Cuit cuit cuit....suara burung yang sedang bernyanyi di pagi hari. matahari tersenyum dengan hangatnya, pertanda pagi telah datang.
Hoaamm....Tiara menguap, dia baru saja bangun dan menggeliat untuk merenggangkan otot-otot tubuhnya yang kaku. Tiara berjalan ke kamar mandi untuk menyegarkan sekaligus membersihkan diri, kemudian bersiap ke kantor untuk bekerja seperti biasanya.
Tak..tak...tak suara langkah Tiara menuruni anak tangga, ia berjalan menuju meja makan untuk sarapan pagi sebelum berangkat ke kantor untuk bekerja. Di ruang makan sudah duduk Papa, Mama dan saudari perempuannya.
Sreett...Tiara menyeret kursi untuk duduk, mengambil roti kemudian mengolesi selesai coklat kesukaannya untuk sarapan. Tiara baru saja mau mulai memasukan makanan ke mulutnya, tiba-tiba papanya datang mendekatinya dengan penuh amarah. Braaakk...suara koran dan majalah hari ini yang di banting di atas meja tepat didepan Tiara." Eh, Ada apa?" Gumamnya kaget.
"Kau lihat itu... bagaimana bisa foto memalukan kau dan Yohan bisa tersebar ke media seperti ini. Bagaimana papa harus bertemu dengan para kolega/ klien papa diperusahaan. Mau ditaruh dimana muka papa ini" ucap Jerry dengan emosi.
Tiara mengambil koran dan majalah didepannya, ia membolak-balikkan satu persatu halamannya. Tiara benar-benar kaget fotonya yang sedang berciuman di depan lift perusahaan dengan Presdir Lianxi Grup itu tercetak besar dihalaman utama surat kabar hari ini." Sial! Siapa yang melakukan ini?" ia melihat ke arah saudarinya" Ini pasti perbuatannya" gumamnya dalam hati.
Ternyata saat Tiara di kota J, Tara telah menyusun seseorang membuntinya secara diam-diam dan juga di dalam kantor papanya ia juga mempunyai mata-mata. Merekalah yang telah mengambil foto Yohan dan Tiara berciuman di dekat lift perusahaan serta menyebarkan rekaman video dari cctv perusahaan.
" Lihat papa...berita Tiara juga menjadi trending topik di surat kabar online pagi ini" Tara berpura-pura ikut sedih dengan tersebarnya foto-foto itu dan menyodorkan handphone ke arah Jerry.
Jerry Jiang sekali lagi tidak sadar bahwa ini adalah kelakuan putrinya Tara. Demi bisa kembali kerumah dan menjadi pewaris perusahaan ia bisa melakukan apa saja.
" Kau! Pasti kau Tara yang melakukannya, kau melakukan ini agar aku menikah dengan Yohan dan kau terbebas darinya" ucap Tiara menunjuk Tara, kemudian mendekatinya untuk menampar wajah saudari jahatnya itu, tetapi di cegah oleh papanya.
Jerry yang malu dan amarahnya memuncak sudah tidak bisa mengendalikan dirinya
Plaakkk... Tamparan keras mendarat di pipi Tiara. "ini jelas fotomu dengan Yohan yang berciuman, kenapa kau menyalahkan Tara."
"Pa...ini salah paham. Itu tidak seperti yang papa bayangkan. Dia yang mencium aku dengan paksa." Jelas Tiara.
" Tiara...kau hari ini tak perlu ke kantor. Pergi temuilah Yohan dan bilang kepadanya, kau setuju untuk menikah dengannya. Hanya itu jalan satu-satunya untuk meredam berita ini dan membungkam media" ucap Jerry.
" Tidak! Aku tidak mau menikahinya" teriak Tiara yang tetap menolak perjodohan itu, jelas-jelas ini hanya tipu muslihat Tara.
Mengapa dia yang harus dikorbankan.
" Kau sudah tidak punya hak untuk menolak lagi, nama baik keluarga sudah hancur karena mu. Lakukan apa yang papa katakan atau angkat kaki dari rumah ini" ucap Jerry menegaskan.
" Hik...hik..hik..." Tiara menangis tersedu-sedu "Kenapa...kenapa papa tidak percaya kepadaku! Aku tidak ingin menikah dengannya, Tidak ada cinta diantara kami. Bagaimana mungkin kita bisa menikah" ucap Tiara sedih.
"Kau harus menyelesaikan masalah ini. Jika kau tidak ingin menikahi Yohan, maka kau bisa mencari laki-laki lain untuk menikahimu. Atau aku akan mencarikan kamu laki-laki lainnya untuk kau nikahi segera" ucap Jerry.
hati Tiara begitu sedih dan hancur. pernikahannya dengan orang yang dicintainya batal karena penghianatan Jonatan yang selingkuh dengan saudarinya Tara dan sekarang dia dipaksa untuk menikah dengan laki-laki yang tidak pernah ia cintai karena jebakan Tara atau menikah dengan laki-laki lainya yang di pilihkan papanya, Kesialan macam apa ini yang datang bertubi-tubi.
Tiara bimbang ia tidak ingin menikahi Yohan tetapi juga tidak tahu laki-laki seperti apa yang akan papanya nikahkan dengannya jika ia tidak menikahi Yohan atau laki-laki lain yang ia pilih sendiri. Ia juga tidak mungkin berharap kepada tunangannya Jonatan yang telah mengkhianati cintanya." Apa yang harus aku lakukan?"Wanita cantik ini berlari ke kamarnya dan menangis sebisanya untuk mengurangi beban dan kesedihan di hatinya. Ia juga harus berfikir keras untuk mencari jalan keluar dari masalah yang tengah di hadapannya saat ini.
Sedangkan di halaman rumahnya sudah banyak wartawan yang yang menunggu ingin mewawancarai wanita cantik ini dan bertanya apa sebenarnya hubungannya dengan pemilik perusahaan kontruksi terbesar di kota S itu.