ON MY WEDDING DAY ( Di Hari Pernikahanku)
Setelah kejadian semalam. Kadita mencoba untuk ceria dan menjalani hidup seperti biasanya. Namun kenapa saat mengingat kejadian semalam Membuat nya terus menangis. Meski hati nya terluka dan tersakiti. Sampai tak saling tegur sapa dengan Harith.
" Aku berangkat kerja dulu" ujar Harith menyapa Kadita.
" Hmmmmm.." ujar Kadita yang masih terbaring di tempat tidurnya.
" Kamu enggak sarapan sayang?!" tanya Harith mencium kening Kadita.
" Aku enggak nafsu makan. Perut aku mual dan pengen muntah Mulu bawaannya" ujar Kadita dengan wajah pucatnya.
" Kamu pucat banget. Kita periksa ke dokter ya" ujar Harith sambil membantu Kadita bangun dari tempat tidurnya.
" Enggak usah repot-repot mas. Aku cuma meriang aja. Nanti minum tolak angin juga udah sembuh" ujar kadita yang enggan bangun dari tempat tidurnya.
" Ayolah jangan bikin aku khawatir" ujar harith merayu Kadita.
" Udah mas harith berangkat kerja. Nanti kesiangan macet di jalan" ujar kadita dengan wajah melemas.
" Kalo kerja mah gampang nanti ijin dulu sama Lylia mau nganterin kamu berobat dahulu." ujar harith memaksa Kadita untuk ke dokter dengan menggendong nya.
Dengan pergi terburu-buru tanpa pamit ke ibunya Kadita yang sedang mencuci baju. Harith langsung membawa kadita ke rumah sakit terdekat. Sesampainya di rumah sakit Kadita memakai kursi roda karena tak sanggup berjalan dengan kondisi badan yang kurang fit. Dan kemudian langsung bertemu dengan dokter kandungan yang merupakan teman satu kampusnya harith waktu di Bandung. Bernama dokter Khufra.
" Selamat pagi. Ada yang bisa saya bantu?!" tanya dokter Khufra.
" Selamat pagi Dokter." jawab Harith sambil duduk bersebelahan dengan Kadita.
" Siapa yang sakit?!" tanya dokter Khufra.
" Istri saya dokter. Sudah seminggu merasakan mual dan muntah" jawab Harith.
" Apa yang di rasakan Bunda?!" tanya dokter Khufra.
" Yang saya rasakan setiap pagi selalu mual dan muntah. Dan gitu setiap makan pasti langsung kebuang lagi" ujar kadita menjelaskan.
" Owh Begitu. Coba bunda naik ke atas ranjangnya. Biar saya cek perutnya." ujar dokter Khufra.
Saat Kadita di cek perut dan kondisi badannya oleh dokter Khufra. Setelah di cek kemudian dokter Khufra memberikan pengumuman kepada kadita dan Harith.
" Selamat ya mas bro. Kamu bakalan jadi calon ayah!!" ujar dokter Khufra.
"Alhamdulillah. Beneran nih!! Seriusan!!" ujar Harith terkejut tak percaya.
" Iya beneran!! Sumpah demi Allah. Tadi aku udah ngecek perut istri kamu!! Kalo masih enggak percaya kita USG 4D aja" ujar dokter Khufra.
" Iya boleh tuh di USG biar percaya" ujar Harith.
Kemudian perut Kadita di USG 4D oleh dokter Khufra. Betapa bahagia dan senangnya Kadita dan Harith melihat calon anak mereka saat di USG.
" Makasih ya mas bro atas informasinya. " ujar Harith.
" Iya sama-sama. Tiap bulan cek ya biar tahu kondisi dari bayi kamu" ujar dokter Khufra.
" Iya siap mas bro. Anak udah berapa nih?!" tanya Harith meledek.
" Anak aku sudah tiga. Dan mau nambah lagi ke empat."ujar dokter Khufra tersenyum.
" Wah hebat. Aku kebalap kamu ya. hehehe" ujar Harith.
" Ya enggak apa-apa. Semangat produksi anak mumpung masih muda" ujar dokter Khufra.
" Hihihi ... pastilah. Semangat punya anak banyak. Kan banyak anak banyak rejeki." ujar harith sambil meninggalkan ruangan dokter Khufra.
Setelah meninggalkan ruangan dokter Khufra. Harithpun membawa aku ke mall untuk mengajak makan dan shopping. Handphone Harith berbunyi karena ada panggilan telpon dari Lylia.
" Assalamualaikum mas Harith. Lagi dimana mas harith?! Kok belum datang ke kantor?! ujar Lylia cemas.
