Chereads / My Boss And His Past (18+) / Chapter 12 - 11 Keanehan

Chapter 12 - 11 Keanehan

Instagram: gorjesso

Naya kemudian membuka kenop pintu setelah mendengar izin dia bisa masuk ke ruangan manajernya.

"Oh, Naya kamu sudah kembali?" Kata Pak Prabu melihat ternyata Naya yang mengetuk pintu ruangannya.

"Iya, pak.. tapi pak.. kenapa barang-barang saya dikemasi ke dalam kardus?" Tanya Naya langsung. Dia sudah penasaran dan dia harus segera mendapatkan jawabannya.

"Ah.. itu.. mengenai itu kamu baru saja mendapat jabatan baru." Jawab Pak Prabu.

"Jabatan baru? Tapi—"

"Kamu diangkat menjadi sekertaris direktur utama."

"Apa?!"

Saat pak Prabu akan menjelaskan perihal kenaikan jabatan Naya, seorang mengetuk pintu ruangan itu, dan ternyata itu adalah Yudit, assisten dari atasan mereka Fazran. Yudit meminta Naya untuk segera menemui Fazran di ruangan direktur utama dan nanti Yudit yang akan menjelaskan tentang kenaikan jabatan ini.

Naya hanya mengangguk, dia juga merasa segan dengan pembawaan Yudit yang dingin, datar, dan tidak tersentuh. Jadi dia sekarang sedang berjalan di belakang Yudit melewati lorong yang akan menghubungkan mereka ke ruangan Fazran berada.

"Kamu boleh meletakkan barang-barangmu nanti disini. Dan mulai sekarang ini adalah meja kerjamu." Ujar Yudit memberikan arahan kepada Naya yang masih bingung dengan keadaan yang ada. Naya juga merasa canggung berada di dekat Yudit. Entah bagaimana interaksi mereka nanti, nyatanya mulai sekarang pekerjaannya akan banyak bersinggungan dengan pria itu.

"Baik." Kata Naya singkat.

Lalu datang dua orang office boy yang diberi perintah oleh Yudit membantu membawakan barang-barang Naya.

"Terimakasih, pak." Ucap Naya sebelum office boy itu berlalu dari hadapannya dan Yudit.

"Pekerjaanmu nanti membantu pak Fazran dalam urusan jadwal pertemuan, rapat, dan jadwal lain dengan klien. Kemudian menyajikan kopi di pagi hari beserta snack yang sudah disiapkan oleh koki di pantri lantai ini, kamu hanya tinggal menyajikannya ketika pak Fazran sudah masuk ke ruangannya."

Naya mendegarkan dengan serius penjelasan Yudit, tangannya yang tadi sudah siap dengan blocknote mulai mencatat pekerjaannya.

"Kamu juga harus mengatur makan siangnya, karena beliau sering melupakan makan siang. Laporan dan hal lain dari setiap divisi akan disampaikan melaluimu baru kemudian menyampaikannya kepada Pak Fazran." Yudit kemudian mengeluarkan sebuah buku kecil dari saku jas bagian dalam dan menyerahkan buku itu pada Naya. "Ini beberapa peraturan lain, jika kamu bingung dengan tugas barumu ini.. kamu bisa membaca buku itu. Dan jika disana tidak ada, kamu bisa bertanya langsung pada saya."

"Baik. Saya mengerti."

"Kalau begitu masuklah ke dalam. Pak Fazran sudah menunggumu."

Yudit kemudian kembali ke ruangannya yang berhadapan dengan meja kerja Naya. Naya memutar tubuhnya dan melihat meja dengan panjang 2 meter berwarna putih serta aksen kayu itu di hadapannya. Dia merasa agak kebingungan karena sekarang dia bekerja sendirian di lantai yang sepi ini. Fazran dan Yudit punya ruangan sendiri sedangkan dia seperti recepsionis bagi kedua pria itu. Menghembuskan nafasnya, Naya memutuskan untuk segera menemui Fazran, mantan kekasih sekaligus atasannya itu untuk meminta penjelasan mengenai kenaikan jabatan yang sangat mendadak ini.

Padahal pria itu sudah punya Yudit sebagai assisten yang profesional dan kompeten. Kenapa juga masih harus merekrutnya menjadi sekretaris?

