Chereads / Suami Sombong Jatuh Cinta (Unpublish / Chapter 5 - Chapter 5 - Pertunangan

Chapter 5 - Chapter 5 - Pertunangan

"Permisi Nona Putri, ini adalah gaun pilihan Nyonya besar yang harus Nona Putri gunakan untuk acara makan malam nanti," Seorang pelayan menyerahkan sebuah kotak berwarna merah dengan pita warna senada di atasnya. Putri hanya bisa menerima kotak itu perlahan.

Makan malam macam apa? Sehingga harus memakai baju khusus? Batin Putri, tapi ia menyadari, mungkin itu sudah menjadi tradisi dalam keluarga Vian saat mengadakan acara makan malam bersama. Gadis itu lupa, kalau malam ini adalah malam pertunangannya dengan Vian.

"Baiklah, terima kasih."

"Kalau begitu, saya permisi," Pelayan wanita itu sangat mengagumi calon Nyonya Mudanya yang begitu cantik dan ramah. Bahkam ia sudah menjadi bahan perbincangan saat pertama kali datang ke rumah nyonya besar mereka.

"Silahkan," Putri mengamati kepergian pelayan itu sebentar, sebelum akhirnya ia kembali masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu kamar itu rapat-rapat.

Putri segera membuka isi kotak itu dan menemukan sebuah gaun berwarna putih yang sangat indah. Lagi-lagi bagian dadanya sedikit terbuka. Apa semua pakaian wanita di rumah ini harus terbuka seperti ini? Begitulah pemikiran Putri saat itu.

Tok.. tok..

Suara daun pintu kamar yang Putri tempati di ketuk kembali oleh seseorang. Ia bergegas membukanya. Dia kira, pelayan yang tadi menghantarkan gaun datang lagi, tapi ternyata bukan, yang di hadapannya adalah calon suaminya, lebih tepatnya calon suami bohongan.

"Ada apa Vian?" Hanya tiga kata itu yang bisa Putri ucapkan. Ia sangat malas berbicara pada lelaki sombong yang saat ini berdiri di hadapannya. Setiap berbicara dengan Vian pasti berakhir hinaan dan menonjolkan kesombongannya.

"Sebentar lagi akan ada perias yang datang untuk khusus meriasmu. Satu lagi, pakai perhiasan ini, aku ingin kamu terlihat lebih anggun di depan keluargaku. Jangan membantahku atau bonusmu akan hangus." Vian hanya mengatakan itu dan menyerahkan sebuah kotak perhiasan yang di terima Putri perlahan, lalu bergegas pergi tanpa menunggu apa yang ingin Putri katakan sebagai tanggapan kalimat yang di ucapkan olehnya.

"Sungguh tidak bisa menghargai orang lain. Lelaki itu terlalu sombong. Bagaimana mungkin aku bisa melewati waktu satu tahunku yang berharga dengan hidup bersamanya dalam satu atap?" Omel Putri pelan. Semua ini ia lakukan untuk keluarganya, untuk uang. Ia tidak akan bisa mendapatkan gaji yang lebih besar dari menjadi istri gadungan seorang Vian Wirayudha.

Putri masuk ke kamarnya sekali lagi dan menutup pintunya rapat. Di bukanya kotak perhiasan pemberian Vian. Ia terkejut, satu set perhiasan berlian ada di dalamnya.

Malampun tiba. Putri telah siap dengan dandanan, gaun dan perhiasan yang di tentukan oleh Vian dan Neneknya. Ia tinggal menunggu Vian menjemputnya untuk keluar.

Beberapa saat, pintu kamar Putri di ketuk, dan ia yakin Vian yang ada di luar. Perlahan Putri membukanya dan benar-benar mendapati calon suaminya di sana. Wanita itu sangat terpesona melihat Vian memakai pakaian serba putih, pria itu sangat tampan, hingga hampir saja Putri tak berkedip melihatnya.

"Aku tahu, wajahku sangat tampan, tapi tidak perlu menatapku sampai tak berkedip seperti itu. Jangan bilang kamu mulai jatuh cinta padaku..." Bisik Vian di telinga Putri, hingga gadis itu sadar, bahwa ketampanan Vian hanyalah topeng dari semua sifat buruk yang ia miliki.

