Chereads / Terjebak suami artis dan tunangan CEO / Chapter 12 - malam pertama 2

Chapter 12 - malam pertama 2

Dayana yang sedang berendam di bathtub sambil memakai handsfree terkejut ketika Mika yang menerobos masuk ke kamar mandi dengan tergesa, Dayana yang berendam hanya menggunakan celana dalam berteriak sekuat tenaga

" apa yang kau lakukan" sambil menahan amarahnya

" kau tak menjawab panggilanku Day, jadi aku khawatir" wajah Mika memerah ketika di lihatnya samar- samar bentuk tubuh Dayana di dalam air yang bercampur kelopak mawar

" keluar...." Dayana yang menyadari kemana arah pandangan mika mulai kesal

"ok ok jangan berteriak, nanti yang lain dengar, dan jangan terlalu lama aku juga ingin mandi" Mika menutup pintu sembari memegang dadanya yang berdetak kencang sekali.

Setelah menyelesaikan mandinya Dayana keluar menggunakan baju mandi yang ada di kamar mandi kemudian menyuruh mika untuk mandi, mika masuk ke kamar mandi karna memang dia sudah gerah dengan baju penganten yg hanya di longgarkan kancingnya. setelah dia masuk kemudian terdengar suara pintu di kunci dari luar. Mika yang heran kenapa Dayana menguncinya dari luar

" apa yang kau lakukan Day" mika mengetuk dari dalam

" mandi lah setelah selesai panggil aku" Dayana tersenyum dia tidak mau mika keluar dari kamar mandi tiba tiba karna dia ingin melakukan ritual kecantikannya setelah dari kemaren membiarkan tubuhnya tanpa apa- apa

" jangan bercanda Day" Mika masih menggedor

" mandi saja aku akan membukakan pintu nanti, aku hanya sedang memilih baju" jawabnya sambil sibuk mencari baju yang pantas untuk di pakai makan malam

danika pun mengerti maksutnya, dia mulai membersihkan tubuhnya, setelah 15 menit Mika mendengar suara kunci pintu yang terbuka tanda Dayana telah selesai berpakain

"

...

Acara makan malam keluarga itu di gunakan Dayana untuk mengakrabkan diri pada keluarga besar Mika yang masih berada di rumah besar itu, Dayana tampak sangat di sayangi oleh para sepupu Mika, dengan mudahnya Dayana bercanda dengan sepupunya, terlihat tawa Dayana yang lepas, Mika terus memperhatikan Dayana yang sibuk bercanda dengan para sepupunya, kecantikan Dayana terlihat di kala dia tertawa sambil di kejar oleh sepupu Mika yang masih anak-anak dia terlihat bahagia. Mika pun tersenyum ketika melihat Dayana tertawa seolah ada rasa bahagia itu menyentuh hatinya.

karna sudah pukul sepuluh malam akhirnya acara kumpul kumpul keluarga itupun di bubarkan oleh mama Mika, Mika dan Dayana pun kembali ke kamar nya, sejenak Mika memperhatikan sekitaran kamarnya karna bingung harus tidur dimana, tidak mungkin satu ranjang dengan Dayana dan pastinya Dayana pun tidak akan rela.

Mika mengambil selimut dan bantal berinisiatif untuk tidur di bawah, membiarkan Dayana untuk tidur di ranjang, ketika Dayana keluar dari kamar mandi dan melihat apa yang dilakukan Mika dia tertawa sambil memeluk badannya sendiri.

" Persis seperti di sinetron" kemudian tertawa dan menggeleng " sudah tidur saja di ranjang ini, dingin tidur di bawah, lagian toh kita udah suami istri jadi g papa klu seranjang" Mika melongo mendengar ucapan Dayana

Dayana yang menyadari itu menegaskan ulang" Hanya seranjang no sex " ucapnya ketus

"bukan kah kita suami istri? jadi g papa dong?" Mika menggoda

" jangan lupa janji mu adik kecil" ucapnya mengingatkan janjinya pada Dayana

"ok ok" Mika bangun dan memasukan selimut kembali ke lemari.

Mika mulai kembali bermain game online sambil bersandar di kepala ranjang, sedangkan Dayana sibuk melakukan rutinitas kecantikan nya sebelum tidur.

tok tok suara pintu kamar di ketuk dari luar, mika dan Dayana saling memandang, seolah saling bertanya siapa yg mengetok pintu mereka , kemudian pintu dibuka oleh Dayana sementara ada bibi Rara yang menunggu di depan pintu membawakan susu untuk mereka. " kenapa bi.." belum sempat Dayana bertanya bibi Rara sudah memaksa Dayana meminum susu yang di pegang nya, Dayana terpaksa meminum susu itu karna tidak enak pada bibi Rara. " supaya bertenaga" ucapnya dan memberikan satu gelas lagi pada Mika

kemudian keluar dari kamar dengan terburu buru dan menutup pintu kamar dengan cepat.

