Aku masih belum tahu apa tujuan dari salah seorang pemimpin sebuah regu milik Organisasi Pengawas Roh, mengawasi tempat tinggal ku secara langsung.
Tapi satu hal yang bisa aku yakini, orang ini tidak memancarkan aura dengan niat mengancam.
Setelah pelatihan yang terbilang singkat yaitu hampir 3 bulan ini, aku sudah mempelajari banyak hal baik dari Guru maupun Ananta.
Salah satunya merupakan pelatihan dalam mempertajam inderaku terhadap sifat Energi Roh
Karenanya aku jadi mengetahui dengan pasti jika pria ini adalah orang yang cukup baik.
Meski tampangnya membuat dia terlihat seperti pria yang sangat tegas dan judes, lalu diperburuk oleh senyumannya yang malah membuat dia nampak seperti orang picik.
Tapi pancaran aura dari Energi Roh miliknya terasa cukup hangat.
Ternyata kita memang tidak bisa menilai seseorang hanya dari sampulnya saja.
Walau tetap saja, ketika dia bersiap untuk membuka pembicaraan, aku masih saja merasa sedikit ngeri.
Dia melipatkan tangannya di dada, sehingga dia terkesan begitu superior.
"Jika saja aku tidak mengetahui kalau Mas Arya adalah seseorang Praktisi Roh yang baru saja terbangkitkan. Aku pasti salah mengira bahwa anda merupakan seorang Praktisi Roh tingkat atas yang sengaja menyembunyikan Kultivasi Rohnya dengan sebuah Artifak Suci."
"Anda terlalu meninggikan saya, ini semua berkat semua orang yang berada di sekitarku. Mereka telah banyak sekali memberikan pelajaran dan bantuan padaku. Jika tidak, aku tak akan pernah menjadi seperti ini. Bahkan aku ragu jika masih bisa hidup sampai saat ini."
Jawaban yang aku berikan, membuat dia menghela napas.
Tapi bukan dalam arti buruk, dia memberikan senyuman dengan rasa puas sesudahnya.
"Meski memiliki kekuatan dan kecepatan yang menakjubkan, anda masih tetap rendah hati. Pendapat anda juga masuk akal. Tapi... Kemampuan seperti itu tidak bisa didapatkan hanya karena sekedar pelajaran dan bantuan dari orang lain saja. Dibutuhkan kerja keras untuk meraihnya, serta bakat yang luar biasa seperti milik anda, yang berguna dalam mempermudah proses menggapai tingkatan tersebut. Tidak heran jika dalam waktu singkat anda sudah hampir mencapainya... Benar bukan?"
Bagian kalimat paling akhir yang diucapkan oleh Tuan Lasmana, cukup membuatku terkejut.
Tidak diragukan lagi, dia adalah seorang Praktisi Roh yang tak bisa dianggap remeh.
"Huh... Bagaimana anda bisa menyadarinya? Anda sungguh pria yang mengerikan."
"Karena aku sudah memiliki pengalaman sebagai Praktisi Roh lebih lama darimu. Berkat kerja keras yang melebihi orang lain dan dengan sedikit bakat, aku bisa memiliki berbagai keterampilan yang terbilang berguna. Kurasa anda juga akan setuju dengan itu bukan?"
Dalam beberapa hal kupikir kami memiliki kesamaan dalam pemikiran.
Menyadari itu, aku jadi mengusap-usap rambutku ketika menyikapi perkataannya.
"Tak bisa ku pungkiri lagi... Baiklah jika begitu, aku tak akan terlalu memikirkannya. Jadi mari kita kembali pada pembahasan utamanya, Tuan Lasmana."
"Jika Mas Arya sudah siap, mari kita mulai saja... Begini, sebelum anda mulai untuk ikut serta dalam ujian masuk Akademi Pengawas Roh. Aku memiliki beberapa penawaran dan masukkan yang cukup menarik, itupun jika anda bersedia."
"Hoo... Kenapa ini terasa seperti anda berusaha memanfaatkan diriku."
"Aku tak akan menyangkalnya... Tapi ini lebih tepat jika disebut dengan saling memanfaatkan satu sama lain."
"Aku cukup suka dengan sikap jujur anda."
"Tak perlu untuk merasa terlalu khawatir, ini juga nantinya terserah pada anda yang memutuskan."
"Jika begitu, aku setuju untuk mendengarkan."
Tuan Lasmana mulai menjabarkan semua keinginan dan tujuannya menghampiri kediaman ku.
Caranya dalam menjelaskan sangatlah menarik, membuatku ingin mengiyakan semua yang dia sampaikan.
Tetapi aku tak akan semudah itu terjatuh dalam genggamannya.
Meski jika memang terjadi, tak akan ada kerugian sama sekali bagiku.
Ini bisa disebut dengan "win-win solution", apalagi aku tak merasakan adanya jebakan dalam setiap kalimatnya.
Memakan waktu setengah jam kami berdiskusi, akhirnya kami mencapai kesepakatan.
"Itu semua sungguh menarik, Informasi yang anda berikan juga sangatlah berguna nantinya. Aku sampai ingin menyetujuinya saat ini juga. Tetapi mau bagaimanapun, aku akan memutuskan besok saat ujian masuk. Anda tidak keberatan bukan?"
