*bab selanjutnya jgn dibuka kalau judul bab belum keluar, tahap edit secepatnya, sabar oke?*
Angin sejuk di pagi hari ini cukup membuat napasku kembali segar. Setelah berbulan-bulan aku habiskan waktu untuk menyendiri, mencari tahu apa kurangnya aku dan apa kesalahanku hingga lelaki itu berani mengatakan kalimat perpisahan itu. Semestinya dia langsung saja pergi menghilang dari hadapanku. Menjauh sejauh-jauhnya agar aku tidak mampu mencarinya. Pergi menghilang tanpa pamit agar aku tidak merasa terlalu sakit.
Bukan aku yang meminta semua ini terjadi. Tetapi dia yang awalnya terus mendekatiku, membuatku nyaman hingga akhirnya merasa aman saat dengannya. Mengubah aku yang terbiasa mandiri jadi bergantung padanya, entah sadar atau tidak, itu yang aku rasakan.