Chereads / Cerita Si Tangan Perak / Chapter 7 - Arbalest

Chapter 7 - Arbalest

Suara mesin pemotong kayu menggema di dalam lorong gunung Anheim, tali yang mengikat pengungkit menarik kayu panjang dari bawah menuju atas. Seorang Kurcaci menarik tali lainnya memastikan ketepatan saat menurunkan kayu di posisi yang seharusnya.

Di sisi lain gunung Anheim, Azoil berlari dari lereng gunung melawan arus angin yang berhembus dari dataran tinggi gunung Anheim, ia merasakan otot kaki kirinya pegal sisa luka terakhir yang dideritanya. Tapi tidak membuat ia berdiam untuk meratapi pesakitannya, Azoil dengan gesit berkelok-kelok menghindari pohon karet yang berdiri tegak terpaku ke dalam tanah menembus apa yang menghalanginya.

Nafasnya terengah-engah menandakan batas kemampuan paru-paru mulai terasa. Tangan kanan mengangkat dengan kemiringan sekitar 60 derajat, ia membidik objek terbang yang lebih lincah dari dirinya sendiri. Sambil berlari mengejar buruannya, ia berusaha menstabilkan tubuh atletisnya supaya bisa meluncurkan beberapa jarum dengan tepat ke arah burung elang itu.

Lima jarum terlontar dari sarung tangannya, secara berurutan dengan jeda kurang dari setengah detik. Melayang dengan kecepatan tinggi menusuk dahan pohon. Bidikannya meleset, Elang itu mengepakan kedua sayap mewahnya dengan penuh kemenangan. Meninggi menelantarkan pemuda yang sedang membungkuk dengan kepala mendongak ke langit.

Sarung tangan yang di pakai Azoil memiliki pisau tersembunyi di bagian bawah lengan. Pisau yang memiliki mata tajam di kedua sisinya. Panjang pisau sekitar tiga puluh sentimeter, bagian terlebar hanya berukuran 6 sentimeter. Sengaja di buat dengan ukuran kecil supaya bisa disembunyikan. Jika tuas atau tombol pemicu ditekan, mekanisme di dalam sarung tangan bekerja dan mendorong pisau keluar dari persembunyiannya. Jika tombol di tekan lagi pisau menarik diri ketempat yang tersembunyi.

Bagian atas sarung tangan terdapat penembak jarum. Setiap satu kali tembak melontarkan 5 jarum secara berurutan. Jarum pertama melesat di susul jarum berikutnya sampai lima jarum, interval antara jarum kurang dari setengah detik. Amunisi penembak jarum terbatas sekali hanya muat 6 paket jarum. Tak perlu isi ulang, peluru akan otomatis mengisi jika sudah di tembakan. Sarung tangan itu memiliki nama "Armlet Of Wind".

Zairu beserta regunya sedang membuat mesin pesanan Raja Harald 3. Mekanisme mesin ini sama seperti penembak jarum yang di pasang di bagian atas sarung tangan Azoil. Sarung tangan Azoil adalah versi mininya.

Zairu dan Azoil memutuskan untuk membuat panah besar yang bisa menembak tanpa jeda waktu, di tambah jangkauannya di buat sejauh mungkin. Arbalest adalah nama yang cocok untuk mesin itu. Rupa dari mesin ini seperti Cross bow raksasa, Tali busurnya sangat elastis dan kuat, terbuat dari karet murni hasil pohon karet yang tumbuh di gunung Anheim.

Tekhnologi Kurcaci sekarang tidak sehebat zaman dahulu. Ilmu prihal persenjataan di bumi hanguskan pada saat perjanjian 4 penguasa. Arsitek dan mekanik Kurcaci yang melahirkan senjata super di hukum mati, mereka di anggap menyalahi aturan perang dan di cap sebagai penjahat perang. Kendaraan Amphibi buatan Kurcaci hanya digunakan sebagai alat transportasi saja, selain lajunya yang sangat lambat konsumsi bahan bakarnya juga sangat boros. kendaraan itu tidak memiliki pertahanan sama sekali.

Proyek mesin perang Arbalest di kerjakan di dalam gunung Anheim. Terdapat ruangan utama yang cukup luas mirip hanggar pesawat terbang, Ruangan utama biasa dipakai sebagai tempat penyimpanan sementara hasil tambang. Jadi cukup luas dan leluasa untuk mengkonstruksi bangunan atau mesin yang besar.

"Pak Tua kayu yang kita gunakan untuk sasis kurang kuat. Membuat Arbalest tidak bertahan saat melakukan beban berat. Kita harus menggantinya, jangan menggunakan bahan kayu" Kata Azoil.

"Jika di ganti dengan besi, massa jenis nya terlalu berat. Membuat pergerakan akan sangat kaku dan mudah di serang balik". Zairu menanggapinya.

"Bagaimana dengan bahan Titanium, lebih ringan dan kuat" Kata Azoil

"Masuk akal, walaupun biaya nya jadi membengkak tapi kita bisa merealisasikannya" kata Zairu dengan penuh senyuman

Siang malam berganti dengan hari, hari-hari pun terus berjalan. Para Kurcaci sibuk memenuhi pesanan Raja Harald 3. Amphibi datang dan pergi membawa senjata dari Morminer menuju Nefer. Asap pekat tak pernah puas meracuni udara segar dari gunung Anheim. Hentakan palu dan kampak terdengar di seluruh sudut kota WarFort.

