Liam merasa senang. Dia mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju kantor. Di sepanjang perjalanan Liam bersenandung dengan bahagianya. Dia melupakan beberapa hal yang seharusnya mulai dia pikirkan saat ini. Salah satunya untuk menghadapi kedua orang tua Soraya.
Seharian dia bekerja dengan sangat giat, penuh semangat hingga pekerjaan itu bisa dia selesaikan lebih cepat dari biasanya.
"Elu kenapa? Dari pagi gue perhatiin, semangat banget, nggak kayak biasanya," celetuk salah seorang rekan kerjanya yang melintas di depan ruangannya.
Liam terkekeh senang. Lalu menggeleng pelan. "Nggak apa-apa." Liam menjawab seadanya.
"Pasti habis mesra-mesraan sama pacarnya, ya kan?" goda temannya itu sambil berlalu meninggalkannya.
Dalam hati Liam, dia bahkan mendapatkan hal lain yang lebih membahagiakan dari pada sekadar bermesraan. Ya, Liam bahagia sekali karena akhirnya dapat menikahi Soraya dan segera memiliki seorang anak.
