Ayah dan ibuku membantu aku berdiri.
"Nak, ayo kita pulang" Pinta ayah.
Aku hanya terdiam dan kembali masuk ke mobil.
Sepanjang penjalanan aku hanya terdiam, aku tak tau kenapa Yandra tidak mengenaliku. Kenapa Ayah dan Ibu justru malah tak memahami apa yang aku ceritakan.
Setibanya dirumah, hari sudah sore. Danar keluar menghampiri kami yang baru saja datang.
"Pak.. bu, gimana hasilnya?" Tanya Danar antusias
"Kita bicarakan saja di dalam ya" Jawab ayahku.
Kami duduk di ruang tamu. Ayah ibu dan aku duduk di sofa panjang menghadap Danar.
"Nak bagas, Mishel gak kenapa-napa. Hasilnya semua bagus gak ada masalah. Kami juga gak tau kenapa Mishel seperti ini"
"Ibu.. yah.. sudah aku jelaskan kalau aku ini baik-baik aja dan semua yang aku katakan itu benar" Aku kembali meyakinkan mereka.
Mereka hanya terdiam dengan raut wajah yang sedih.
"Begini saja nak, ayah yakin kamu akan ingat kembali semuanya. Bagaimana kalau kamu mencoba mengulang lagi rutinitasmu bersama nak Bagas?, mungkin kamu akan cepat pulih nak"
Mendengar itu aku langsung pergi ke kamar, entah kenapa aku kecewa dengan ayahku yang terdengar seperti orang yang tidak mempercayai ucapanku.
"Mishel..." Panggil ayahku
"Sudah pak, sudah. Biarkan dia istirahat" Suara ibu menenangkan.
Aku terdiam dikamar, menatap keluar jendela, melihat langit yang semakin jingga.
Tuhan... tolong kembalikan semua yang aku miliki sebelum hari ini dimulai. Hidupku yang dahulu memang tidak semuanya indah, namun hari-hari bersama Yandra itu sangat berarti untukku, terlebih aku tak tau kini kabarnya bagaimana, aku sangat merindunya ya tuhan.
Terdengar suara seseorang mengetuk pintu dibarengi dengan suara Danar memanggil namaku.
"Mishel.. ini aku, Bagas" Suara dari balik pintu
Aku hanya terdiam.
"Shel, aku ngerti kamu masih bingung. Aku ngerti kamu gak kenal lagi sama aku. Aku tau sekarang aku dimata kamu siapa. Aku pengen cerita sama kamu, kita dulu itu sangat bahagia. Kamu sangat suka sekali ketika kita jalan-jalan di sekitar Pantai A saat kita baru-baru jadian. Kamu tau, pertama kali aku jatuh cinta padamu kapan?. Waktu itu suana kantor sedang ramai karna itu jam pulang kerja. Ku dengar dari kawanku ada staff baru di divisi kami, divisi Marketing. Orangnya cantik katanya. Aku penasaran apakah itu benar. Lucunya, keesokan harinya aku sengaja berangkat lebih awal hanya untuk mencari tau staff baru itu, yang katanya dia slalu berangkat lebih pagi.
Saat itu aku langsung mencarinya ke ruangan kerja, aku tak melihat satupun orang disana dan ku putuskan untuk pergi ke kantin saja. Ohya, di-Marketing tugasku seringnya ditugaskan dilapangan jadi sangat jarang berada dikantor.
Aku berjalan ke kantin sembari membalas pesan masuk di Hp-ku tanpa memperhatikan jalanku, dan akhirnya aku menabrak seseorang. Seorang Gadis yang sangat cantik dan memiliki senyum yang menawan.
"Maaf maaf" Katanya.
Padahal jelas-jelas aku yang salah. Aku tersenyum melihatnya dan dia membalas senyumku.
Saat itu aku sudah jatuh cinta padanya. Gadis itu kamu Shel, Mishel yang kini menjadi pacarku.
Setiap hari aku slalu mencari alasan agar aku bisa ke kantor, entah itu memberi laporan ke-atasan atau apapun agar aku bisa melihatmu.
Semua Pria lajang di Perusahaan kita mencoba mendekatimu, aku cemburu melihatnya namun tak bisa berbuat apa-apa karna aku bukan siapa-siapa untukmu saat itu. Hinga akhirnya aku memberanikan diri meminta nomor Hp-mu dan tentu saja kau tak langsung memberikan. Aku slalu berusaha meminta padamu meskipun mendapat penolakan berkali-kali sampai suatu ketika akhirnya kamu memberikanya Shel. Aku sangat bahagia Shel.
Kamu dan aku saling bertukar pesan dan akrab sampai pada saat dimana aku mengajakmu ke pantai A dan menyatakan perasaanku padamu yang berbalas. Katamu, sebenernya kamu juga suka padaku hanya takut bertepuk sebelah tangan. Sejak saat itu kamu slalu suka jalan-jalan di sana, mengenang kita"
Dari dalam aku mendengarkanya, sepertinya dia tak berbohong. Mungkin saja memang aku yang sedang lupa, mungkin saja mereka semua benar bahwa ada yang salah pada diriku.
"Shel, kamu tau. Kamu pernah cerita, luka di dahimu itu karna kamu pernah terjatuh dari ayunan. Makanya kamu sangat takut kalau aku ajak duduk di-ayunan di pinggir pantai"
Cerita itu... gak mungkin dia tau!!. Yang tau cerita itu hanya ayah ibu dan yandra gak mungkin ada orang lain yang tau.
Aku bergegas membuka pintu.
Ku dapati danar sedang duduk di depan pintu kamarku, iya segera berdiri dan menatapku.
"Cerita itu, cerita itu kamu tau darimana?"
"Sudah ku bilang kamu yang cerita sama aku kan" katanya singkat.
"Gak mungkin, aku cuman cerita sama Yandra dan gak pernah cerita sama orang lain lagi meskipun kamu teman kecilku"
"Shel, apa ini gak cukup buat alasan kamu mau untuk kita mulai semua dari awal Shel?, apa kamu masih gak yakin aku ini Pacarmu dengan semua yang aku katakan?"
Aku hanya terdiam karna hatiku mulai mempercayainya.
Dia memelukku dan terlihat dia menahan rasa sedihnya.
"Makasih Shel, makasih kamu mau lagi mulai semuanya buat aku, buat kita".
Dia melepaskan pelukanya dan memegang jemari tanganku.
"Sekarang kamu istirahat, besok aku mau bawa kamu ke suatu tempat. Ini salah satu tempat yang kamu suka di kota ini"
Aku hanya mengangguk dan ia berlalu.
Danar tidur di Ruang TV, hari itu dia tidur lebih awal. Terlihat sekali dia pulas.
Iya.. mungkin memang aku harus memulainya lagi sembari berharap ingatanku bisa kembali pulih.