Permintaan Darka untuk akad nikah malam berikutnya setelah lamaran benar-benarnya dan Tia kelimpungan. Banyak yang musti diurus. Surat menyurat. Data ke sini dan ke sana.
Tia tidak tahu akan semerepotkan ini. Kalau tahu akan membuatnya seperti dikejar setan begini, Tia pasti akan menolak untuk akad nanti malam. Lebih baik seminggu atau beberapa hari lagi biar mereka bisa tenang dalam mengurus segala sesuatunya.
"Tunda aja gimana?"
Darka menggeleng tegas. Enak aja ditunda. Darka sudah totalitas banget ini. Masa ditunda sih? Mana terima.
"Ini ngurus suratnya lama banget, Ka, belum lagi ke KUA nanti, kamu nggak denger apa kata ibu-ibu itu tadi? Pasti bakal rame di sana."
Darka tetap menggeleng. Tia gemas dan rasanya ingin sekali menarik rambut Darka dengan kencang karena lelaki itu terlihat sangat santai.
Setelah urusannya selesai di beberapa tempat, Darka dan Tia memilih untuk makan siang terlebih dahulu. Karena memang sudah masuk jam 12.