"Apa yang kau bicarakan Tuan Vian? Mana mungkin aku jatuh cinta padamu, sementara di hatiku ada orang lain? Itu sangat mustahil!" Putri menyangkal pernyataan Vian. Ia memang tidak sedang jatuh cinta pada pria sombong itu, melainkan hanya sebatas mengagumi.

"Bagus. Aku juga tak sudi di cintai olehmu. Sekarang terima bunga ini dan segera rangkul lenganku, bersikaplah semanis mungkin di depan keluargaku. Jangan sampai mereka merasa curiga sedikitpun." Kata Vian setengah berbisik. Ia menyodorkan sekuntum bunga mawar putih, Putri menerimanya. Lalu mengikuti petunjuk selanjutnya, yaitu, merangkul lengan Vian dan berperan romantis di depan semua orang.

Mereka berdua berjalan beriringan, dengan senyuman yang merekah di bibir keduanya. Banyak pasang mata menatap dan mengagumi keselarasan pasangan tampan dan cantik itu.

Rupanya, acara makan malam di adakan di ruangan khusus dan di hadiri oleh keluarga besar Vian. Putri sedikit gugup saat melihat semua mata menatapnya dari ujung mata sampai ujung kaki. Vian yang menyadari itu segera memegang tangan Putri yang tengah merangkul tangannya.

"Sayang, jangan gugup. Mereka semua calon keluargamu juga," Katanya lembut penuh kepalsuan.Perut Putri sampai mual saat mendengarnya. Tapi ia ingat, harus memerankan perannya dengan baik untuk bonusnya.

"Maaf Sayang, aku hanya sedikit canggung. Tenang saja, akan segera aku atasi. Terima kasih dukungannya, Sayang."Putri sedikit pusing harus bermulut manis pada pria sombong itu. Tapi ia harus sabar, semuanya untuk uang dan keluarganya. Ia harus bisa melakukan semuanya dengan baik.

Vian dan Putri telah duduk di tempat yang telah di sediakan. Seluruh anggota keluarga Wirayudha menatap dengan tatapan bahagia dan penuh kasih. Mereka senang karena Vian akhirnya mendapatkan restu dari nenek untuk menikah. Seluruh anggota keluarga percaya, wanita yang sudah lulus dari kualifikasi nenek adalah wanita terbaik.

Setelah mendapat kode dari neneknya, Vian menempatkan diri dengan berjongkok di hadapan Putri seraya menyodorkan sebuah kotak kecil berisi perhiasan, seluruh hadirin tegang menyaksikan prosesi lamaran itu.

"Putri, sejak pertama kali aku bertemu denganmu, aku langsung jatuh hati. Kamu adalah wanita terbaik yang aku percaya, mampu menjadi pasanganku, teman hidupku dan ibu dari anak-anakku. Maukah kau menjadi istriku?"

Kata-kata lamaran Vian sangat manis di telinga Putri. Seandainya saja semua ini bukan hanya rekayasa, pasti dia akan sangat bahagia. Untuk totalitas perannya, Putri menitikkan airmata dan berkata,

"Ya. Aku bersedia menjadi istrimu, Vian."

Seluruh tamu yang ada bersorak gembira. Mereka ikut merasakan kebahagiaan Vian yang saat ini tengah menyematkan cincin di jari manis Putri, lalu mengecup punggung tangannya lembut seraya mendongak dan menatap Putri dengan tatapan romantis.

Jika ini permainan drama teater, tentu saja Vian dan Putri akan di berikan penghargaan sebagai pemeran utama terbaik. Nenek yang sudah mengetahui semuanya hanya tersenyum santai. Ia yakin hati Vian akan luluh oleh seorang Putri. Hanya perlu melakukan sedikit drama pendukung.

Vian telah kembali duduk di samping Putri. Seluruh yang hadir memberikan ucapan selamat kepada kedua calon pengantin. Acara di tutup dengan makan malam bersama.

"Vian, kamu mendapatkan calon istri secantik dia dimana? Carikan satu untukku." Bisik Bryan, salah satu keponakan Vian.

"Yang seperti dia hanya satu, tidak ada lagi untukmu," Sahut Vian di iringi tawa ringan.

Sepanjang acara, punggung Putri terasa kram karena harus menahan gerakan akibat rangkulan Vian agar pertunjukan mereka benar-benar meyakinkan.

(Lanjutan stalk di intagram @ratuasmara_06)