Sepanjang perjalanan Soraya hanya diam. Matanya asyik memandangi jalanan di depannya. Dia enggan untuk terlihat ramah pada seorang wanita berumur yang membantunya ini.
Sesekali Soraya menghela napasnya. Kadang terdengar keras, kadang terdengar pelan, dan terkadang terdengar hanya sayup-sayup. Bukan hanya pandangan matanya saja yang berlarian ke sana-kemari, tetapi pikirannya juga ikut jauh melayang.
Ya, dia tidak menyangka jika dirinya akan tersadar di rumah sakit dan di depan Liam. Benar, Liam, mengapa lelaki itu ada di sampingnya saat dirinya sadar? Padahal sebelumnya dia tidak menghubungi lelaki itu. Tidak pula memiliki janji dengannya. Lantas, mengapa Liam bisa muncul di sana?