Dayana berlari kearah Tasya, mencari sisa sisa obat alergi nya beberapa malam lalu, dan menemukannya kemudian meminumnya dengan air di atas meja. mika memperhatikannya dan khawatir

" kenapa day, apa tidak enak? tanya nya sambil berlari ke arah Dayana

" aku alergi susu" jawabnya datar

" lalu gimana? mau ke dokter? tawar mika

" g perlu, nanti juga reda setelah minum obat ini ucapnya

Dayana mulai untuk tidur dan berpesan pada mika " mungkin aku akan kesulitan bangun besok tolong bangun kan aku ya, jika aku tak bangun tong Kaplan muka ku dengan kain basah" pesannya

" oke" jawab mika sambil melanjutkan gamenya

setelah 15 menit Dayana yang tertidur terlihat gelisa mungkin karna gejala alerginya sudah terlihat, Dayana mulai menggaruk tubuhnya, mika yang menyadari itu, bertanya

" kenapa" sambil mematikan henponnya

" gatal jawab Dayana sambil kembali duduk menggaruk tangan, leher dan kakinya

" apa kita kedokter saja " tanya mika bingung

" tidak perlu sebentar lagi juga reda ucapnya Dayana yang merasa risih akhirnya membuka bajunya karna gatal yang tak tertahankan,

" tolong Garut punggungku" ucap nya

mika yang kaget dengan melihat Dayana yang hanya mengenakan Bra berwarna biru pun menelan ludahnya dan memandangnya dengan tatapan tak nyaman

" cepatlah mika " pintanya

Mika masih ragu ragu untuk menyenyu punggung putih Dayana, jantung nya berdetak sangat kencang karna baru ini dia melihat wanita toples di depan wajahnya

Dayana terus saya menggaruk tubuhnya dan apapun yang melekat di tubuhnya terasa sangat gatal sekali, perlahan rasa gatal itu juga menjalar ke kakinya, mau tidak mau dia juga melepaskan celananya.

" day jangan lakukan itu" ucap Mika yang khawatir karna ada sesuatu di dirinya yang mulai terasa berdenyut

" ini gatal sekali, aku tak bisa menahannya" jawabnya sambil memandang Mika yang berada di belakangnya

" jangan, aku juga lelaki normal, kau tak kan aman jika melakukannya" mika mulai khawatir dengan denyutan dada dan juniornya yang makin bertambah

"kau sudah berjanji mika jangan mengingkarinya, aku sedang tidak baik - baik saja mika semuanya gatal aku tak tahan " jawabnya sambil menurunkan celananya dan hanya menyisakan celana dalam dan branya

Deg jantung mika semakin berdetak kencang, juniornya pun mulai berdenyut, bahkan garukan kukunya mulai menjadi nelayan di punggung Dayana.

Dayana yang tak sadar karna membelakangi Mika terus saja menggaruk bagian kakinya, tapi rasa kantuk efek obatpun mulai bereaksi, terlihat Dayana yang mulai menguap sambil menggaruk

" mika Garut yang benar" ucapnya dengan suara yang mengecil, matanya mulai redup dengan rasa kantuk yang menyerang

" ini juga sudah di Garut day, ucapnya pelan sambil tetap mengelus punggung Dayana

" mika aku ngantuk" kemudian Dayana mulai menyandarkan tubuhnya pada mika. jantung mika berdetak semakin kencang, ketika melihat dengan jelas bentuk payudara Dayana karna tubuh Dayana yang jatuh kearah tubuhnya dengan kepala menyender didada bidangnya.

lama mika memperhatikan bentuk gunung kembar itu, ada rasa ingin menyentuhnya, kemudian dia mulai memberanikan diri untuk menyentuhnya dari belakang, tangannya di julurkan kedepan kemudian mulai meremas, ada reaksi dari Dayana yang membuat wajahnya menggeliat, tatapan mika jatuh pada wajah Dayana yang berubah, bibir yang lembab setelah di berikan vitamin bibir menggodanya. tanpa bisa di hindari ya mika mulai mendekatkan bibir nya pada bibir Dayana, perlahan mulai melumatnya semakin dalam dan mulai terdengar lenguhan dari mulut Dayana, tangannya pun bergerak meremas kedua payudara Dayana. ada rasa tak tertahankan muncul dari juniornya yang mulai menegang.

tangan nya mulai menjalar kearah Nisar Dayana, seakan tidak puas tangan nya ingin turun tiba tiba gerakan tangan nya terhenti, otaknya mulai terngiang janjinya terhadap Dayana...

ada bisik di hatinya" aku tak boleh mengingkari janjiku" ucapnya pelan tapi tangannya tetap maju mulai memasuki celana dalam Dayana.

otak dan tubuhnya tidak sejalan, otaknya mengatakan tidak tapi tubuhnya menginginkan Dayana, Dayana terlalu menggoda dan ada rasa ingin memiliki seutuhnya.

apa aku harus melanjutkannya"