Cepat-cepat Tasya menghabiskan sarapannya, lalu segera pergi dari resto hotel itu. Bukan untuk keluar menghabiskan waktu, melainkan untuk kembali ke kamarnya.
"Tunggu!" teriak Tasya hendak menghentikan pintu lift yang bergerak menutup.
Untungnya tangan Tasya sempat menyelip membuka pintu lift tersebut. Kebiasaan Tasya menyelipkan tangannya pada pintu lift sebenarnya bisa dibilang sangat berbahaya atau bahkan terlalu gegabah. Tindakan yang tidak bisa dijadikan sebagai contoh yang baik bagi yang melihatnya.
Seorang pelayan dengan sebuah kereta dorong berdiri jauh dari posisi Tasya. Mungkin room service, begitu pikir Tasya. Saat dia hendak menekan tombol angka pada lift, ternyata sang pelayan itu sudah lebih dulu menekan angka yang sama dengan yang hendak Tasya tekan.
Ting!
