Ceril terus saja membongkar laci mejanya. Kini semua sudah berantakan, keluar dari dalam tempat penyimpanannya. Lagi-lagi Rosa hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat sang anak yang entah sedang mencari apa.
Tadinya, niat Rosa mendatangi kamar sang anak karena ingin membicarakan suatu hal, yang tidak lain bersangkutan dengan masa depannya. Namun, setelah melihat semua itu, rasa-rasanya dia tidak akan melanjutkan niat tersebut.
Rosa tahu betul, jika mood anaknya itu akan langsung berubah jika dia mulai membicarakan tentang masa depan. Apalagi jika sampai menyuruh sang anak untuk bekerja.
"Kamu cari apa sih, Sayang?" tanya Rosa lembut, berusaha untuk tidak mengganggu mood anak perempuannya itu.
"Aku nyari amplop cokelat yang aku simpan di laci meja ini, Ma," sahut Ceril tanpa menoleh.