" Waalaikum salam Lylia. Aku lagi di mall. Astaghfirullah maaf banget aku lupa bilang sama kamu. Aku cuti mendadak hari ini karena mau nemenin kadita hari ini" ujar Harith.
" Owh begitu ya. Kirain mas harith ada apa jam segini belum sampai kantor. Kalo boleh tahu mba Kadita sakit apa?!" tanya Lylia penasaran.
" Mba Kadita enggak sakit. Tapi mba Kadita lagi manja banget sama aku karena sedang hamil" ujar mas Harith memberitahu.
" Alhamdulillah!! Akhirnya saya punya ponakan juga. Semoga ibu dan bayi sehat terus ya dan di lancarkan persalinan nanti. Aaamiin" ujar Lylia bahagia.
" Aaamiin.. makasih ya atas ucapannya dan doanya. Kalo ada yang penting soal kerjaan bisa hubungi aku lagi ya" ujar Harith sambil menggandeng tangan kadita.
" Oke siap mas Harith. Kalo ada yang kurang paham dan urgent saya kan hubungi mas harith. Selamat senang-senang ya mas Harith dengan mba Kadita" ujar Lylia mengakhiri percakapan kami.
Setelah puas berkeliling di mall. Harith mengajak Kadita makan di restoran Bebek Peking di Mall. Harith memanjakan Kadita setelah harith tahu bahwa Kadita telah hamil. Lalu Harith memesan makanan yang banyak untuk Kadita agar kadita tidak sakit lagi.
" Makan yang banyak ya sayang" ujar Harith memanjakan Kadita.
" Iya sayang" ujar Kadita sambil menikmati makanan nya.
" Aku seneng. Akhirnya doa aku terkabul sekarang. Kamu hamil anak kita" ujar harith mencium kening kadita.
" Oh ya. Kalo boleh tahu kok kamu tadi akrab banget sama dokter Khufra?!" tanya Kadita penasaran.
" Owh. Aku sama dokter Khufra itu teman satu kampus waktu kuliah di Bandung. Makanya aku akrab banget. Udah gitu kan dia nikah sama sepupu aku. Jadinya kenal" ujar Harith memberitahu.
" Owh Begitu. Pantes aja panggilan nya mas bro" ujar Kadita tersenyum.
Setelah kenyang makan bersama. Harith dan Kaditapun berbelanja bulanan untuk di rumah juga membeli daster untuk kadita.
" Makasih ya mas untuk hari ini sudah menemani aku jalan-jalan dan shopping" ujar Kadita sambil tersenyum.
" Iya sama-sama sayang. Aku juga buat Nebus kesalahan aku yang akhir- akhir ini jarang ada waktu luang buat kamu. Sekarang aku janji akan meluangkan waktu untuk kamu meskipun seminggu sekali akan aku usahakan untuk kamu" ujar Harith.
Malam hari sesampainya di rumah Kadita. Ternyata ada Kagura sedang mengobrol dengan ibunya kadita di ruang tamu.
" Assalamualaikum Bu. Kami Pulang" ujar Kadita menyapa.
" Wa alaikum salam nduk. Kamu udah pulang. Ada Kagura disini. Katanya mau ada perlu sama Harith" ujar ibu Kadita.
" Kamu ngapain disini?!" tanya Harith terkejut.
" Aku mau menginap disini mas. Soalnya aku di usir sama mba Selena karena tahu kalo aku telah hamil" ujar Kagura menangis.
" Kamu hamil?! Suami kamu mana?!" tanya ibunya Kadita.
" Iya aku udah hamil Bu. Dan aku belum punya suami. Tapi ayah biologis aku itu adalah mas Harith" ujar Kagura sambil menunjuk ke arah Harith.
" Astaghfirullah. Apa benar yang di katakan oleh Kagura?!"tanya ibu Kadita syok mendengar ucapan Kagura.
" Itu tidak benar Bu. Aku tidak melakukan apapun dengan Kagura" ujar harith membantah.
" Kok kamu tega banget sih mas. Tiap malam kamu selalu hubungi aku buat temenin kamu lembur di kantor. Dan mbak Kadita jadi saksi kita pernah melakukan hubungan intim" ujar Kagura menyudutkan harith.
" Jaga ucapan kamu. Aku tidak pernah berselingkuh dengan kamu. Dan tidak pernah berpaling dari Kadita" ujar Harith kesal.
" Stop!! Hentikan!! Jangan ribut di sini" teriak Kadita.
Dan setelah mendengarkan keributan antara harith dan Kagura membuat ibunya Kadita syok dan pingsan hingga harus di bawa ke rumah sakit .