"Atas nama Dinda Syakieb," panggil seorang wanita penjaga meja pendaftaran pasien.
Suara panggilan namanya itu membuat Dinda tersentak. Lamunannya buyar seketika. Dinda segera bangkit dari kursi tunggunya, lalu melangkah menuju ruang periksa dokter kandungan itu, Juwita Maharani, nama dokter tersebut.
Dinda memasuki ruangan dingin yang suhunya mungkin lebih dingin dua kali lipat dari pada dinginnya AC di ruang tunggu. Rata-rata ruang periksa dokter memang lebih terasa dingin, hingga menusuk ke dalam tulang.
Kondisi ruangan yang sangat dingin itu tentu membuat Dinda menjadi gugup. Belum lagi saat Dinda melihat beberapa alat yang memenuhi ruangan itu. Setelan serba putih sudah Dokter Juwita kenakan. Dan tidak ada orang lain di dalam ruangan itu yang membantu cara kerja Dokter Juwita.
"Silakan duduk." Dokter Juwita mempersilakan Dinda untuk segera duduk di depan meja kerjanya. Dinda segera duduk, mematuhi arahan sang dokter kandungan.