Nay bergegas menuju rumah induknya, sambil menggendongku di dadanya. Kurasakan detak-detak kekhawatiran di dadanya. Mungkin dia khawatir aku akan sakit.
Aku dibawanya menuju ke sebuah kamar. Ini pasti kamar Nay. Kamar siapa lagi kalau bukan? Aroma harum tercium di hidungku. Membuat rasa nyaman dan menenangkan. Warna kamarnya lembut, biru tenang ditambah merah marun sebagai penghias. Seumur-umur pacaran dengan Nay, baru kali ini aku masuk ke kamarnya. Dia pernah mengajak, tapi aku tak pernah mau.
Kulihat foto-foto kenangan tertata rapi di dinding. Ada foto Nay kecil bersama Ayah dan Bunda nya. Ternyata Nay sedari kecil sudah cakep banget. Menggemaskan. Ada juga Foto Nay bersama teman-teman SMA nya dulu. Wait! Sepertinya aku pernah lihat cowok yang disamping Nay. Di mana ya? Rasanya baru-baru ini aku melihat cowok itu. Dosen? Ah bukan. Imam Masjid An Nur? Kayaknya gak mungkin.. Abang Go-Jek.. apa lagi. ah aku benar-benar lupa.
Mataku tertuju di meja belajar Nay. Ah Nay... Ternyata ada fotoku disitu. Foto berdua yang diambil saat aku mancing bersama. Aku dan Nay memang suka mancing. Ber jam-jam kami habiskan waktu bersama bercanda sambil mancing ikan di kolamnya. Kalau dapat ikan, kami bakar dan makan bersama. Kalian pasti iri gak dapat jatah kan?
"Adek, kamu disini dulu ya. Kakak carikan baju untuk kamu dulu, kamu jangan takut. Kakak baik koq" kata Nay sambil meletakkan ku di atas tempat tidurnya yang empuk. Oh tidak, aku baru sadar. Aku sekarang telanjang di kamar Nay. Tepatnya di atas tempat tidur Nay. Reflek, aku tutup kontol ku yang kini sudah berubah menjadi titit dengan kedua telapak tanganku. Aku malu.
Kulihat Nay menuju lemari pakaiannya yang besar. Pasti banyak baju disitu. Terburu-buru dia membuka pintunya. Dan... Cahaya apa itu? Semburat sinar merah jambu lembut dan terang keluar dari dalam lemari Nay. Disertai dengan bunga-bunga dan love-love yang berterbangan keluar. Aroma khas wanita tercium jelas. Sepertinya ini berasal dari bra-bra dan CD yang terlipat dan bergantung rapi. Melambai-lambai seolah memanggilku untuk menciumnya.
Nay Kemudian menggodaku. "Kyu sayang, kamu mau aku pakai yang mana? Aku akan pakai untukmu." Kerlingan matanya seperti mengajakku untuk melakukan sesuatu yang lebih intim. "Kamu mau aku pakai ini sayang?" Goda Nay sambil menunjukkan G-string hitamnya padaku, dan menciumnya lalu menggigitnya gemas. Nay benar-benar nakal. "Atau.. kamu mau aku naked sayang?" Semakin gemes aku dibuatnya.
Nay mendekatiku lentik. Dan mengepit toketnya yang masih tertutup bra hitam itu dengan kedua tangannya. Belahan dadanya membuatku menelan ludah berkali-kali. Lalu dia menarik kedua tangannya ke belakang, berusaha untuk membuka bra nya. Bra nya kini terbuka dan terpampang lah bukit kembar yang indah, yang rasanya ingin kudaki tanpa kenal lelah. Dia menyentuh putingnya, dan memilih-milih nya lembut sambil menggigit bibirnya. Dan mendesah. "Hhhh...ssshh.. Kyuu"
Tangannya kemudian bergerak lembut menyusuri perutnya. Sangat pelan. Dan sampailah di bawah. Jarinya berjalan pelan menuju lembah yang masih ditutup tabir CD hitam itu. Menggesek lembut tepian tengahnya.
"Kamu mau aku buka ini sayang? atau kamu yang buka kan ini untukku?" Goda Nay sambil mencubit tepi CD nya. Dia kemudian menarik tanganku. Menuntunnya ke arah Miss V nya. Aku gemetar.
"Adek, kamu coba pakai kaos kakak aja dulu ya. Kakak gak punya baju anak kecil. Nanti kakak belikan baju yang bagus lewat online ya" kata Nay lembut membuyarkan imajinasi liarku. Sedang dia, ternyata masih berpakaian lengkap. Kulihat bagian bawah tubuhku. Titit kecilku menegang. Damn! Fuck! Fuck! Aku memaki-maki dalam hati. Kenapa aku jadi tuyulllll??!!!!