Setelah mendengar seruan masuk dari dalam ruangan, Naya membuka secara perlahan pintu besar ruangan Fazran. Pria itu terlihat sedang fokus dengan pekerjaannya di depan laptop dan sesekali melihat ke pada kertas yang ada di tangan kirinya, seolah sedang mencocokan sesuatu.

"Saya Naya, sekertaris baru anda." Kata Naya memberi sapaan.

Dengan itu atensi Fazran teralih dan melihat kearah Naya yang menurutnya sangat manis dengan nuansa pink pastel pada pakaiannya. Dia hampir akan tersenyum namun masih bisa menkondisikan raut wajahnya dan mengembalikan raut wajah datarnya.

"Selamat datang. Dan kamu sudah tahu apa jobdesk kamu?" Tanya Fazran berbasa-basi, dia tahu Yudit pasti sudah melakukannya tanpa dia perintah sekalipun.

Naya mengangguk. "Sudah, pak. Pak Yudit baru saja menjelaskannya." Jawab Naya.

"Baiklah." Fazran menarik laci meja kerjanya dan mengambil sebuah tablet pc. "Ambil ini." Fazran menyodorkan benda itu pada Naya.

Naya pun mendekat pada Fazran dan mengambil benda pipih dengan lebar 20 cm itu.

"Disana ada semua jadwalku. Kemudian beberapa berkas yang biasanya saya titipkan di dalamnya. Nanti kamu akan meng-update setiap jadwal yang masuk ke dalam tablet itu dan setiap hari kamu harus menyimpannya dalam database perusahaan karena jika terjadi kerusakan itu tidak akan menimbulkan banyak masalah. Dan sebagai pengingat untuk dirimu sendiri, kamu juga sebaiknya memiliki catatan sendiri mengenai jadwalku. Mengerti?"

"Baik, pak."

Fazran menatap sebentar wajah Naya lalu berkata kembali. "Password tablet pc itu 180489."

Naya terkesiap ketika Fazran mengatakan bahwa password dari benda yang sedang dipegang olehnya ini adalah 180489, Naya sangat mengenali apa arti angka itu. Dan jika memang dugaannya benar berarti...

Naya dan Fazran saling bertatapan dalam diam. Mata mereka saling mengunci. Mata Naya bersinar menuntut penjelasan, sedangkan Fazran hanya ingin diam tidak bereaksi berlebihan dengan keterkejutan wanita yang kini menjabat sebagai sekretarisnya itu.

"Kamu boleh keluar, Naya." Kata Fazran setelah beberapa saat mereka terjebak dalam keheningan.

Tanpa kata, Naya hanya membungkukan badannya lalu berjalan keluar dari ruangan Fazran. Dan terdiam ketika sampai di meja kerjanya. Ia memandangi tablet pc yang ada di tangannya dan mencoba membuka kuncinya. Ia mengetikkan angka sesuai yang dikatakan oleh Fazran. Dan..

Terbuka. Tablet pc itu kemudian mulai menampakan logo perusahaan dan menunjukan menu bar yang berisi beberapa hal penting mengenai sang pimpinan. Naya menghela nafasnya, sebenarnya apa yang sedang terjadi sekarang ini? Kenapa pria itu seperti sedang bermain-main dengannya?

Naya menoleh ke arah jendela kaca ruangan Fazran yang sama sekali tidak bisa menampakan ruangan di dalamnya. Berbeda dengan Fazran yang bisa dengan jelas melihat Naya yang masih berdiri diantara meja kerja dan kursinya.

"Senang bisa melihatmu dari dekat." Ucap Fazran pelan, lalu sebuah senyuman tersungging di bibir tipisnya.

///

Naya mendesah kesal karena lupa menanyakan alasan kenapa dia harus berganti jabatan sepertini dengan cara yang sangat mendadak dan pekerjaannya ini bahkan jauh sekali dari ekspektasi Naya. Dia tidak pernah berharap menjadi seorang sekretaris karena pekerjaan ini terkadang bias memakan waktu lebih dari jam kerja normal yang sudah ditentukan.

Naya memutuskan untuk membereskan dulu barang-barangnya yang dikemasi dalam kardus. Kemudian menatanya di meja kerjanya dan sebuah rak yang ada di belakangnya. Meskipun dia tidak bekerja di dalam ruangan lagi, namun desain meja kerja, rak buku, dan pernak-pernik lain sangat membuatnya terkesan. Dengan senang dia mulai memilah barang-barang yang tidak berguna untuk dia bawa pulang ke apartemen pulang nanti. Sampai tidak sadar jikalau waktu makan siang sudah tiba, Yudit yang tidak melihat pergerakan sekertaris baru direktur utama untuk mengatur makan siang pun berjalan mendekat ke arah Naya.

