Langit semakin gelap kala itu, semilir angir berembus sepoi-sepoi, rintik hujan kini telah usai berganti dengan butiran air yang menempel di mana-mana. Perlahan Rama memarkir mobilnya ke dalam garasi, tepat di samping rumahnya. Kemudian membereskan beberapa barang yang ada di dalam mobil untuk dibawa masuk ke dalam rumah.
Rolling door itu segera ia tutup dari dalam garasi, lalu ia melangkah menuju sebuah pintu yang menghubungkan garasi dengan dapur rumahnya. Mengendap-ngendap Rama mulai memasuki kamar tidurnya. Lampu kamar masih menyala, akan tetapi seorang wanita sudah terbaring letih di atas kasurnya, dengan sebuah selimut yang menutupinya.
Ya, letih. Dari raut wajah wanita itu sudah terlihat jelas jika dia seperti baru saja melakukan pekerjaan berat. Berat sekali. Rama hanya melewatinya saja, ia enggan membangunkan wanita tersebut. Wanita itu bukan Tasya, melainkan Dinda, sang istri sahnya.