Chereads / Kuingin Cinta bertepuk sebelah tangan / Chapter 13 - BAB 13 – RUMAH

Chapter 13 - BAB 13 – RUMAH

"Apa calon suami?" respon Tony kaget

"Apa Arra tidak mengatakan bahwa dia sudah memiliki calon suami?" kata Irhas lalu mengalihkan pandangannya pada Arra dengan senyum manisnya

"Arra, benarkah?"

"Hmm.. kami baru akan membahasnya, maka dari itu kami bertemu untuk makan siang bersama" sahut Arra agak canggung

"Oh… baru akan membahasnya kan? Berarti masih belum pasti" timpal Tony sinis

"Kami akan kirim undangan jika kami sudah menentukan tanggal dan hari pernikahan kami" sela Irhas sembari melingkarkan tangannya di pinggang Arra menariknya mendekat

"Apa kakekmu sudah mengetahui ini, aku rasa tidak akan mudah bagi kalian melakukan pernikahan tanpa persetujuan kakekmu" kata Tony mulai tersulut emosi

"Kami baru akan kesana akhir minggu ini" sela Irhas santai, Arra benar-benar ingin segera mengakhiri perselisihan dua orang ini

"Benarkah? Aku akan menyambutmu disana"

"Wah… apakah anda semacam Asisten atau sekretaris pribadi dari Kakek Arra? Meluangkan waktu untuk menyambut kami datang"

"Kamu..." ucap Tony terbata

"Ayo kita makan siang, aku sudah lapar" sela Arra membuat mereka berhenti saling menyindir "Aku rasa sampai disini pembicaraan kita, kamu pasti sudah tau keputusanku. Dan tidak perlu mengirim bunga lagi karena terlalu sayang jika pada akhirnya hanya aku buang" Lanjut Arra

"Jadi dia yang mengirim bunga untukmu?" Sela Irhas segera dan mempererat rangkulannya sehingga Arra semakin menempel padanya

"Aduh" Keluh Arra menggaruk alisnya bukan karena sakit karena di rangkul dengan erat tapi karena salah bicara mengangkat topic tentang bunga di waktu yang salah

"Sudahlah, aku sangat lapar tadi pagi tidak sempat sarapan. Ayo kita pergi sekarang" kata Arra sambil merapikan dasi milik Irhas membuatnya luluh menahan emosi

"Hah… Dia sangat posesif bahkan sebelum kalian menikah. Aku yakin pernikahan kalian tidak akan bertahan lama jika melihat dari sikap kamu yang suka membangkang saat di kekang" kata Tony sinis pada Arra lalu pergi meninggalkan mereka berdua

Saat melihat Tony pergi Arra berusaha melepaskan tanggan Irhas yang melingkar di pinggangnya tapi tidak berhasil dan semakin erat

"Jangan berharap untuk lepas" ucap Irhas dingin

"Bukankah kamu bilang ingin makan siang, lepaskan jika tidak bagaimana kita pergi makan jika kamu masih seperti ini" kata Arra mencari alasan

"Berjalan dengan seperti ini atau berjalan dengan menggenggam tanganku, pilih salah satu" ucap Irhas serius "Bukankah aku sudah pernah mengatakan jangan pernah mencoba untuk selingkuh" lanjutnya

"Tidak akan" jawan Arra singkat memalingkan wajah karena terlalu dekat dengan Irhas

Mendengar jawaban itu Irhas melepas rangkulannya, membantu Arra mengemasi barang yang di meja, menggambil ponsel Arra lalu di masukan ke dalam tas Arra menentengnya dengan satu tangannya dan satu tanganya lagi menggenggam tangan Arra menggandengnya berjalan keluar

Para pegawai Arra yang melihat itu sangat terpukau, dua orang cantik dan tampan berjalan bergandengan tangan keluar dari kantor. Tapi bukan hanya itu yang menjadi focus mereka tapi tas Arra yang di tenteng oleh Irhas terlihat seperti Suami yang perhatian dengan Istri membantu membawakan tasnya.

Irhas melajukan mobilnya masuk ke perumahan mewah dan memakirkan mobilnya di sebuah rumah yang letaknya agak jauh dari yang lain tapi memiliki ukuran lebih besar

"Kenapa kita kesini? Bukankah kita akan makan siang?" tanya Arra lalu Irhas turun dari mobil terlebih dahulu dan membukakan pintu untuk Arra

"Kita makan disini"

"Ini tidak terlihat seperti restoran" ucap Arra mengikuti langkah Irhas dengan langkah pelan lalu Irhas menhentikan langkahnya dan menggandeng tangan Arra