"Seperti yang saya bilang sebelumnya, itu adalah kebebasan bagi anda untuk memilih. Saya hanya akan menantikan jawaban anda."
"Terimakasih banyak, saya sangat menghargai semua saran anda."
"Anggap saja itu sebagai balas budiku atas pertolonganmu terhadap salah satu bawahan ku. Jadi aku lah yang seharusnya berterimakasih."
Sebuah tepukan dari tuan Lasmana kemudian mendarat pada pundak kiriku.
Sepertinya itu tanda darinya untuk mengakhiri perbincangan kami.
"Aku akan menanti kejutan apa yang akan anda suguhkan lagi padaku di ujian masuk nanti. Jadi sampai sini dahulu perjumpaan kita, aku akan menanti dirimu dalam ujian masuk. Jadi sampai jumpa lagi, Mas Arya."
Seusai dia mengakhiri ucapannya dan memberikan senyum padaku, dia segera berbalik dan melesat pergi.
Aku masih terdiam disana sejenak dan memperhatikan pria itu yang pergi semakin jauh.
"Tentu saja... Aku akan pastikan untuk membuat anda dan semua orang disana, tidak bisa berkata-kata lagi."
Gumaman aku lontar dari mulutku, walau sudah ku pahami jika dia tak akan bisa mendengarnya.
Tak butuh waktu lama, aku segera beranjak dari sana dan pergi menemui Gita.
Gita menyambut kehadiranku, sepertinya dia memang sangat menantikan sparing antara kami berdua.
Saat Gita melihatku, dia menunjukkan sebuah rasa penasaran yang mengarah pada diriku.
"Kenapa kamu terlihat senang begitu? Apa ada hal bagus yang baru saja terjadi?"
Dia mempertanyakan itu sembari berjalan menuju area tengah dojo bersama diriku yang juga mengikuti disamping dirinya.
"Tidak... Tidak ada... Aku hanya sudah tidak sabar menanti ujian masuk yang tidak lama lagi akan segera dimulai."
"Yah... Aku juga sudah tidak sabar. Jadi mari kita persiapkan sebaik mungkin mulai dari sekarang."
Gita pun sampai disekitar pertengahan ruang dojo yang mana sebagai arena latihan.
Dengan sikap yang penuh percaya diri, Gita mengambil kuda-kuda yang cukup kokoh.
Kali ini dia terlihat jauh lebih siap, berkat pelatihannya yang dia jalani hampir 3 bulan ini, nampak mulai menunjukkan hasil yang signifikan.
Tapi aku juga tidak kalah, banyak juga hal yang telah aku pelajari dan kembangkan.
Tentu saja menghadapiku akan jauh lebih sulit, tapi sekarang Gita tidak memiliki rasa gentar lagi.
Maka dengan senang hati aku terima sparing kali ini dengan sungguh-sungguh.
Setelah dalam posisi saling bersiaga dalam kurun waktu sesaat, kami saling menarik napas dalam-dalam kemudian menghembuskannya.
Kami berdua lalu menatap satu sama lain dengan tajam dan mulai menerjang dengan sangat cepat.
BRUUUAG!!!
Pergelangan tangan kami saling beradu, ketika masih dalam posisi saling menahan serangan, kami beradu argumen.
"Kali ini aku tidak akan kalah, Arya."
"Mari kita lihat jika rasa percaya dirimu sekarang memang bukanlah omong kosong. Lalu satu hal lagi, aku sekarang bakal lebih sulit dihadapi jika dibandingkan sebelumnya."
"Setidaknya, akan aku buat kamu mengakui kemampuan ku sekarang... He he he."
Kami akhiri adu argumen ini dengan senyum puas, diikuti kami yang sama-sama menarik tubuh untuk mundur kebelakang.
Dilanjutkan saling melemparkan serangan berikutnya.
Ini cukup menyenangkan juga, sudah lama aku tidak merasakan perasaan ini ketika berlatih.
Saking asyiknya kami melakukan sparing dalam waktu beberapa jam.
***
Beberapa hari telah berlalu, sampai waktu yang dinantikan pun telah tiba.
Aku dan Gita sudah berdiri didepan gerbang Akademi.
Banyak sekali orang-orang yang datang, jumlah mereka mungkin bisa mencapai ratusan.
Sebagian besar adalah orang-orang awam yang ingin mendaftar di akademi dan juga para mahasiswa yang sedang menjalani rutinitas mereka.
Tapi diantara mereka semua, ada orang-orang yang memiliki Energi Roh yang jauh lebih kuat dibandingkan dengan kebanyakan orang.
Sudah pasti mereka juga para Praktisi Roh, jumlahnya pun tidak bisa dibilang sedikit.
Tak kusangka jika sesuatu yang seperti ini, bisa tersembunyi dengan baik dari para orang awam.
Bahkan para Praktisi Roh bisa menyamarkan organisasi sebesar itu didalam universitas yang dipenuhi oleh orang awam.
Aku jadi semakin penasaran, ujian masuk macam apa yang akan aku hadapi sebentar lagi?