Bersama dengan Armand dan menjelang makan siang pada hari itu, akhirnya mereka berdua sudah mengarah pada salah satu restoran mewah yang berada dipusat kota. Arvita tidak bisa memberikan penjelasan apapun, jangankan melakukan hal itu. Yang ada Arvita hanya terus membantu Armand, untuk membuat kesimpulan laporan untuk pertemuan besok pagi.
"Arvita?" Panggil Armand, melihat kearah sekretarisnya yang sibuk membuat notulen pada "note book" yang berada pada pangkuannya. "Ya Pak Armand?"
"Mmm... kamu pernah makan direstoran Italia?"
"Apa restoran Itali? Ke Itali saja saya tidak pernah, memangnya ada apa pak?" Tanya Arvita yang heran. "Mmm... Angelina itu bisa dikatakan seorang yang perfectionis." Ucap Arman menjelaskan, tapi Arvita masih belum paham dengan maksud ucapan atasaannya.
"Bukannya Pak Armand juga memiliki karakter yang sama?"