Happy Reading.
****
"Alex ...." Sandra muncul dari kamar di dalam ruang kerjanya.terlihat sexy dengan perutnya yang membuncit dan rambut acak-acakan karena baru bangun tidur.
"Kenapa sudah bangun? Baru jam 4.30 aku berisik ya."
Sandra menggeleng. "Aku sudah tak sabar menunggu para security."
Alex mengembuskan napasnya pelan. Istrinya ini benar-benar. Dulu pas hamil muda tak ngidam sama sekali tetapi begitu udah mau brojol kenapa malah minta aneh-aneh.
"Sayang mereka pasti dateng kok. Tapi nanti jam tujuh ya. Mending sekarang bobo lagi!" Istrinya memang dari 3 hari lalu mewajibkan semua karyawannya memakai seragam pink. Tetapi security yang dulu diberikan Jack tak ada yang mau melakukannya. Yah ... Alex tahu perasaan mereka mana ada security seragamnya warna pink lagi pula Alex tau betul setiap orang yang diberikan Jack mereka adalah orang-orang mengerikan. Alex bahkan takkan terkejut jika mereka yang bekerja pada Jack dulunya adalah FBI atau CIA maka dari itu mereka benar-benar berprinsip teguh bahkan mereka memilih dipecat daripada harus melakukan hal memalukan itu.
Akhirnya kemarin Alex menyuruh mereka untuk tak terlihat selama seminggu dan menyewa orang untuk jadi security gadungan untuk menyenangkan Sandra. Tentu saja security yang asli tetap bertugas walau dari jarak yang tak boleh terlihat oleh Sandra.
"Udah gak ngantuk. Tapi laper!" ucap Sandra manja.
Alex tersenyum. "Mau makan apa? Aku pesenin deh."
"Em ... mau empek-empek dong yang deket SMA-ku dulu."
"Bentar." Alex baru mau mengangkat teleponnya tetapi dihentikan Sandra. "Kenapa?"
"Kita makan di sana aja ya."
"Tapi di depan masih banyak wartawan Sayang."
"Kita langsung keluar pake mobil aja biar gampang."
Iya ya kenapa Alex gak kepikiran itu ya. Kelihatannya otaknya mulai tak fokus nih. "Ya udah mandi dulu gih!"
"Gak mau ah, dinginnnnnn, aku cuci muka aja!" Sandra langsung melesat ke kamar mandi mencuci mukanya dan menggosok gigi lalu langsung menghampiri Alex.
Alex melihat istrinya yang hanya memakai piyama tidurnya, tak seperti wanita hamil pda umumnya yang terlihat gendut justru istrinya terlihat imut.
"Gak ganti baju?"
"Gak usah." Sandra langsung menarik Alex mengikutinya menuju lift.
Sandra sebenarnya was-was saat keluar dari gedung kantor karena suasana yang masih gelap dan ancaman paparazi yang suka tiba-tiba muncul. Tetapi ternyata dugaannya salah karena mobilnya meluncur mulus keluar dari kantor.
Sandra sebenarnya tak mau egois dan meminta aneh-aneh pada Alex terutama soal pinky-pinky-annya Sandra tau suaminya amat sangat malu melakukan semua ini, tetapi entah mengapa hatinya terasa sakit tiap keinginannya tak dipenuhi dia sudah menahanya hampir 3 bulan dan hasilnya otak pinky-nya gak mau pergi bahkan makin kuat menggerogotinya Emosinya naik turun gak jelas dan jika emosinya tak stabil dia sering merasa sakit pada perutnya. Akhirnya dia memilih menuruti keinginan sang jabang bayi daripada merasa sakit terus-terusan.
Biarlah dia dianggap manja kekanak-kanakan dan menyusahkan tetapi sungguh dalam hati kecilnya Sandra ingin ngidam biasa aja.bukan ngidam yang aneh-aneh.
Saat sampai di tempat empek-empek ternyata warungnya belum buka alhasil mereka menunggu hampir 2 jam hingga warung itu buka.
Sandra sebenarnya sudah merasa gak enak pada perutnya dari bangun tidur tadi. Tetapi dia gak mau Alex panik jadi dia tahan aja.
Namun setelah selesai makan rasa sakit di perutnya makin bertambah. Apa dia mau melahirkan? Tetapi perkiraannya kan masih 2 minggu lagi. Lagian kalau mau melahirkan katanya air ketuban pecah tetapi dia ngerasa kering-kering saja.