"Terdengar Langkah kaki besarnya

Diiring gemuruh angin

Gunung yang menjadi saksi atas kekuatannya

Semua patuh hingga akhir hayatnya

Barbazi.. Barbazi.. Barbazi..

Utusan Maha Agung

Kau di lahirkan dari cahaya batu dewa

Pembawa kampak keadilan"

Sepenggal nyanyian jiwa dari bait legenda Barbazi yang di nyanyikan seorang Kurcaci tua, mengenang masa kejayaan bangsanya.

Kerajaan Nefer sudah dipenuhi bala tentara, Pedang dan perisai berjejer rapi di tempat penyimpananya. Baju jirah mereka tampak berkilauan terkena cahaya matahari.

Tinggal hitungan Minggu, mereka berbaris dan bergerak mengarah Kerajaan Carium.

"Edmund, ada perkembangan apa dari wilayah Carium? Apakah Penyihir itu sudah terlihat batang hidungnya?" Tanya Raja Harald 3.

"Belum ada yang mulia, Tapi hamba mendapat informasi lain. Setelah kejadian pembakaran di peternakan, seluruh penduduk desa di bagian barat Carium mengungsi ke wilayah danau Carad" Lord Edmund menjawab.

"Mungkin untuk memudahkan perlindungannya" Kata Raja Harald 3.

Lord Edmund berdiri dari tempat duduknya, melangkahkan kakinya kedepan menuju dinding sebelah kanan singgasana Raja.

Peta dunia The Flat terpampang jelas di dinding istana. Lord Edmund berdiri di samping peta, Ia mencoba menjelaskan maksud dan asumsinya.

"Maafkan hamba sebelumnya yang Mulia, menurut hamba maksud dari pengungsian itu untuk mengosongkan daerah barat Carium, Raja Zerskov tidak akan berdiam di Istananya tapi akan menghadapi kita di wilayah barat Carium. Istana Caradum memang sudah terlindungi benteng, Tapi Raja muda itu tidak akan membuat resiko besar seperti ayahnya dulu".

"Penjelasan yang masuk akal, Pergilah menemui mata-mata mu yang berada di Carium, pastikan lagi apa yang sebenarnya terjadi di Carium" Titah Sang Raja.

Morminer seperti biasa penuh dengan aktifitas, disisi pelabuhan kota WarFort tempat jual beli hasil laut, disisi pegunungan tempat hasil tambang. Selain penyedia alat tempur, bangsa Kurcaci juga banyak yang menjadi saudagar atau pedagang. Mereka sudah banyak berubah, bukan lagi bangsa yang kejam. Sekarang mereka lebih bersahabat dengan bangsa lain tapi tetap waspada dan tidak terlalu percaya.

Azoil memastikan masing-masing baud dan mur terpasang kuat di sasis yang terbuat dari titanium. Zairu memakai pelindung mata, mempatri kaki-kaki Arbalest dengan suhu api yang tinggi. Mereka bekerja sama dengan apik di bantu Kurcaci lainya.

Azoil menepuk pundak Zairu dari belakang.

"Bagaimana Pak Tua hasil rancangan aku?" Kata Azoil membanggakan dirinya.

"Hampir sempurna kalau kau tidak mengganggu terus pekerjaan ku?" Dengan ketus Zairu menjawab.

Arbalest sudah hampir rampung, semua bagaian sudah terpasang sesuai posisinya. Arbalest tidak di buat secara permanen, Arbalest bisa di bongkar dan di pasang kembali. Jadi memudahkan untuk di tempatkan dimana saja. Pengiriman Arbalest tidak dilakukan dalam kondisi terpasang, bagian-bagian nya di lepas dan di tempatkan dalam kotak khusus.

Azoil memang pandai dalam merekonstruksi benda. Otak nya memang berlian, tapi sikap buruk nya juga tak kalah kelas. Ia terkadang membuat orang lain jengkel walaupun di lakukan tanpa kesengajaan. Banyak sekali benda yang bermanfaat hasil buatan tangannya. Zairu sangat bangga terhadap pemuda pecicilan itu, ia sudah menganggap Azoil adalah anaknya sendiri.

Ombak besar di pantai WarFort terpecah karena tegarnya batu karang yang tak mau mengalah. Pengiriman Arbalest sedang disiapkan. Bagian-bagian di pisahkan dan di masukan kedalam kotak. Kotak besi yang melindungi bagian dalam dari gesekan dan guncangan. Para Kurcaci bergotong-royong mengangkat kotak berisi bagian Arbalest dengan sangat hati-hati. Mereka memasukannya kedalam amphibi. Rencana pengiriman dilakukan saat malam hari, untuk menghindari hal-hal yang bisa membahayakan saat perjalanan.

Arbalest di buat sepasang dan membutuhkan sedikitnya dua orang dalam pengoperasian. Satu pemegang kendali, satu lagi bertugas menyediakan amunisi. Zairu dan Azoil berada dalam amphibi, mereka akan menghadapi hal yang tak terduga. Hal yang membuat Azoil meneteskan air matanya.