinar rembulan yang menelanjangi jiwa-jiwa yang tersesat

Sungai derita mengalir hingga muara

Lautan yang bergelombang menelan segalanya

Hingga tak ada lagi yang tersisa dari keruhnya air kehidupan

Setelah muara, tawar menjadi asin

Tenang menjadi gelombang

Amarah, kebencian, dan kekecewaan

Tanpa terucap pecah bersama debur ombak

Yang menyentuh bibir pantai

Seperti jiwa tersesat yang sedang mengetuk pintu

Pintu pada dinding, dengan jendela dibawah sebuah atap

Pintu dari Sebuah rumah

Dengan bau kayu manis,remah roti dan susu hangat

Ah..kebahagiaan memang selalu berbau manis, sejauh yang dia ingat.

Tapi tak ada kenop pintu yang berputar

Atau bahkan langkah kaki yang terdengar

Hanya gema dari bunyi tok tok tok

Saat kepalan tangan membentur kerasnya papan.

Dalam dekapan malam yang hangat

Sang Jiwa masih tersesat

Dengan amarah, kebencian, dan kekecewaan Yang tak terucap

Kemudian jiwa itu berlari

Berlari terus berlari tanpa henti

Dia tidak pernah menoleh kebelakang

Tapi dia sedang berlari disebuah sirkuit berputar

Selalu berakhir dititik awal.

Kemudian dia kembali, menyusuri tepian pantai

Mengayuh kayak melawan arus menuju hulu sungai

Dengan harapan

Jika dia kembali dia akan tahu bagaimana caranya mengakhiri

Amarah, kebenciaan dan kekecewaannya.

Dia ingin memaafkan

Dia ingin melupakan

Dia hanya ingin duduk dimeja makan

Menyantap sepotong kue kayu manis yang dibuat ibunya

roti panggang yang dia bagi dengan kakaknya

dan segelas susu hangat yang diseduh ayahnya.

Sesederana itu

Dalam dekapan malam yang hangat

Sang jiwa yang tersesat

Menangis merindukan rumahnya.