"Hadeeh! Kenapa harus baju ini sih?" rutukku dalam hati sambil menarik-narik baju kodok warna biru yang kupakai. Nay membelinya di online shop. Barusan babang gojek yang antar.
Ah sial, aku jadi seperti anak kecil. Padahal aku suka baju kaos Nay yang kupakai sebelumnya. Baunya harum. Memakainya serasa sedang memeluk Nay. Awas saja kau Nay, kalau aku udah besar akan kucuri baju mu, buat koleksi. Aku sudah bosan koleksi perangko.
"Adek, kita ke mall yuk! Kamu perlu beberapa baju, nanti kakak belikan. Habis itu kita main-main ke Baby Land" bujuk Nay sambil mencubit hidungku. What?! Baby Land? Itu pasti nama neraka tingkat ke tujuh. Matilah kau Kyu.. Besar amat dosamu. Sungguh tak terampuni. Aku tak bisa menjawab, hanya pasang tampang cengir bocah edan. Mungkin begini 🥴
"Kyu kemana ya? Lama banget perginya. Dari semalam gak pulang-pulang" Nay berbisik pelan, kebingungan lalu berjalan menuju garasi. "Hah! Kok motornya masih ada di sini? Dia ke mana?" Nay terkejut saat melihat motor beat milik Kyu ternyata masih ada di dalam garasi. Dan kuncinya pun masih melekat di motornya.
"Nih anak kemana ya? Aduh!!! Jangan-jangan!" Nay tergopoh-gopoh ke luar. Toleh kanan kiri. Celingak celinguk mencari. Ah mungkin Nay berpikir aku ketiduran sampai pingsan. Aku kadang emang seperti itu. Pernah aku ketiduran di motor, dan saat terbangun rupanya sudah di dalam ambulance. Kata Nay aku menabrak pickup yang sedang parkir. Omegot.. saat itu aku memang mimpi akan menabrak pickup, tapi kukira hanya mimpi. Jadi dalam mimpi kutabrak saja itu pickup, pikirku paling-paling lembut. Rupanya aku menabrak benda keras. Benar-benar tidur yang membawa maut.
Nay menuju gudang belakang, karena terakhir dia menyuruhku mengambil pompa ban di sana. Aku khawatir, jangan-jangan nanti dia akan menemukan baju dan celana ku. Oh tidak! Ini gawat. Apalagi kalau dia juga menemukan buku jahanam itu. Bisa-bisa Nay asal baca mantra, dia akan menjadi raksasa. Oh... Ini benar-benar petaka.
Nay membuka pintu gudang, dan bergegas masuk ke dalam. Lampu gudang masih menyala. Dia sapu pandangan ke seluruh area gudang. Tapi tidak menemukanku. Tentu saja karena aku sekarang sudah berubah menjadi anak TK ingusan yang memakai baju kodok.
Nay mengambil HP nya. Oh tidak, dia pasti akan menelpon ku. HP ku masih di celana. "Tuut! Tuut!" "Hhh gak aktif lagi!"dengus Nay kesal. Sepertinya HP ku mati kehabisan baterai. Syukurlah. Tadi malam memang sisa 5%.
Nay kembali ke rumah dengan perasaan masih gundah. Khawatir bercampur marah. Namun saat dia melihatku, dia kembali tersenyum manis. "Dek, maaf ya agak lama. Lagi cari temen kakak yang ngilang. Entah kemana dia" May memberi penjelasan padaku dengan nada yang lembut.
"Oh iya, kita pergi aja yuk" ajak Nay sambil menarik tanganku pelan. Namun berhenti tiba-tiba sebelum sampai ke luar rumah. "Aduh.. kakak lupa. Kan kamu masih kecil, takutnya disana ngompol. Kamu pipis dulu ya. Kakak antar ke toilet" kata Nay kelupaan. Kebetulan aku memang serasa kebelet pipis.
Sesampai di toilet, Nay pun jongkok di hadapanku yang masih berdiri. Dan tangannya menjulur ke depan seperti hendak membuka celanaku. Aku secara reflek bergerak mundur. Tentu saja aku kaget, karena Nay akan membuka celanaku. "Eh.. kamu malu ya. Ihh kamu lucu ya. Gak apa-apa kok. Sini" bujuk Nay sambil mencubit lembut hidungku.