"Naya."

Naya yang sedang menata beberapa berkas di dalam rak pun memutar tubuhnya dan langsung berjalan menuju mejanya dan menyambut Yudit.

"Ada yang bisa saya bantu?" Kata Naya.

Yudit menghela nafasnya, dia harus memaklumi karena ini baru hari pertama Naya bekerja. Tentu masih ada beberapa kesalahan yang akan terjadi, termasuk melupakan makan siang atasannya.

"Apa kamu lupa dengan makan siang Pak Fazran?" Tanya Yudit.

Naya membulatkan matanya dan meringis meringis menyadari bahwa dia lupa untuk menyiapkan makan siang Fazran.

"Maaf, saya lupa untuk melakukannya. Akan segera saya siapkan." Kata Naya, dia sudah bersiap akan menuju pantri namun disegah oleh Yudit.

"Mengenai makan siang, sebaiknya kamu harus menanyakan menu makanan apa yang diinginkan oleh Pak Fazran padanya langsung. Di pantri tidak ada makanan selain untuk kita berdua." Ujar Yudit.

"Ah.. Baik, saya mengerti."

///

Naya sudah berada di lobi menunggu delivery order dari sebuah restoran cina untuk kalangan atas. Saat tadi Naya menanyakan tentang menu makan siang Fazran melalui telepon di mejanya, pria itu menjawab ingin makan pangsit dan makanan khas CIna lainnya yang membuat Naya sedikit ngeri karena sepertinya banyak sekali.

Dan itu terbukti ketika dia harus dibantu seorang penjaga keamanan untuk membawa makanan itu sampai di lantai dimana ruangan Fazran berada. Dia kemudian menyiapkan makanan itu di pantri masih dibantu oleh penjaga keamanan tadi yang kemudian langsung membawa kembali tempat makan milik restoran cina yang harus dikembalikan.

Dengan sebuah troli, Naya membawa makanan-makanan itu keruangan Fazran. Dia tidak perlu membawa minum karena di ruangan Fazran sudah ada lemari pendingin, kecuali teh dan kopi di pagi hari yang harus disiapkan dari pantri.

"Masuk."

Setelah mendapat ijin, Naya membuka pintu ruangan Fazran lebar-lebar kemudian membawa masuk troli makanan tadi dan mengarahkannya pada meja yang biasanya menjadi tempat ruang pertemuan dengan klien.

Fazran yang melihat makanannya datang pun beranjak dari kursi kerjanya dan duduk di sofa yang berdekatan dengan meja tempat Naya menyiapkan makan siangnya. Dari posisi itu dia memandangi wajah Naya yang teramat serius melakukan pekerjaannya.

Beberapa menit kemudian Naya sudah menyelesaikan menyiapkan makan siang Fazran dan akan undur diri, namun Fazran menahannya.

"Duduklah, kamu akan makan siang dengan saya." Kata Fazran yang sedang melepaskan kancing kemeja di tangannya setelah tadi juga melepas jas abu-abunya.

"Tidak mau?" Tanya Fazran lagi ketika tidak mendapat respon dari Naya.

"Mmm.. baik, pak." Naya kemudian ikut duduk dan memilih berseberangan dengan posisi Fazran. Dan sekarang dia paham kenapa Fazran memesan dua porsi tadi padanya.

Namun kemudian Naya terkejut melihat Fazran yang dengan tenangnya memisahkan timun dari atas piring makanannya. Dia lantas menatap Fazran yang masih fokus memisahkan sayuran yang Naya benci dari piringnya.

Fazran.. Batin Naya merasa terkejut dan heran.

Dia tidak tahu harus bagaimana. Dia seperti tersesat melihat Fazran yang menunjukan beberapa hal yang tidak pernah Naya duga.

Sebenarnya apa yang terjadi setelah kita berpisah? Apa yang terjadi selama 5 tahun ini?

///

gimana-gimana??

Instagram: gorjesso

Purwokerto, 13 Juli 2019

Tertanda,

Orang yang lagi nonton drama korea Angel Last Mission Love ... uwuuu