"Ini rumahku" katanya tersenyum membuat Arra kehilangan kata-kata

Saat mereka selesai makan jam sudah menunjukkan pukul 02.30 dan Arra berpikir akan pulang ke Apartemen tapi sepertinya taksi tidak ada di wilayah itu terpaksa dia menunggu Irhas mengantarkan dia pulang

"Istirahatlah dulu" kata Irhas yang tengah menerima telepon "Setelah kamu melewati ruang tengah disisi kanan ada kamar tamu, kamu boleh istirahat disana" lanjutnya dan meninggalkan Arra melanjutkan pembicaraan di telponnya

Arra berjalan kearah yang di tunjukan Irhas, sampai di ruang tengah dia melihat sebuah koper di samping meja kecil dan selembar tiket pesawat yang terselip pada paspor. Tertulis tanggal yang sama dengan hari ini jam 01.15 berarti itu 30 menit setelah Arra mengirimkan pesan mengajaknya makan siang

"Apa dia membatalkan kepergiannya karena aku mengajaknya makan siang?" gumam Arra penasaran lalu berjalan masuk ke kamar tamu yang di tunjukan Irhas.

Tidak di sangka Arra tertidur dan baru bangun saat hari sudah gelap, Ponselnya berdering beberapa kali. Terlihat nama Irhas di layarnya

"Ya" jawab Arra lalu duduk dan bersandar di kepala tempat tidur

"Kamu sudah bangun?"

"Em.. iya, mungkin aku aku tidak akan bangun jika kamu tidak menelponku" jawab Arra sambil merapikan rambutnya

"Oh maaf sudah mengganggu tidurmu, tapi ini hampir jam 07.00 sudah hampir waktunya makan malam" kata Irhas lembut "Naiklah ke lantai atas, ada kamar di ujung sebelah kiri. Kamu bisa membersihkan diri dan mandi, ada pakaian wanita yang bisa kamu pakai setelah itu kita baru makan malam" lanjutnya seperti biasa tidak suka di bantah

Sepertinya Arra juga mulai terbiasa dengan setiap perlakuan Irhas dan menurutinya begitu saja, saat Arra keluar dari kamar tamu dia baru sadar bahwa hari sudah gelap. Semua lampu menyala terang dan terlihat dengan sangat jelas kemewahan rumah itu.

Berjalan naik ke lantai atas Arra mengamati sekitar, sepertinya tidak ada orang lain di situ selain dirinya. Lalu masuk ke dalam kamar yang di tunjukkan

"Ehm… apa ini kamar utama? Besar sekali" gumam Arra dan menuju ruang ganti setelah memastikan benar-benar ada pakaian ganti untuk dia pakai Arra mengambilnya dan masuk ke dalam kamar mandi

Sebenarnya Arra bukan tipe orang yang akan mandi dengan waktu yang lama, tapi saat dia masuk dan mencium aroma terapi dia mengurungkan niat untuk mandi dengan cara kilat. Dia memutuskan untuk berendam.

Terdengar dering pesan di ponsel Arra membuatnya tersadar

'Kamu belum selesai? Jangan berendam terlalu lama, ini sudah malam kamu bisa terkena flu'

Setelah membaca pesan itu Arra langsung keluar dari bathtup dan membilas badannya di bawah shower. Keluar kamar mandi dengan pakaian lengkap Arra melihat meja rias kecil dengan perlengkapan make up wanita

"Apa ada wanita yang tinggal disini?" pikir Arra dia menurungkan niat untuk duduk di situ.

Saat Arra keluar dari kamar dia mencium wangi masakan, perutnya sudha tidak bisa terkontrol lagi langsung mencari sumber wangi makanan tersebut.

Terlihat Irhas yang sibuk pisau memotong bawang bombai dan sesekali membalik daging yang tengah dia panggang.

"Kamu memasak sendiri? Butuh bantuan?" tanya Arra mendekat, Arra terlihat polos dengan wajah tanpa riasan. Pipinya alami merona dan Bibirnya juga merah alami membuat Irhas perpanah sejenak lalu tersenyum

"Kamu sudah selesai?��

"Ya, aku meminjam baju ini. Apa tidak apa-apa?" kata Arra sambil menunjuk jumpsuit lengan pendek dengan celana sebatas lutut, terlihat santai tapi menawan

"Tidak apa-apa, itu untukmu"

"Oh" respon Arra canggung "Apa tidak ada orang lain selain kita yang tinggal disini?"

"Tidak" jawab Irhas singkat "Aku tinggal sendiri, para pembantu akan datang pagi hari dan pulang setelah menyelesaikan pekerjaannya" jelasnya

"Kenapa tidak menyuruh mereka tinggal, jadi kamu tidak sendirian"

"Aku tinggal di apartemen, ingat?" ucap Irhas sambil membawa makanan ke meja makan "Ayo, makanan sudah siap"

"Iya" sahut Arra lalu duduk