Alex menyadari perubahan pada Sandra. Istrinya dari tadi diam dan menundukkan wajahnya. "San San ada apa?"
Sandra mendongakkan wajahnya dan menggigit bibirnya menahan sakit dan dengan keringat yang mengucur deras. "Sakiiiiiiit," gumam Sandra lirih.
Alex terperangah melihat keadaan isttinya. "San apa yang sakit?" kata Alex panik.
"Perutku sakiiit."
"Kamu mau melahirkaaaaaaaaaan?" teriak Alex mengema di dalam warung kecil itu, para pengunjung yang emang hanya beberapa orang ikut terkejut.
"Aku gak tau tapi ini sakit." Sandra mengelus perutnya
"Mana yang sakit yang ini?" Alex ikut mengelus perut Sandra dengan wajah ketakutan.
"Ck, ck, ck, Mas Mas istri mau melahirkan itu dibawa ke rumah sakit bukan cuma dielus-elus emang mau anaknya brojol di sini?" kata pemilik warung.
"Eh ...." Alex baru sadar, ternyata panik membuat kinerja otaknya jadi lelet. Alex langsung menggendong Sandra dan masuk ke mobil tetapi saat akan men-starter mobil tangan Sandra mencegahnya. "Why?"
"Bayar dulu!"
"What?"
"Empek-empeknya bayar dulu jangan main kabur aja aku gak mau ada berita CEO Draco Group punya utang empek-empek," kata Sandra sambil meringis menahan sakit.
Alex tak mau berdebat dan langsung keluar meninggalkan uang seratus ribuan di meja lalu kembali ke mobil dengan kecepatan tinggi, langsung tancap gas.
"Sabar ya, San San, kita akan segera ke rumah sakit."
"Sekarang jam berapa?" tanya Sandra terengah.
"Jam 07.13 tenang sepuluh menit lagi aku jamin kita sudah sampai, tahan bentar ya Sayang."
"Kita ke kantor dulu, Lex."
"Whattttt."
"Aku mau ke kantor dulu."
"San San kamu butuh rumah sakit bukan manajer keuangan."
"Aku ingin bertemu security pinky-ku sebelum melahirkan."
"San Sannnn."
"Jangan memperlambat Alex aku tidak akan mengeluarkan bayi ini sebelum bertemu security pinky-ku."
"Sayang ...."
"Cepattt, semakin kamu menunda semakin sakit Alexxx!"
"Shit oke oke." Alex membanting setir dan berbelok menuju kantornya. Alex mengemudi dengan kecepatan luar biasa hingga dalam 7 menit mereka sudah berada di depan kantor.
Sandra langsung turun bahkan tanpa menunggu Alex membukakan pintu. Alex geram melihat itu dan langsung menggendongnya ala bridal style.
Semua mata karyawan menatap heran bosnya. "Suruh semua security kemari!" teriak Alex menggelegar. Dan benar tak sampai 1 menit seluruh security sudah berbaris rapi dengan seragam pinky-nya.
Entah mengapa perasaan bahagia melingkupi Sandra melihat para cowok macho itu mengenakan seragam pink dan mungkin karena senang hingga rasa sakit di perutnya agak berkurang. Sandra minta diturunkan Alex, dan tentu dengan Alex yang tetap menopang tubuhnya, takut Sandra terjatuh.
"Ayo kita selfie!" kata Sandra lalu mengeluarkan hpnya dari saku piyama miliknya.
Setelah puas berselfie ria dengan menahan rasa sakit dengan para security Sandra memeluk Alex erat.
"Sekarang bawa aku ke rumah sakit aku sudah tidak tahan!" dan setelah itu badan Sandra tiba-tiba meluruh ke lantai.
"San Sannnnnnnnn!" teriak Alex terkejut.
★ ★ ★ ★ ★
Ditempat Lain.
"Aku tak mau tau bawa Sandra kehadapanku segera!"
"Baik Tuan, itu mudah, ini memang sudah saatnya. Aku akan mempersiapkan semua dengan cepat."
"Good, aku tunggu di tempat yang sudah ditentukan."
"Baik, Tuan"
Dan sambungan telepon pun terputus.
Baiklah sepertinya sudah saatnya mengakhiri semua ini.
****
TBC.