"Sayang...kamu tahu benar apa maksudku, ayolah...jangan buat aku menunggu" bisik Yohan dengan hembusan nafas hangat ditelinga Tiara yang mulai menjalar ke leher dan bagian sensitif tubuh Tiara yang lainnya.
" Ah..ja..jangan sekarang, aku nanti masih banyak pekerjaan" gumam Tiara dengan nafas yang sudah kacau, berharap Yohan segera menghentikan semua ini sekarang.
" Sayang... Pekerjaan apa yang lebih penting daripada mengerjakan pekerjaan rumah denganku sekarang hemm..." gumam Yohan dengan tetap melancarkan aksinya dan kali ini sedikit kasar.
" Tolong lepaskan aku, aku sangat lelah hmm..." gumam Tiara menggigit bibir bawahnya berusaha menahan hasratnya.
"Sayang... menurutlah, semakin kau menolak semakin aku menginginkannya dan juga sudah sejauh ini, kita selesaikan saja ya" ucap Yohan yang tidak mau menyerah begitu saja. Yups...Blue film disiarkan secara live selama 1 jam dan Tiara cuma bisa mengikuti keinginan Yohan.
SATU JAM KEMUDIAN
Tiara yang baru sebentar beristirahat berusaha bangun dari tempat tidurnya.
"Ouugh... Pinggangku! rasanya patah, badanku remuk rasanya. Dasar si mesum Yohan hampir setiap hari dia melakukan ini kepadaku tak ada bosan-bosannya. Tubuhku rasanya lelah tak bertenaga, ingin sekali aku menonjok wajah mesumnya ini" gumam Tiara yang jengkel melihat Yohan yang masih tertidur lelap disampingnya.
Tiara duduk di tepi tempat tidur dan membuka laci meja kemudian mengambil sebuah obat kemudian meminunnya, Yohan yang berpura-pura tidur sedikit melirik kearah Tiara, Yohan ingin membuktikan tentang dugaan dia dan juga Glen bahwa Tiara memang sengaja ingin menunda kehamilannya dengan menggunakan alat kontrasepsi. Tiara kemudian pergi ke kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya.
Yohan bangun dan memeriksa obat yang baru saja di minum oleh Tiara dan mengambil sebutir diantaranya sebagai sampel untuk ditunjukkan kepada Glen.
"Kucing kecil... Beraninya kau melakukan ini, apa segitu tidak inginnya kamu melahirkan bayi dan menjadi ibu dari anak-anakku. Jika dugaanku benar, maka aku akan menghukummu" gumam Yohan.
Tiara sudah selesai mandi sekarang ganti Yohan yang pergi ke kamar mandi. Tiara berganti baju dan bersiap ke kantor, hanya tinggal menunggu Yohan saja untuk berangkat bersama.
Yohan sudah selesai mandi dan sudah siap dengan stelah jas rapi yang membuatnya terlihat semakin tampan. Yohan menuruni anak tangga, Tiara yang ada dibawah terkesima melihat ketampanan Yohan hingga tidak sadar Yohan Sekarang sudah ada didepannya.
" Sayang... haruskah kau melihatku sampai seperti itu, aku tahu aku ini memang tampan. Tetapi ini semua juga milikmu, jadi kau bisa memandangnya kapan saja. Jika kau tetap seperti ini, kita akan gagal berangkat ke kantor loh! Apa kau ingin olah raga tambahan lagi" goda Yohan dengan genitnya. Ia mengedipkan satu matanya dan berkata dengan suara yang menggoda.
Tiara yang tersadar langsung membuang muka dan berjalan keluar menuju mobil." Cih! Olahraga tambahan! Apa dia ingin aku mati diatas ranjang?" gumamnya.
Mereka berdua berangkat menuju kantor, sesampainya didepan kantor, Yohan menurunkan Tiara tetapi dia sendiri tidak turun. Yohan memutuskan untuk menemui Glen dengan membawa obat yang dia ambil dari kotak obat Tiara pagi tadi.
" Sayang, kau masuklah dahulu. Aku masih ada urusan sedikit dengan Glen, aku akan ke Rumah Sakit menemuinya" Ucapnya. Tiara hanya menganggukkan kepalanya setelah itu Yohan pergi melaju ke Rumah Sakit.
Ketika masuk ke dalam kantor Tiara merasa ada yang aneh dengan tingkah para pegawai dan juga Staff lainnya dalam memandang Tiara, mereka seolah-olah jijik dan memandang rendah Tiara. Entah apa yang sebenarnya terjadi dengan mereka, banyak dari mereka yang sedang menggosipkan Tiara, tetapi entah apa yang mereka ucapkan Tiara tidak terlalu mendengarkanya.
Tiara tetap melangkah menuju meja kerjanya. Bruaakk...Tania menggebrak meja kerja Tiara.
" Dasar wanita murahan! bisa-bisanya, kau berani menggoda calon suamiku Yohan. jangan pernah mendekatinya lagi dan jauhi dia atau kau akan merasakan akibatnya" ancam Tania.
" Aku tidak pernah mendekatinya, jika memang benar dia tunanganmu. Mengapa kau tidak mengikatnya saja seperti anjing, sehingga kau bisa membawanya kemana saja yang kau mau" ucap Tiara lantang.
Dasar Tania bodoh...baru merasa menjadi kekasihnya saja kau sudah sesombong ini. Bagaimana jika kau tahu kalau aku ini, Tiara yang baru saja kau caci maki adalah istri Yohan yang sah. Mungkin saja kau akan terkena serangan jantung dan mati mendadak (suara hati Tiara).
" Kau! Kau beraninya kau berkata seperti itu, tunggu saja kau akan membayar penghinaan ini" ucap Tania yang kemudian meninggalkan ruangan Tiara.
-----------------------