VILLA YOHAN
Tiara sedang ke dapur ingin memasak sesuatu sendiri, kali ini Tiara merasa sangat bosan jika hanya berdiam diri didalam kamar atau tidak ada yang dikerjakan.
" Nona muda ada yang bisa bantu" ucap bibi Alaen. Tiara menggelengkan kepalanya.
"Tidak bik... Aku cuma ingin memasak sesuatu yang sangat aku inginkan pagi ini" Tiara mengambil sebungkus mie instan kesukaannya, setelah selesai Tiara meletakkannya ke dalam mangkok. Yohan datang menghampirinya, ia melihat semangkuk mie instan di depan istri cantiknya itu.
" Apa yang kau masak sayang?" tanya Yohan dengan melingkarkan kedua tangannya di pinggang Tiara sambil mengecup pipinya.
Tiara sangat terkejut" Ap...Apa yang kamu lakukan?" Dia berbalik badan secara tiba-tiba dan secara tidak sengaja tangannya menyenggol mangkuk mie yang masih panas itu. " Ough" keluhnya. Ia hampir saja membuat tangannya melepuh karena terkena kuah mie instan yang panas tetapi Yohan dengan cekatan menarik tangan Tiara sehingga lengan Yohan yang terkena kuah panas.
" Hemm" Yohan menggigit bibirnya untuk menahan panas dan sakit.
Tiara panik dan segera menarik tangan Yohan untuk mencucinya dengan air bersih yang mengalir. Kemudian ia mengambil kotak obat Dan obat oles untuk luka serta mengoleskan obat itu ke lengan Yohan.
" Apa kau itu bodoh! Bagaimana mungkin kau dengan sengaja merelakan lenganmu untuk melindungiku" gerutu Tiara.
Bagi Yohan ini hanyalah luka kecil yang tidak akan membuatnya mati, keselamatan Tiara jauh lebih penting baginya. Entah sejak kapan Yohan mulai perhatian dan mengganggap Tiara itu penting bagi dirinya.
" Kenapa kau cerewet sekali, ini cuma luka kecil tidak akan membuatku mati. Bagiku keselamatanmu jauh lebih penting. jangankan cuma luka sekecil ini, bahkan nyawa pun aku bisa memberikan untukmu. Jadi! Jangan coba-coba berkhianat kepadaku, atau kau akan tahu akibatnya" ucap Yohan duduk manis disebelah Tiara.
" Dasar bodoh! Aku memang menikah denganmu, tetapi aku tidak mencintaimu. Apa kau masih ingin memberikan nyawamu padaku?" ucapnya, sembari mengetes kesungguhan ucapan laki-laki yang ada di hadapannya itu.
" Apa kau sedang menantangku untuk membuktikannya?" jawab tegas Yohan.
"Tidak sama sekali! Aku tidak tertarik melakukan hal itu, obrolan ini sangat membosankan. Aku sudah lapar mari kita makan" ajak Tiara.
Tiara dan Yohan pergi keruang makan. Yohan duduk dan cuma melihati makanan didepannya tanpa menyentuh makanan itu sedikit pun. Tiara diam-diam memperhatikan tingkah laku Yohan. " Mengapa kau tidak makan? Apa kau tidak lapar?"tanya Tiara dengan polos dan lupa dengan hasil perbuatannya.
" Apa kau tidak melihat! Apa yang telah kau lakukan terhadap tanganku?" Yohan mengangkat tangannya ke atas meja, yang terluka hanya lengan Yohan sedikit, tetapi Tiara membalutnya dari lengan atas sampai ke jari-jari Yohan juga tak luput ia bungkus.
" Apa kau pikir, aku bisa makan dengan tanganku yang seperti ini?" ucapnya jengkel. Lengannya sudah mirip dengan mumi zaman Mesir kuno saja.
"Pufff...ha..ha...kau sangat mirip dengan mumi, baiklah aku akan menyuapimu kali ini" Tiara tertawa melihat ekspresi jengkel Yohan, ia membawa semangkok sup dan menyuapi Yohan dengan hati-hati. Wajah laki-laki tampan ini tersipu malu memerah. Hatinya sedang bahagia saat ini, tidak pernah ada wanita yang begitu perhatian kepadanya sebelumnya. Kalaupun ada, paling-paling para wanita itu hanya menginginkan hartanya saja.
Kelinci kecil ini biarpun mulutnya pedas, tetapi sebenarnya hatinya begitu lembut. Apa yang diucapkannya, sama sekali berbeda dengan yang dia lakukan, suara hati Yohan.
" Ah...panas! Huh..huh..Supnya masih panas. Bibirku bisa melepuh karena memakannya" Sang presdir sedang berakting manja dengan berpura-pura kepanasan.
" Apa! Panas? Maaf" Tiara cepat-cepat meletakkan mangkuk sup di meja, kemudian memeriksa bibir Yohan. Ia takut bibir suaminya itu melepuh karena kuah sup panas. Tiara kemudian meniupnya dengan hati-hati.
Melihat wajah Tiara yang begitu dekat dengannya, Bibir mungilnya yang merah dan basah. Membuat Yohan tak tahan di buatnya, ia langsung menarik dagu sang istri, "Cup" Yohan mencium dan melumat lembut bibir indah itu dan tidak ingin melepasnya.
Tiara begitu kaget dengan serangan Yohan yang begitu tiba-tiba, berusaha melepaskan ciuman itu dengan mendorong Yohan. Alhasil keduanya malah jatuh ke lantai bersama, dengan posisi yang cukup romantis. Yohan dibawah dan Tiara diatas.
" Ouugh...sakit" rintih Yohan.
" Rasain! Dasar mesum. Rasain itu..." Tiara segera berdiri dan meninggalkan Yohan begitu saja. Melihat Tiara yang marah dan mengomel. Yohan cuma tersenyum melihat ekspresi istrinya yang imut itu.
-..