Aku tak berani maju. Akhirnya Nay yang maju. Ditangkapnya aku yang saat ini pipi ku memerah menahan malu. Akhirnya Nay berhasil meraih kancing celanaku, membukanya, dan menurunkan resletingnya. Aku benar-benar malu. Dia kemudian menurunkan celana ku. Untunglah aku masih memakai CD. Tapi ah.. mana mungkin pula aku kencing di dalam CD. Pastilah akan dibukanya pula ini CD.
Aku tegang, bukan hanya perasaanku. Tapi titit bocahku juga ikutan tegang. Nay berhasil melorotkan CD ku. Dan dia kaget. "Ih, kamu kecil-kecil nakal juga ya, masa udah pandai tegang begini"ejek Nay yang serasa kulihat sudah keluar tanduk dari kepalanya. Matanya liar, dengan lidah yang disapukan ke bibirnya. Dia menyentuh kontolku, mengelusnya dengan gemas. Kulihat dia mulai menggigit-gigit bibir bawahnya. Kayaknya dia sedang sangek, karena kesenangan ketemu dengan mainan yang paling disenangi para wanita dewasa.
Dia mengocok lembut kontolku, sambil mendesis. "Sssssh, enak kan sayang?" Kata Nay dengan mimik menggoda hasrat. "Ahhh..." Aku tak mampu menahan desahan nikmat ku. Aku benar-benar menikmatinya. Aku belum pernah dilakukan seperti ini oleh perempuan. Apalagi oleh Nay. Dia kadang memang menggoda ku, ingin menyentuh kontolku. Tapi aku selalu menghindar tak mau. Nay mengocok cepat batang kontolku. Sangat cepat sampai akhirnya ku tak mampu menahan. Dan akhirnya peju ku mendesak keluar dengan derasnya. "Ahhhh..."
"Ih adek, udah kebelet ya! Untung gak kena Kakak pipis nya" seru Nay mengejutkanku dari lamunan indah para bujang. Sial... Kontolku jadi titit lagi. Aku merutuk dalam hati. Bisa-bisanya aku mengkhayal kayak gini.
Akhirnya acara pipis selesai juga. Pipiku merah menahan malu. Nay kembali memakaikan celana ku. Dia menatap mataku. Menatap lekat-lekat. Entah apa yang dilihatnya. Aku menunduk tak kuasa. Dia mengangkat daguku, kembali melihat mataku. Menatap lekat-lekat. Entah apa yang dilihatnya.
"Mata kamu mirip pacar ku" kata Nay lembut tapi mengagetkan ku. Jangan-jangan dia tau kalo ini aku. Kyu si pemuda tampan se Indonesia bagian barat dan sekitarnya, yang pemalu dan memalukan. Yang kini sudah menjadi bocah edan yang tampangnya mungkin seperti ini 🥴.
"Eh iya, nama adek siapa? Kakak belum tanya dari semalam"tanya Nay penuh selidik. Tentu saja aku tak mampu menjawab. Bagaimana mungkin aku mengatakan namaku Kyu. Itu tidak bisa diterima dengan akal sehat wal Afiat. Aku memilih menggelengkan kepalaku, berpura-pura amnesia.
"Kamu... Apa mungkin kamu lupa ingatan?"Nay bertanya lagi penuh curiga. Tiba-tiba di kepalanya sudah terpasang topi polwan cantik. Kenapa bajunya jadi baju polwan. Kancing atasnya terbuka pula. Itu kan menggoda.
Nay menggosok-gosok rambutku. "Ah iya, mungkin kamu memang lupa. Tapi kamu kayaknya harus punya nama" kata Nay sambil mengetuk-ngetukkan jari telunjuk di dagunya.
"AHA!!"kejut Nay. Aduh kaget aku cuk! "Aku suka mata coklat mu, mengingatkan ku akan dia. Mmm baiklah! Sudah diputuskan! Kau kuberi nama KYU! Kau suka?!"kata Nay dengan riang. Aih dasar bego. Itukan memang namaku.
Namun aku tersadar sesaat. Tenyata Nay benar-benar memperhatikan dan hapal dengan mataku. Sejak kapan? Mengapa aku tak tahu? Oh Nay I love u 3000, 4000, 10000, beribu-ribu dah pokoknya!