Dari kejauhan, Rudie memerhatikan anak semata wayangnya itu sedang menelepon. Siapa lagi yang anaknya telepon jika bukan menantunya. Dari sana, Rudie sudah dapat melihat bagaimana besarnya kasih sayang Liam untuk Soraya.
Akan tetapi, hal itu malah membuat perasaan Rudie sedikit sedih. Bukan karena dia merasa diabaikan oleh anak lelakinya, melainkan karena anaknya yang teramat sangat merindukan Soraya, padahal baru beberapa hari terpisah.
Terbesit pula sedikit rasa bersalahnya pada sang anak, karena sudah merahasiakan sebuah kejadian tentang masa lalu Soraya. Ingin sekali rasanya dia memberitahukan hal itu pada sang anak, tetapi semua itu dirasa percuma. Karena hanya akan berdampak pada keharmonisan rumah tangga mereka. Rudie memilih bungkam, dan kembali fokus pada pekerjaannya kali ini.
"Dad, setelah ini semua kerjaan beres, 'kan?" tanya Liam begitu kembali bergabung pada Rudie di ruang meeting.